JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yakin peningkatan kasus virus corona varian Omicron di Indonesia tidak akan setinggi negara lain.
Sebab, kata dia, RI sudah jauh lebih siap dalam menghadapi potensi gelombang Omicron ketimbang varian Delta lalu.
"Belajar dari pengalaman yang lalu, saya yakin kasus tidak akan meningkat setinggi negara lain," kata Luhut dalam konferensi pers daring, Selasa (11/1/2021) malam.
Baca juga: Luhut: Bukan Tak Mungkin RI Alami Gelombang Baru Covid-19 akibat Omicron
Luhut mengatakan, tingkat vaksinasi Covid-19 di Indonesia sudah lebih tinggi dibanding Juli tahun lalu. Kapasitas testing dan tracing di Tanah Air juga sudah meningkat drastis.
Selain itu, sistem kesehatan RI pun sudah lebih siap, baik terkait obat-obatan, tempat tidur di rumah sakit, tenaga kesehatan, oksigen, hingga fasilitas isolasi terpusat.
Berdasar hasil pengamatan terhadap pengalaman negara lain, kata Luhut, puncak Omicron terjadi selama 40 hari, lebih cepat dari varian Delta.
Pemerintah pun memperkirakan puncak gelombang Omicron di Indonesia terjadi pada awal Februari.
"Sebagian besar kasus yang terjadi diperkirakan akan bergejala ringan, sehingga nanti strateginya juga akan berbeda dengan varian Delta," ujar Luhut.
Baca juga: Menkes Izinkan Penerima Vaksin Sinovac Gunakan Pfizer dan AstraZeneca sebagai Vaksin Booster
Merespons situasi ini, Luhut mewanti-wanti masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan, baik memakai masker, mencuci tangan, maupun menjaga jarak.
Selain itu, ia juga mengingatkan warga agar sementara waktu menunda perjalanan luar negeri.