Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Safari Lebaran Prabowo dan Makna di Baliknya...

Kompas.com - 09/05/2022, 10:12 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

Pada foto keterangan yang diterima wartawan, Prabowo terlihat mengenakan pakaian atasan putih dan celana hitam.

Sementara itu, Sultan Yogya dan GKR Hemas mengenakan busana batik.

Prabowo mengatakan, tidak ada pembicaraan politik terkait pertemuan dirinya dengan Sultan. Sultan juga bernada sama dengan Prabowo.

Sultan menyampaikan bahwa pertemuannya dengan Prabowo yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan RI itu hanya sebatas silaturahmi Lebaran.

"Saya terima kasih kepada Pak Prabowo karena berkenan berkunjung ke Yogyakarta. Tidak ada pembicaraan politik, kami hanya silaturahim," pungkas Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu.

Nuansa politik

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai, silaturahim Prabowo kental nuansa politik.

"Silaturahmi Lebaran Prabowo tampak mengandung nuansa politik dan motif kepentingan yang sangat kental," kata Umam, Jumat (6/5/2022).

Menurut Umam, pihak-pihak yang dikunjungi oleh Prabowo adalah simpul-simpul kekuatan politik besar, baik di level elite partai politik maupun tokoh yang berpengaruh secara sosial dan agama di akar rumput.

Baca juga: Saat Prabowo Bercerita Pernah Jadi Tukang Pijat Gus Dur...

Contohnya, Jokowi dan Megawati yang merupakan simpul kekuatan besar dari sisi kekuasaan dan partai politik penguasa.

"Simpul ini sangat bermanfaat dan menentukan untuk ia gunakan sebagai instrumen politik guna mematangkan basis koalisi PDI-P-Gerindra, sebagai jangkar pengusung Prabowo-Puan," kata Umam.

Selain itu, Prabowo dinilai ingin mendekati tokoh yang punya pengaruh sosial-agama, khususnya yang memiliki akar nahdliyin yang kuat.

Menurut Umam, hal itu berkaca dari silaturahmi Prabowo dengan kiai-kiai besar, termasuk mendatangi makam Presiden keempat Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

"Langkah ini bagian dari strategi politik Prabowo untuk cuci tangan dari catatan politik Pilpres 2014, Pilkada DKI Jakarta 2017, dan Pilpres 2019, di mana timnya dinilai cukup intens menggunakan strategi eksploitasi politik identitas," ujar Umam.

Sementara itu, Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, tidak ada pembahasan soal politik terkait Pemilu ataupun Pilpres 2024 dalam pertemuan Megawati dan Prabowo.

"Terkait dengan 2024, tidak ada pembahasan terkait dengan hal tersebut, karena kan momentumnya momentum untuk Idul Fitri," kata Hasto, seusai pertemuan, Senin pekan lalu.

Baca juga: Silaturahmi Lebaran, Prabowo Temui Habib Luthfi di Pekalongan

Hasto mengungkapkan, perbincangan berlangsung akrab dan kekeluargaan. Megawati menyediakan sejumlah menu khas Lebaran seperti ketupat dan opor kepada Prabowo dan para tamu.

"Ibu (Megawati) mempersilakan Pak Prabowo untuk menikmati makanan yang disediakan, ada ketupat, sayur dan berbagai makanan dalam Idul Fitri,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com