JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meminta masyarakat tidak panik menghadapi gelombang Omicron di Indonesia.
Kasus corona memang diprediksi naik karena Omicron, namun, ia meminta seluruh pihak meningkatkan kewaspadaan.
"Kasus kemungkinan akan naik, tapi kita jangan panik," kata Luhut dalam konferensi pers daring, Selasa (11/1/2021) malam.
Baca juga: UPDATE: Tambah 92, Total Kasus Covid-19 Omicron di Indonesia Kini 506
Luhut mengatakan, saat ini Omicron telah teridentifikasi di 150 negara dan menimbulkan gelombang baru di berbagai negara seperti Amerika, Inggris, dan Eropa.
Hal serupa bukan tidak mungkin terjadi di Indonesia. Apalagi, Omicron telah menyebar di Tanah Air dan belakangan terjadi tren peningkatan kasus corona.
Berdasar hasil pengamatan terhadap pengalaman negara lain, kata Luhut, puncak Omicron terjadi selama 40 hari, lebih cepat dari varian Delta.
Pemerintah pun memperkirakan puncak gelombang Omicron di Indonesia terjadi pada awal Februari.
"Sebagian besar kasus yang terjadi diperkirakan akan bergejala ringan, sehingga nanti strateginya juga akan berbeda dengan varian Delta," ujar Koordinator PPKM Jawa-Bali itu.
Meski begitu, Luhut mengklaim, RI sudah lebih siap menghadapi gelombang Omicron dibanding varian Delta lalu.
Dia mengatakan, tingkat vaksinasi Covid-19 di Indonesia sudah lebih tinggi dibanding Juli 2021. Kapasitas testing dan tracing di Tanah Air juga sudah meningkat drastis.