Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Covid-19 Terkini, Benarkah Indonesia Sudah Dekati Puncak Pandemi Gelombang Omicron?

Kompas.com - 18/02/2022, 05:46 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron masih terjadi di Indonesia.

Tak hanya penambahan kasus harian yang melonjak tajam, angka kematian dan kasus aktif juga naik drastis.

Melihat situasi ini, Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes (Kementerian Kesehatan) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, Indonesia sudah mendekati puncak pandemi gelombang ketiga.

Baca juga: UPDATE 17 Februari: Ada 469.868 Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia

Hal ini terlihat dari penurunan kasus Covid-19 di DKI Jakarta dalam beberapa hari terakhir. Namun demikian, Kemenkes memperkirakan, dalam empat pekan ke depan lonjakan kasus Covid-19 akan terjadi di luar Jawa-Bali.

"Kami perkirakan karena 60-70 persen kasus konfirmasi itu dari DKI dan DKI ada tren penurunan seluruh wilayah DKI, maka kemungkinan kita sudah mendekati puncak kasus Omicron ini," kata Nadia dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (16/2/2022).

Sebelumnya, Nadia sempat memprediksi bahwa pandemi gelombang kedua mencapai puncaknya pada awal Maret 2022.

Ia juga memperkirakan, peningkatan kasus Covid-19 akibat Omicron akan melebihi puncak lonjakan kasus Delta pada Juli 2021.

"Kita akan melihat tren peningkatan sampai kita prediksi bahwa di akhir Februari atau di awal Maret 2022 ini merupakan puncak kasus Omicron yang bisa diprediksi itu 3 kali sampai dengan 6 kali lebih tinggi daripada variasi Delta," kata Nadia, Kamis (10/2/2022).

Baca juga: UPDATE: Sebaran 63.956 Kasus Baru Covid-19, Terbanyak Jawa Barat 16.251 Kasus

Lantas, bagaimana situasi pandemi di Indonesia saat ini? Benarkah RI mendekati puncak gelombang ketiga?

Tren Covid-19

Kasus Covid-19 harian sebulan ini melonjak drastis. Bahkan, dua hari terakhir angkanya menembus 60.000 kasus dalam sehari.

Angka itu melewati puncak kasus harian gelombang Delta pada 15 Juli 2021 yang mencapai 56.757 kasus dalam sehari.

Menurut Data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 terbaru, bertambah 64.718 kasus Covid-19 pada Kamis (17/2/2022). Dengan penambahan tersebut, total ada 4.966.046 kasus virus corona di Indonesia dihitung sejak kasus pertama diumumkan, 2 Maret 2020.

Penambahan kasus Covid-19 harian tertinggi umumnya dicatatkan oleh wilayah Pulau Jawa. Sebelumnya, DKI Jakarta selalu mencatatkan kasus Covid-19 harian terbesar.

Namun, dalam beberapa hari terakhir, tren tersebut bergeser ke Jawa Barat. Jabar tidak hanya mencatatkan kasus Covid-19 terbanyak, tetapi juga kasus aktif tertinggi.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya telah mengatakan, DKI sudah mulai melewati puncak penularan Omicron.

Baca juga: Kemenkes: BOR Rumah Sakit 36 Persen, Tempat Perawatan Pasien Covid-19 Masih Memadai

Akan tetapi, di saat yang sama, Jawa Barat, DIY, dan Jawa Timur justru mengalami kenaikan kasus Covid-19 akibat varian baru tersebut.

"DKI Jakarta mulai melewati puncaknya (penularan Omicron), baik kasus harian, kasus aktif maupun rawat inap mulai mengalami penurunan," kata Luhut dalam konferensi pers daring, Senin (14/2/2022).

"Sementara itu, DIY, Jawa Timur, Jawa Barat (penularan Omicron) meningkat. Tetapi, masih berada di bawah puncak penularan varian Delta," lanjutnya.

