Megawati mengatakan, UUD merupakan sumber segala perundangan. Oleh karenanya, pembuatan UU harus selalu mengacu pada konstitusi.
"UUD 1945 itu di situ katanya sumber segala perundangan, tapi terus di bawahnya seperti kayak tidak berhubungan atau kurang berhubungan menurut saya," ujarnya.
Megawati juga sempat menyindir adanya pihak-pihak tertentu yang mencari untung di tengah situasi pandemi Covid-19.
Bahkan, ia mengibaratkan pihak-pihak tersebut sebagai kelompok politik yang mencoba memancing di air keruh.
"Ada juga suatu kelompok kepentingan yang bertindak bagaikan benalu yang menginduk pada inangnya atas nama pandemi, mereka masih mencari keuntungan materi," kata Megawati, Senin (10/1/2022).
Baca juga: Megawati Sindir Ada Pihak yang Cari Keuntungan di Tengah Pandemi
Kendati demikian, Megawati tak menyebut siapa pihak yang ia maksud. Hanya saja, dia mengaku heran.
Sebab, dalam situasi pandemi seperti saat ini, seharusnya dapat menjadi momentum yang membuat para pemimpin dan rakyat bersatu.
Megawati pernah mengatakan dirinya sedih melihat Presiden Jokowi kerap dihina, padahal telah banyak bekerja untuk rakyat Indonesia. Dia bahkan mengaku sampai menangis.
"Coba lihat Pak Jokowi. Saya suka nangis lho, beliau itu sampai kurus. Kurus kenapa? Mikir kita, mikir rakyat. Masa masih ada yang mengatakan Jokowi kodoklah," kata Megawati dikutip dari siaran pers, Rabu (18/8/2021).
Menurut Megawati, kritik semestinya disampaikan secara konstruktif dan solutif. Ia menyebut, orang-orang yang mengkritik Jokowi sebaiknya bertemu langsung dengan presiden.
"Orang (penhina Jokowi) itu benar-benar tidak punya moral. Pengecut, saya bilang," kata dia.
Tak hanya pemerintah pusat, Megawati juga pernah menyentil pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan menyebut kondisi ibu kota amburadul.
Baca juga: Megawati: Saya Suka Nangis, Masih Ada yang Mengatakan Jokowi Kodoklah...
Padahal, menurut Mega, DKI Jakarta semestinya bisa menjadi "kota mahasiswa" atau "city of intellect" jika ditata dengan baik.
"Saya bilang Jakarta ini menjadi amburadul. Karena apa, ini tadi seharusnya city of intellect ini dapat dilakukan tata kotanya, masterplan-nya, dan lain sebagainya," ujar Mega saat menerima penghargaan "City of Intellect" dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Selasa (10/11/2020).
Oleh karenanya, Mega berharap tujuan penataan DKI Jakarta dirumuskan secara jelas dengan melibatkan para akademisi.
Sering melontarkan pernyataan kontroversial, Megawati sadar bahwa banyak orang tak suka dengan dirinya.
Ia pun mengaku sering mendapatkan perundungan atas sikap dan pemikirannya. Namun begitu, Mega mengaku tak terlalu peduli.
"Saya sering di-bully. Banyak orang tidak suka sama saya, enggak apa-apa," kata Mega dalam pidatonya, Selasa (10/11/2020).
Baca juga: Megawati: Saya Dukung Pak Jokowi, Mau Di-bully 1.000 Kali, Enggak Takut Saya
Menurut Mega, apa yang dilakukannya selama ini semata-mata demi kebaikan bangsa. Dia ingin Indonesia menjadi negara maju.
"Karena saya punya tujuan, semua bagi bangsa dan negara, bahwa negara ini harus maju. Lebih maju daripada negara-negara lain. Apakah bisa atau tidak bisa, saya bilang sangat bisa," ucap dia.
Megawati berulang kali menyinggung Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dalam pidato-pidatonya. Dia berkali-kali mengatakan bahwa Sumbar kini berbeda.
Saat berpidato di hadapan pasangan calon Pilkada 2020, Rabu (2/9/2020), Mega mengaku heran karena rakyat Sumbar hingga belum sepenuhnya mau menerima PDI-P.
Baca juga: Tegaskan Pemilu 2024 Sesuai Jadwal, Puan: Kita Jalankan Sebaik-baiknya