Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Dugaan Aksi Sang Mafia Minyak Goreng

Kompas.com - 04/04/2022, 07:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ANTREAN minyak goreng masih terus terjadi karena perbedaan harga yang sangat tinggi. Presiden Joko Widodo akhirnya mengumumkan Bantuan Langsung Tunai Rp 100.000/bulan selama tiga bulan.

Meski luka tampaknya belum terobati tuntas, karena dugaan mafia masih berkeliaran di luar sana. Program AIMAN di Kompas TV membongkarnya!

Mafia tentu bukan sendiri, ada jaringan yang diduga bekerja. Aksinya nyata, karena bisa dilihat dari sebab dan akibat yang ada.

Setidaknya Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi telah mengungkapkan tiga aksi mafia yang dikatakannya sebagai manusia jahat dan rakus!

"Dengan permohonan maaf, Kemendag tidak dapat mengontrol karena ini sifat manusia yang rakus dan jahat," katanya pada Kamis (17/3/2022) lalu.

Bahkan, Menteri Lutfi sesumbar akan mengumumkan sang mafia pada Senin 4 hari setelahnya!

"Saya, kita pemerintah, tidak pernah mengalah apalagi kalah dengan mafia. Saya akan pastikan mereka ditangkap dan calon tersangkanya akan diumumkan hari Senin," ujarnya.

Data-data pun diserahkan ke Bareskrim Polri. Meski sudah tiga kali Hari Senin, sang mafia tetap saja berkeliaran, dan tak kunjung diumumkan. Alasannya karena penegak hukum menganggap belum ada cukup bukti.

Apa pun terkait perjalanan penyelidikan hukumnya, setidaknya ada tiga modus yang sempat diungkapkan Menteri Lutfi dari dugaan mafia minyak goreng ini!

Modus mafia versi Mendag

Pertama, mafia melarikan minyak goreng curah (yang harganya murah) subsidi ke industri menengah ke atas.

Kedua, minyak goreng curah dikemas ulang menjadi minyak goreng kemasan (premium). Ketiga, minyak goreng curah subsidi dilarikan ke luar negeri.

Alhasil minyak goreng curah, pasokannya turun drastis!

Yang kita lihat, antrean terlihat di mana-mana hampir di seluruh pelosok negeri. Saya pun menghampiri sejumlah antrean, di antaranya di Jakarta Utara.

Miris melihat mereka antre, sejak subuh hingga maksimal pukul 9 pagi. Mereka berupaya mendapatkan minyak goreng seharga Rp 15.500/kg. Maksimal mereka hanya bisa mendapatkan 17 kilogram saja.

Untung yang mereka dapatkan hanya sekitar 1.500 per kilogram. Jadi antre tiga jam, hanya mendapat untung tidak sampai Rp 30.000.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com