Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membaca Eskalasi Politik Puan Vs Ganjar, Rivalitas Menuju Pillpres 2024?

Kompas.com - 11/02/2022, 15:54 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hubungan antara Ketua DPR RI Puan Maharani dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo diduga kembali memanas.

Dugaan publik ini muncul setelah Puan menyindir sosok gubernur yang membuatnya kesal karena tak menyambutnya saat datang ke daerah.

Puan memang tak menyebut secara pasti sosok gubernur yang ia singgung. Namun, dugaan publik tertuju pada Ganjar.

Pasalnya, hubungan antara Puan dan Ganjar disebut-sebut renggang sejak beberapa waktu belakangan. Diduga ini berkaitan dengan persaingan keduanya menuju pemilu presiden 2024.

Baca juga: Puan Kesal Tak Disambut Gubernur, Pengamat: Tentu Tafsiran Publik Itu Ganjar...

Meski tak pernah menyampaikan secara gamblang, namun, sinyal keretakan hubungan dua politikus PDI-P itu nampaknya bukan sekali saja terjadi.

Kesal tak disambut gubernur

Peristiwa teranyar, Puan kesal karena ada gubernur yang tidak menyambutnya saat ia turun ke daerah.

Puan mengaku heran kenapa ada gubernur yang tak menyambutnya, padahal ia seorang ketua DPR. Menurut Puan, kehadirannya mestinya disambut dengan bangga oleh kader PDI-P lainnya.

"Begitu saya datang, enggak mau menyambut gitu loh. Saya jadi bingung. Kayak enggak semangat gitu. Padahal harusnya jadi kebanggaan loh, ada kebangaan, saya juga bangga kok datang sebagai Ketua DPR ke mana-mana," kata Puan, saat memberikan arahan dalam rapat koordinasi tiga pilar PDI-P di Manado, Rabu (9/2/2022).

Baca juga: Tanggapi Curhatan Puan, Mardani: Tugas Utama Kepala Daerah Layani Rakyat, Bukan Elite

Puan tidak menyebut nama gubernur yang dimaksud, namun ia membandingkan sikap gubernur itu dengan sikap kader-kader PDI-P di Sulawesi Utara yang menyambutnya.

"Kenapa saya datang ke Sulawesi Utara itu tiga pilar bisa jalan, jemput saya, ngurusin saya, secara positif ya," ucap Puan.

"Kenapa saya punya gubernur kok nggak bisa kaya begitu, justru yang ngurusin saya gubernur lain," lanjutnya.

Jika dilihat lebih jauh, hanya ada 5 gubernur di Indonesia yang berasal dari PDI-P. Mereka adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Bali I Wayan Koster, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, dan Gubernur Maluku Murad Ismail.

Terkait ini, Ketua DPC PDI-P Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan, jika pernyataan Puan tersebut ditujukan untuk daerah pemilihan, maka gubernur itu adalah Ganjar Pranowo.

Puan merupakan Ketua DPR RI dari Fraksi PDI-P Daerah Pemilihan (Dapil) V Jawa Tengah.

"Kalau daerahnya (pemilihan) Mbak Puan Dapil V, ya Gubernur Pak Ganjar, apa Khofifah ya tidak mungkinlah," kata Rudy dihubungi wartawan di Solo, Jawa Tengah, Kamis (10/2/2022) malam.

Baca juga: Puan Kesal Tak Disambut, Ini Daftar Gubernur dari PDI Perjuangan

Sementara, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai, kekesalan Puan jelas ditujukan kepada Ganjar.

Menurut Adi, publik dapat dengan mudah menebak hal itu karena selama ini ada anggapan bahwa Puan memiliki rivalitas dengan Ganjar menuju Pemilihan Presiden 2024.

Terlebih, baru beberapa waktu lalu Puan meresmikan Pasar Legi di Solo tanpa didampingi Ganjar yang sedang berada di Jakarta.

"Jadi publik menduga-duganya Puan sebenarnya ingin menyerang Ganjar, itu tafsiran publik, persisnya ya tentu hanya Mbak Puan dan Tuhan yang tahu siapa yang dimaksud," kata Adi, Kamis (10/2/2022).

Adi berpandangan, pernyataan Puan tersebut juga menambah keyakinan publik bahwa ia dan Ganjar memang berjarak secara politik.

Kemarahan Puan itu seolah semakin menegaskan bahwa hubungannya dengan Ganjar tidak baik-baik saja, apalagi pernyataan Puan disampaikan menggunakan bahasa yang cukup vulgar.

"Intinya ya secara tidak langsung kalau ditafsirkan, Puan ingin mengatakan Ganjar bukan siapa-siapa di PDI-P, kalau bahasa teman-teman PDI-P lain ya anak kos-kosan lah, cuma ngontrak," ujar dia.

Baca juga: 5 Sikap Kontroversial Puan: Matikan Mik sampai Kesal Tak Disambut Gubernur

Senada dengan Adi, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menduga, pernyataan Puan itu sengaja ditujukan ke Ganjar. Sebab, di internal PDI-P keduanya bersaing untuk pencapresan 2024.

Ujang menilai, hal ini kian memperlihatkan retaknya hubungan Puan dengan Ganjar, serta mempertegas persaingan antara keduanya.

Menurut dia, sangat mungkin Puan merasa tersaingi oleh Ganjar mengingat survei berbagai lembaga menunjukkan bahwa elektabilitas Gubernur Jateng itu jauh mengungguli Puan.

