Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/03/2022, 21:52 WIB
Mutia Fauzia,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri RI (Kemenlu RI) mengungkapkan, upaya yang dilakukan untuk mengevakuasi sembilan warga negara Indonesia (WNI) dari Chernihiv, Ukraina, sangat tidak mudah.

Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Judha Nugraha mengungkapkan, diperlukan waktu selama 22 hari sejak serangan awal Rusia ke Ukraina pada tanggal 24 Februari lalu, hingga akhirnya proses evakuasi awal bisa dilakukan.

Situasi Chernihiv yang masih menjadi salah satu pusat pertempuran antara militer Ukraina dan Rusia menjadi penghalang utama dalam proses evakuasi sembilan WNI tersebut.

Baca juga: Komunikasi Sempat Terputus, Kemlu Pastikan 9 WNI di Chernihiv dalam Kondisi Aman

"Prioritas tetap keselamatan WNI. Oleh karena itu diperlukan waktu menunggu untuk mendapatkan window yang aman. Proses evakuasi memerlukan waktu lama sejak tanggal 24 Februari, maka perlu 22 hari untuk mencari kesempatan awak untuk pergerakan evakuasi," ujar Judha dalam press briefing evakuasi WNI yang dilakukan secara daring, Jumat (18/3/2022).

Judha menjelaskan, sebenarnya, berdasarkan rencana kontigensi, ketika Rusia menggempur Ukraina, WNI diminta untuk berkumpul ke KBRI di Kyiv. Namun demikian, sembilan WNI di Chernihiv tidak bisa menjangkau Kyiv dan terjebak di pabrik plastik tempat mereka bekerja.

Sejak saat itu, tim evakuasi dari KBRI Kyiv dan Kemenlu terus menyiapkan berbagai skenario untuk bisa menjemput kesembilan WNI tersebut.

"Memang prioritas utama adalah keselamatan teman-teman semua. Itu menjadi patokan utama ktia ketika melakukan pergerakan evakuasi. Tidak akan dilakukan ketika situasi tidak aman," ujar Judha.

Ia pun menjelaskan, tim evakuasi telah melakukan beberapa upaya evakuasi awal sebelum akhirnya eksekusi berhasil dilakukan, namun gagal lantaran situasi yang tidak kondusif.

Hingga akhirnya pada 14 Maret 2022, sembilan WNI di Chernihiv berhasil di jemput dari pabrik ke safehouse, yakni bunker di pusat kota.

Dari safehouse, rencananya WNI langsung akan diberangkatkan ke Kyiv, namun sempat tertahan lantaran terdapat curfew atau jam malam di Ibu Kota Ukraina tersebut.

"Curfew baru akan dicabut 17 Maret. Ketika dicabut 17 Maret, pagi hari pukul 09.00 berangkat dari Chernihiv ke Kyiv, kemudian jam 14.20 teman-teman tiba di Kyiv," kata Judha.

Dari Kyiv, sembilan WNI dan tim evakuasi berangkat ke Lviv dan tiba pada 18 Maret pukul 00.20.

Rombongan kemudian berangkat dari Lviv menuju perbatasan pada pukul 11.00 waktu setempat menuju ke perbatasan Ukraina dan Polandia.

"Dan beberapa menit yang lalu sudah bisa melewati perbatasan di Polandia, Alhamdulillah sudah tiba di zona aman di Polandia," kata Judha.

Baca juga: Menlu: 9 WNI yang Tertahan di Chernihiv Berhasil Keluar dari Ukraina

Adapun salah satu WNI yang berhasil dievakuasi, Iskandar, mengatakan, dirinya sempat merasa frustasi selama tertahan di bunker pabrik tempat ia bekerja.

Pasalnya, suara bom tak henti terdengar dari tempat ia berlindung tersebut.

Ia mengatakan, kondisi terakhir di Chernihiv dalam empat hari terakhir cukup mencekam.

