JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri RI (Kemenlu RI) mengungkapkan, upaya yang dilakukan untuk mengevakuasi sembilan warga negara Indonesia (WNI) dari Chernihiv, Ukraina, sangat tidak mudah.
Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Judha Nugraha mengungkapkan, diperlukan waktu selama 22 hari sejak serangan awal Rusia ke Ukraina pada tanggal 24 Februari lalu, hingga akhirnya proses evakuasi awal bisa dilakukan.
Situasi Chernihiv yang masih menjadi salah satu pusat pertempuran antara militer Ukraina dan Rusia menjadi penghalang utama dalam proses evakuasi sembilan WNI tersebut.
Baca juga: Komunikasi Sempat Terputus, Kemlu Pastikan 9 WNI di Chernihiv dalam Kondisi Aman
"Prioritas tetap keselamatan WNI. Oleh karena itu diperlukan waktu menunggu untuk mendapatkan window yang aman. Proses evakuasi memerlukan waktu lama sejak tanggal 24 Februari, maka perlu 22 hari untuk mencari kesempatan awak untuk pergerakan evakuasi," ujar Judha dalam press briefing evakuasi WNI yang dilakukan secara daring, Jumat (18/3/2022).
Judha menjelaskan, sebenarnya, berdasarkan rencana kontigensi, ketika Rusia menggempur Ukraina, WNI diminta untuk berkumpul ke KBRI di Kyiv. Namun demikian, sembilan WNI di Chernihiv tidak bisa menjangkau Kyiv dan terjebak di pabrik plastik tempat mereka bekerja.
Sejak saat itu, tim evakuasi dari KBRI Kyiv dan Kemenlu terus menyiapkan berbagai skenario untuk bisa menjemput kesembilan WNI tersebut.
"Memang prioritas utama adalah keselamatan teman-teman semua. Itu menjadi patokan utama ktia ketika melakukan pergerakan evakuasi. Tidak akan dilakukan ketika situasi tidak aman," ujar Judha.
Ia pun menjelaskan, tim evakuasi telah melakukan beberapa upaya evakuasi awal sebelum akhirnya eksekusi berhasil dilakukan, namun gagal lantaran situasi yang tidak kondusif.
Hingga akhirnya pada 14 Maret 2022, sembilan WNI di Chernihiv berhasil di jemput dari pabrik ke safehouse, yakni bunker di pusat kota.
Dari safehouse, rencananya WNI langsung akan diberangkatkan ke Kyiv, namun sempat tertahan lantaran terdapat curfew atau jam malam di Ibu Kota Ukraina tersebut.
"Curfew baru akan dicabut 17 Maret. Ketika dicabut 17 Maret, pagi hari pukul 09.00 berangkat dari Chernihiv ke Kyiv, kemudian jam 14.20 teman-teman tiba di Kyiv," kata Judha.
Dari Kyiv, sembilan WNI dan tim evakuasi berangkat ke Lviv dan tiba pada 18 Maret pukul 00.20.
Rombongan kemudian berangkat dari Lviv menuju perbatasan pada pukul 11.00 waktu setempat menuju ke perbatasan Ukraina dan Polandia.
"Dan beberapa menit yang lalu sudah bisa melewati perbatasan di Polandia, Alhamdulillah sudah tiba di zona aman di Polandia," kata Judha.
Baca juga: Menlu: 9 WNI yang Tertahan di Chernihiv Berhasil Keluar dari Ukraina
Adapun salah satu WNI yang berhasil dievakuasi, Iskandar, mengatakan, dirinya sempat merasa frustasi selama tertahan di bunker pabrik tempat ia bekerja.
Pasalnya, suara bom tak henti terdengar dari tempat ia berlindung tersebut.
Ia mengatakan, kondisi terakhir di Chernihiv dalam empat hari terakhir cukup mencekam.
"Luar biasa empat hari terakhir betul-betul gawat. Listrik enggak ada, air enggak ada, ditambah kemarin kami pulang dapat kabar pabrik kami sudah kena bom di bagian belakang. Yang sebelumnya jadi tempat sembunyi itu sudah kena bom. Jadi Alhamdulillah, terima kasih, mungkin sudah ditakdirkan kalau kita itu keluar sehingga terhindar dari musibah itu," ujar Iskandar.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.