Pada gelombang kedua Covid-19 akibat varian Delta pertengahan tahun lalu, menurut Hermawan, rumah sakit mulai mengalami over kapasitas ketika kasus aktif mencapai angka 260.000.
Namun karena karena gejala Omicron tergolong lebih ringan daripada Delta, maka kasus aktif di atas 300.000 baru bisa dikategorikan mengkhawatirkan.
"Kemungkinan besar hemat kami, untuk kasus Omicron ini baru akan sangat mengkhawatirkan apabila kasus aktif lebih dari 300 ribu kasus aktif," kata Hermawan Saputra dalam program Sapa Indonesia Malam Kompas TV, akhir pekan lalu.
"Dan itu boleh terjadi akan terjadi dalam satu minggu ke depan, dengan laju kenaikan lebih dari 30 ribu kasus sehari," imbuhnya.
Baca juga: Pasien Covid-19 Semakin Melonjak, Wisma Atlet Akan Tambah Nakes
Sama seperti yang disampaikan Dicky terkait mitigasi, Hermawan mengatakan perlu ada intervensi yang signifikan untuk bisa melandaikan kurva peningkatan kasus Omicron. Jika tidak, akan sangat berdampak terhadap kemampuan fasilitas kesehatan.
"Jadi kalau satu minggu ke depan kita tidak melakukan upaya signifikan menuju flattening the curve atau pelandaian kurva, maka tentu saja kita pun akan mendapatkan kepayahan atau tekanan pada faskes kita," tegas Hermawan.
Angka keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19 yang terus merangkak naik hingga mulai banyaknya tenaga kesehatan (nakes) yang terpapar Covid-19 walau sudah mendapat booster, juga sudah menjadi warning.
Angka BOR per 7 Februari 2022 diketahui sudah mencapai 18.966. Sebanyak 15.262 terkonfirmasi Covid-19 dan sisanya masih berstatus probable.
Merujuk data terakhir Kementerian Kesehatan, 7 Februari 2022, DKI Jakarta, Bali, Banten, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta menjadi lima provinsi dengan tingkat keterisian BOR tertinggi. DKI menjadi provinsi dengan BOR paling tinggi, bahkan sudah mencapai 66 persen.
Di berbagai daerah, nakes yang terpapar Covid-19 kian pun semakin banyak.
Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mengatakan, jika jumlah kasus Covid-19 pada kelompok nakes kian meningkat, layanan rumah sakit juga akan ikut terdampak.
Padahal, dalam situasi seperti ini, layanan rumah sakit menjadi sangat krusial.
"Gelombang ini mulai mengancam nakes di rumah sakit. Kalau yang terinfeksi banyak dan mereka harus cuti, maka ketidaktersediaan nakes akan memengaruhi pelayanan," ujar Zubairi, dikutip dari akun Twitter-nya, @ProfesorZubairi, Senin (7/2/2022).
Baca juga: Jangan Ada Lagi Nakes Meninggal Dunia, PDGI: Waspadai Covid Gelombang Ketiga
Zubairi menjelaskan, ancaman pada nakes bisa menjadi masalah berat. Ia becermin dari kondisi di Inggris, di mana layanan rumah sakit nyaris kolaps akibat gelombang Omicron awal Januari lalu.
Bahkan, Kementerian Pertahanan Inggris harus mengerahkan tentaranya untuk mendukung rumah sakit di London.
Meski begitu, Kemenkes mengatakan jumlah nakes yang terinfeksi Covid-19 tidak terlalu besar.
"Jumlah nakes diperiksa sekarang sudah 90 persen, positivity rate-nya di bawah 10 persen. Itu ada yang kena (Covid-19) tapi positivity rate di bawah 10 persen," ungkap Direktur Jenderal Pelayanan Kemenkes, Abdul Kadir, Kamis (10/2/2022).
Abdul mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Kemenparekraf untuk menyediakan hotel-hotel untuk isolasi terpusat bagi para nakes agar mereka tak perlu melakukan isolasi mandiri di rumah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.