"Luar biasa empat hari terakhir betul-betul gawat. Listrik enggak ada, air enggak ada, ditambah kemarin kami pulang dapat kabar pabrik kami sudah kena bom di bagian belakang. Yang sebelumnya jadi tempat sembunyi itu sudah kena bom. Jadi Alhamdulillah, terima kasih, mungkin sudah ditakdirkan kalau kita itu keluar sehingga terhindar dari musibah itu," ujar Iskandar.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Tanggal 4 Oktober Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Oktober Memperingati Hari Apa?

Nasional
Eks Jubir KPK Sebut Tak Dicecar soal Dugaan Perusakan Barbuk Kasus Dugaan Korupsi di Kementan

Eks Jubir KPK Sebut Tak Dicecar soal Dugaan Perusakan Barbuk Kasus Dugaan Korupsi di Kementan

Nasional
Sebaran Dukungan 3 Bakal Capres di 5 Provinsi Terbesar, Hasil Survei LSI Denny JA

Sebaran Dukungan 3 Bakal Capres di 5 Provinsi Terbesar, Hasil Survei LSI Denny JA

Nasional
Wakili Jokowi di HUT PSMTI, Moeldoko: Pembangunan yang Dirintis Jokowi Harus Berlanjut

Wakili Jokowi di HUT PSMTI, Moeldoko: Pembangunan yang Dirintis Jokowi Harus Berlanjut

Nasional
Amanda Manopo Dicecar 34 Pertanyaan Terkait Dugaan Promosikan Situs Judi 'Online'

Amanda Manopo Dicecar 34 Pertanyaan Terkait Dugaan Promosikan Situs Judi "Online"

Nasional
Diduga Promosikan Situs Judi 'Online', Amanda Manopo: Hanya Kesalahpahaman

Diduga Promosikan Situs Judi "Online", Amanda Manopo: Hanya Kesalahpahaman

Nasional
Dukungan untuk Prabowo, Ganjar, dan Anies dari Sisi Ekonomi dan Pendidikan Hasil Survei LSI Denny JA

Dukungan untuk Prabowo, Ganjar, dan Anies dari Sisi Ekonomi dan Pendidikan Hasil Survei LSI Denny JA

Nasional
Setahun Tragedi Kanjuruhan, Komnas HAM Soroti Proses Hukum Eks Dirut PT LIB yang Mandek

Setahun Tragedi Kanjuruhan, Komnas HAM Soroti Proses Hukum Eks Dirut PT LIB yang Mandek

Nasional
Sering Ditanya Dukungan Politik, Rais Aam PBNU: Tunggu Komando, Jangan Buka Lapak Sendiri

Sering Ditanya Dukungan Politik, Rais Aam PBNU: Tunggu Komando, Jangan Buka Lapak Sendiri

Nasional
KSP: Pembentukan Angkatan Siber TNI, Mau Tak Mau Harus Bicara Politik Anggaran Juga

KSP: Pembentukan Angkatan Siber TNI, Mau Tak Mau Harus Bicara Politik Anggaran Juga

Nasional
Selebgram Angela Lee Diperiksa Polri Terkait TPPU Sindikat Narkoba Fredy Pratama

Selebgram Angela Lee Diperiksa Polri Terkait TPPU Sindikat Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Kasus BTS 4G, Kejagung Siapkan Upaya Paksa untuk Panggil Staf Anggota Komisi I dan Perwakilan BPK

Kasus BTS 4G, Kejagung Siapkan Upaya Paksa untuk Panggil Staf Anggota Komisi I dan Perwakilan BPK

Nasional
Perbaikan 41 Kapal Perang TNI AL, KSAL: Tak Ada Target Selesai, Sesuaikan Kemampuan Galangan Kapal

Perbaikan 41 Kapal Perang TNI AL, KSAL: Tak Ada Target Selesai, Sesuaikan Kemampuan Galangan Kapal

Nasional
Saksi Sebut Istri Rafael Alun Hanya ke Kantor Saat Ada Acara

Saksi Sebut Istri Rafael Alun Hanya ke Kantor Saat Ada Acara

Nasional
KPK Duga Dokumen Terkait Dugaan Korupsi di Kementan Disobek dan Dihancurkan

KPK Duga Dokumen Terkait Dugaan Korupsi di Kementan Disobek dan Dihancurkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com