Berikut tren Covid-19 di DKI dan Jawa Barat dalam seminggu terakhir merujuk data Satgas Penanganan Covid-19:

Baca juga: Sebanyak 429 Perawat Positif Covid-19 Selama Lonjakan Kasus Omicron

11 Februari 2022
Total kasus Covid-19 harian: 40.489
DKI Jakarta: 10.707
Jawa Barat: 8.945

Total kasus aktif Covid-19: 312.808
DKI Jakarta: 91.232
Jawa Barat: 89.379

12 Februari 2022
Total kasus Covid-19 harian: 55.209
DKI Jakarta: 12.417
Jawa Barat: 14.106

Total kasus aktif: 335.340
DKI Jakarta: 79.720
Jawa Barat: 101.663

13 Februari 2022
Total kasus Covid-19 harian: 44.526
DKI Jakarta: 10.172
Jawa Barat: 10.050

Total kasus aktif: 352.839
DKI Jakarta: 73.507
Jawa Barat: 110.463

Baca juga: Cegah Penularan Omicron, IDI Sarankan Masyarakat Gunakan Masker N95 dan KN95

14 Februari 2022
Total kasus Covid-19 harian: 36.501
DKI Jakarta: 10.275
Jawa Barat: 8.333

Total kasus aktif: 375.857
DKI Jakarta: 83.642
Jawa Barat: 116.698

15 Februari 2022
Total kasus Covid-19 harian: 57.049
DKI Jakarta: 9.482
Jawa Barat: 14.058

Total kasus aktif: 406.025
DKI Jakarta: 83.971
Jawa Barat: 125.006

Baca juga: Kemenkes: Kita Mendekati Puncak Gelombang Covid-19 dari Varian Omicron

16 Februari 2022
Total kasus Covid-19 harian: 64.718
DKI Jakarta: 12.388
Jawa Barat: 15.196

Total kasus aktif: 445.190
DKI Jakarta: 91.396
Jawa Barat: 134.774

17 Februari 2022
Total kasus Covid-19 harian: 63.956
DKI Jakarta: 8.977
Jawa Barat: 16.251

Total kasus aktif: 469.868
DKI Jakarta: 80.907
Jawa Barat: 147.882

Dekati pucak Omicron?

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman memprediksi, puncak pandemi gelombang kedua di Indonesia akan terjadi pada akhir Februari dengan masa kritis hingga pertengahan Maret.

Namun demikian, setiap daerah akan menunjukkan tren Covid-19 yang berbeda.

Baca juga: Gelombang Omicron Lampaui Puncak Delta, Airlangga: Masih Terkendali

Menurut Dicky, tidak mudah untuk menetapkan masa puncak gelombang pandemi di suatu daerah. Sebab, tren kasus Covid-19 bisa berubah-ubah.

"Setidaknya sampai akhir bulan ini, terutama di Jawa yang besar ini, ini yang akan berkontribusi pada puncak (pandemi)," kata Dicky kepada Kompas.com, Kamis (17/2/2022).

Meski pemerintah memprediksi bahwa wilayah penularan Covid-19 tertinggi akan bergeser, menurut Dicky, mayoritas kasus Covid-19 akan tetap dicatatkan daerah-daerah di Pulau Jawa.

Itu bukan berarti penularan virus corona di luar Jawa lebih kecil. Penularannya tetap tinggi, hanya saja kasusnya tidak banyak ditemukan karena angka pengetesan yang lebih sedikit ketimbang di Pulau Jawa.

Baca juga: Airlangga: Sekarang Episentrum Omicron di Jakarta, Dua-Tiga Minggu Lagi Bisa ke Luar Jawa

Oleh karenanya, Dicky mengingatkan pemerintah untuk lebih cermat dalam menganalisis perkembangan Covid-19 di semua daerah dan tidak terburu-buru menyatakan suatu wilayah telah melewati masa puncak Covid-19.

"Saya ingatkan, enggak mudah menetapkan masa puncak (pandemi) itu, harus hati-hati dan perlu banyak variabel yang dilihat dengan cermat dan komprehensif. Dan dalam analisis saya itu belum (melewati masa puncak pandemi)," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dengan Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dengan Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com