Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati yang Kini Gemar Lontarkan Sentilan, dari Antrean Minyak Goreng sampai Kenaikan Harga

Kompas.com - 22/04/2022, 10:56 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

"Udah tegas-tegas dikatakan oleh presiden tidak ada penundaan. Kurang apalagi? Tapi itu kan permainan politik," kata Megawati.

Megawati pun menegaskan bahwa dirinya tidak ingin Pemilu 2024 ditunda. Pemilu, kata dia, harus berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

"Saya tegas mengatakan sebagai ketua partai. No! Tak ada penundaan (pemilu) sama sekali. Tetap berjalan dengan apa adanya," ujar dia.

Baca juga: Geramnya PDI-P soal Isu Pemilu Ditunda: Jokowi Tegur Menteri hingga Mega Lantang Bersuara

Presiden kelima RI itu menyampaikan, pemerintah saat ini harus fokus untuk menangani pemulihan situasi yang terdampak pandemi Covid-19.

Dia khawatir penundaan pemilu bakal mengganggu agenda pemerintah yang lebih besar, yakni menyejahterakan rakyat.

Lingkar kekuasaan

Melihat sikap Megawati, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, Mega jemawa karena tengah berada di lingkaran kekuasaan. Oleh karenanya, tak heran jika dia kerap menyinggung persoalan rakyat kecil di tanah air.

"Maka tidak mengherankan kalau kemudian Megawati berani menyinggung rakyat kecil dalam konteks wong cilik, sementara wong cilik itu adalah basis suara terbesar dari PDI-P," kata Dedi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (21/4/2022).

Dedi pun menyayangkan sikap Megawati yang beberapa kali menyentil rakyat kecil. Apalagi, menurut dia, Mega merupakan pimpinan parpol yang mengeklaim sebagai partai "wong cilik" atau rakyat kecil.

Baca juga: SMRC: PDI-P Cenderung Akan Koalisi dengan NU untuk Pilpres 2024

Menurut Dedi, Megawati seolah melupakan perjuangan partainya yang mengedepankan kepentingan rakyat kecil itu.

"Dalam hal ini, Megawati saya kira melupakan perjuangan PDI-P di periode pemerintahan sebelumnya," ucap Dedi.

Kendati demikian, ia memaklumi sikap Megawati. Sebab, menurut dia, politikus cenderung bersikap dinamis, termasuk ketika berada di lingkaran kekuasaan.

Sementara, Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo, menilai, tidak ada yang salah dari pernyataan Megawati soal paradoks antrean minyak goreng dan ibu-ibu yang membeli baju baru. Sebab, dalam pernyataannya, Mega meminta BRIN untuk meriset fenomena itu.

Namun demikian, menurur Kunto, pernyataan itu disalahartikan karena tak disertai dengan pemaparan data-data ilmiah.

"Dan apakah ini cerminan Bu Megawati ingin show off, menurut saya enggak," kata Kunto kepada Kompas.com, Jumat (22/4/2022).

Baca juga: Perintah Jokowi Usut Tuntas Mafia, Akui Ada Permainan di Balik Mahalnya Minyak Goreng

Menurut Kunto, sebagai seorang senior politik, Megawati ingin dianggap sebagai begawan yang bijaksana dengan menyoroti berbagai fenomena terkini.

Namun, karena dibesarkan dengan budaya Jawa, pernyataan Mega lebih banyak berupa sindiran. Bagi Kunto, sentilan Megawati sebenarnya tak selalu berupa kritik.

"Tetapi apakah kritik ini ke masyarakat, atau kritiknya ke pemerintah, atau kritiknya ke peneliti-peneliti yang ada di BRIN, menurut saya kita harus secara hati-hati menginterpretasi ucapan beliau," tutur dosen Universitas Padjajaran itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com