Mengutip gagasan dari seorang akademisi sekaligus aktivis perempuan dan lingkungan, Vandhana Shiva (2009) dalam papernya yang berjudul ‘Women and the Gendered Politics of Food’ memaparkan, kapitalisme global atas pangan memindahkan makanan dari tangan perempuan ke perusahaan.
Pemindahan tersebut tidak terjadi melalui paksaan, namun melalui pendekatan rasionalisasi.
Sebelum ledakan minyak sawit di pasaran, para perempuan dapat mengolah makanan dengan beragam cara olahan berdasarkan kultur mereka.
Selain itu, situasi ini diperburuk munculnya olahan makanan dari pabrik dengan beragam jenis yang bisa dimasak dengan menggoreng, padahal sebetulnya secara kesehatan tidak dianjurkan.
Kelangkaan minyak goreng di pasaran memiliki implikasi berlapis dalam struktur ekonomi di Indonesia, karena hampir sebagaian besar masyarakat menggantungkan proses mengolah makanan yang tidak bisa dilepaskan dari teknik penggorengan.
Selain itu, persoalan ini sekaligus menguak bahwa praktik domestifikasi perempuan tetap langgeng dan belum sepenuhnya terselesaikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.