Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KALEIDOSKOP 2021] Cuan-cuan Karantina, Ketika Mafia Meraup Untung di Tengah Pandemi

Kompas.com - 27/12/2021, 07:11 WIB
Mutia Fauzia,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Istilah mafia karantina muncul di tengah pandemi Covid-19 yang melanda Tanah Air.

Istilah ini merujuk pada mereka yang menawarkan jasa meloloskan penumpang dari luar negeri tanpa prosedur karantina saat tiba di Indonesia.

Keberadaan mafia karantina kian menjadi sorotan publik setelah kasus kaburnya Selebgram Rachel Vennya dari kewajiban karantina. 

Baca juga: Menhub Tinjau Asrama Haji Surabaya, Kembali Disiapkan Jadi Tempat Karantina Pekerja Migran

 

Beberapa kasus lain yang mendapat sorotan yakni para mafia yang melakukan pemalakan terhadap pekerja migran Indonesia (PMI) serta kasus WNI yang baru pulang dari India tanpa proses karantina pada awal tahun ini.

Bayar Rp 6,5 juta

Kasus mafia karantina yang cukup heboh dan mendapat perhatian publik terjadi pada awal tahun ini.

Pada bulan April lalu, seorang warga negara Indonesia (WNI) bernisial JD yang baru pulang dari India kembali ke Indonesia tanpa melalui karantina.

Padahal, berdasarkan peraturan saat itu, setiap WNI dan WNA yang datang dari India harus karantina selama 14 hari. 

Baca juga: Tinjau Bandara Soekarno-Hatta, Kapolri Minta Pelanggar Aturan Karantina Diproses

JD lolos dari karantina berkat para mafia di Bandara Soekarno Hatta yang terdiri dari RW, S, dan GC.

JD berinteraksi dengan RW dan S untuk membayar Rp 6,5 juta supaya tak perlu karantina. 

Berdasarkan pemeriksaan polisi, kedua oknum tersebut memiliki kartu pas bandara atas nama Dinas Pariwisata DKI yang digunakan khusus untuk masuk ke area bandara.

Masing-masing oknum, yakni RW, S, dan GC berperan meloloskan JD dari karantina.

GC menggunakan celah-celah proses karantina agar tetap sesuai dengan aturan pemerintah. Ia memfotokopi dokumen JD pada tahap pertama pemeriksaan kesehatan di Bandara Soekarno-Hatta.

"Kalau negatif (Covid-19) kemudian menuju hotel yang telah ditentukan sesuai aturan Kemenkes. Tahap kedua diantar ke hotel rujukan. Peran GC data orang untuk masuk rujukan ke hotel, tapi hanya data yang masuk," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus beberapa waktu lalu. 

Selain kasus JD, komplotan RW, S, dan GC ternyata pernah pernah meloloskan WNA dari India yang masuk Indonesia tanpa proses karantina kesehatan. Mereka sudah dua kali meloloskan warga negara India.

Baca juga: Sengkarut Mafia Karantina di Bandara Soekarno-Hatta

Diungkap warganet, Rachel Vennya bayar Rp 40 juta

Kasus Rachel Vennya kabur dari karantina setelah melakukan perjalanan dari Amerika Serikat terungkap dari sebuah unggahan dari seorang warganet yang mengaku bertugas di Wisma Atlet Pademangan.

Dari cerita yang ia unggah, Rachel seharusnya menjalani karantina selama delapan hari, tetapi ia hanya melakukannya selama tiga hari.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com