Padahal, Puan merupakan putri dari Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, yang tidak lain adalah partai yang menaungi Ganjar.

"(Hubungan Puan dengan Ganjar) sedang retak, bahkan patah. Karena Puan tak mau ada matahari kembar soal pencapresan di PDIP," kata Ujang kepada Kompas.com, Jumat (11/2/2022).

Tak diundang di acara PDI-P

Sinyal keretakan hubungan Puan dan Ganjar berawal pada Mei 2021 lalu. Saat itu, Ganjar tak diundang dalam sebuah acara rangkaian HUT PDI-P ke-48 yang digelar di Panti Marhaen Semarang.

Padahal, acara digelar secara daring dan luring. Acara tersebut dihadiri oleh Puan selaku Ketua DPP PDI-P.

Baca juga: Berencana Temui Ganjar dan Warga Wadas, Komnas HAM: Belum Dialog, Warga Masih Marah

Dalam rundown acara tertulis bahwa seluruh kepala dan wakil kepala daerah se-Jawa Tengah diundang, kecuali Ganjar.

Kala itu, Ganjar mengakui bahwa dirinya tidak datang di acara partainya karena tidak diundang.

"Saya tidak diundang (acara PDI-P)," kata Ganjar lewat pesan singkat, Minggu (23/5/2021).

Saat ditanya tentang kerenggangan hubungannya dengan Puan, Ganjar beberapa kali enggan berkomentar. Namun, ia kemudian buka suara.

Kala itu Ganjar membantah bahwa dirinya berseteru dengan Ketua DPR RI itu. Ia mengaku, hubungannya dengan putri Megawati itu baik-baik saja.

"Jadi begini teman-teman, saya mengikuti apa yang ada di medsos. Sungguh-sungguh itu tidak enak. Sungguh-sungguh saya tidak enak. Saya selalu hormat sama Mbak Puan, sangat-sangat hormat," kata Ganjar, Jumat (28/5/2021).

Baca juga: YLBHI Sebut Dialog antara Ganjar dan Warga Wadas Belum Pernah Terjadi

Namun demikian, masih terkait hal yang sama, Ketua DPD PDI-P Jawa Tengah Bambang Wuryanto mengatakan hal sebaliknya.

Bambang mengatakan, tidak diundangnya Ganjar di acara PDI-P adalah karena Gubetnur Jateng itu dinilai berambisi maju dalam Pilpres 2024.

"Tidak diundang! (Ganjar) wis kemajon (kelewatan). Yen kowe pinter, ojo keminter (Kalau kamu pintar, jangan sok merasa pintar)," kata Bambang, Sabtu (22/5/2021).

Pria yang akrab disapa Bambang Pacul itu juga mengaku telah memberi kode teguran kepada Ganjar, namun dia merasa tidak digubris.

"Wis tak kode sik, mok soyo mblandang, ya tak rodo atos (Sudah saya kode lebih dulu, kok makin keterlaluan, ya saya makin keras). Saya di-bully di medsos, ya bully saja. Saya tidak perlu jaga image saya," katanya.

Puan sindir sosok pemimpin cuma di medsos

Puan juga pernah menyinggung sosok pemimpin yang hanya muncul di media sosial.

Hal itu Puan sampaikan saat membuka acara Pameran Foto Esai Marhaen dan Foto Bangunan Cagar Budaya di Kantor DPD PDI-P Jawa Tengah, Panti Marhaen, Semarang, Sabtu (22/5/2021), acara yang tidak turut mengundang Ganjar.

Baca juga: Pemindahan Ibu Kota Negara di Mata Tokoh Politik Prabowo, Ganjar, Anies, Ridwan Kamil

Dalam kesempatan tersebut Puan menyinggung tentang pemimpin dan media sosial. Dia mengatakan, sosok pemimpin yang layak menjadi capres ialah orang yang bekerja di lapangan, bukan di media sosial.

“Pemimpin menurut saya, itu adalah pemimpin yang memang ada di lapangan dan bukan di sosmed (sosial media/media sosial),” kata Puan.

Meski demikian, Puan juga mengakui bahwa media sosial tetap diperlukan untuk mendukung perjuangan seorang pemimpin di zaman sekarang.

“Sosmed diperlukan, media perlu. Tapi bukan itu saja. Harus nyata kerja di lapangan,” ujarnya.

Sementara, Bambang pernah mengatakan, Ganjar memang tidak secara terang-terangan menyatakan keinginannya maju Pilpres.

Baca juga: Puan Curhat Tak Disambut Gubernur, Formappi: Masih Banyak Masalah yang Perlu Diseriusi

Namun, ia menyebut bahwa aktivitas Ganjar di media sosial yang semakin intens ditengarai sebagai upaya menaikkan elektabilitas. Bahkan Ganjar menjadi host di kanal YouTube-nya.

Padahal menurutnya, kader lain juga bisa melakukan manuver. Akan tetapi hal itu tidak dilakukan karena menunggu perintah Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

"Kalau dia menjawab, saya kan tidak mengatakan mau nyapres. Ya kalau bicaranya pada tingkat ranting partai, ya silakan. Tapi kalau dengan orang politik, ya pasti sudah paham arahnya ke mana," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Bersama TNI AL, Polisi dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Bersama TNI AL, Polisi dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Nasional
Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah Ke PSI, Berdampak Ke Perolehan Kursi DPRD

Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah Ke PSI, Berdampak Ke Perolehan Kursi DPRD

Nasional
Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Nasional
Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Nasional
Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Nasional
Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Nasional
Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Nasional
Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com