Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Pastikan Kebutuhan Pelaku Perjalanan Internasional, Satgas Covid-19 Tambah Fasilitas Karantina

Kompas.com - 24/12/2021, 11:36 WIB
A P Sari,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 telah menambah fasilitas karantina di Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta sebagai salah satu pintu masuk kedatangan internasional.

Penambahan fasilitas tersebut dilakukan di Rusun Daan Mogot dan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) DKI Jakarta.

Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah akan terus mengawasi angka kapasitas dan ketersediaan karantina beserta fasilitas yang ada.

“Ini untuk memastikan kesiapan fasilitas demi pelayanan pelaku perjalanan internasional,” terang Wiku, dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19, Kamis (23/12/2021) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Baca juga: [POPULER PROPERTI] Polemik Karantina di Hotel bagi TKI dan Kondisi Ruang Kosong Wisma Atlet

Dia menjelaskan, merujuk pada data Traffic Quarantine dari Angkasa Pura II, terdapat kenaikan kebutuhan fasilitas karantina setelah tanggal 20 Desember 2021.

“Hal ini mengindikasikan bahwa animo masyarakat untuk melakukan perjalanan lintas negara masih tinggi,” paparnya, seperti dikutip dari covid19.go.id, Jumat (24/12/2021)

Oleh karenanya, terang Wiku, Satgas Covid-19 bersama sejumlah stakeholder terkait berusaha mengakomodasi ketersediaan fasilitas karantina di sekitar wilayah pintu kedatangan, baik darat, udara, dan laut.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Satgas Covid-19 Letnan Jenderal (Letjen) Tentara Nasional Indonesia (TNI) Suharyanto menyatakan bahwa pihaknya akan memastikan kebutuhan fasilitas karantina bagi para pelaku perjalanan internasional, mulai dari Rusun Nagrak Cilincing, Rusun Daan Mogot, dan LPMP DKI Jakarta.

Baca juga: Mulai Rp 6 Jutaan, Ini Daftar Tarif Karantina 10 Hari di Hotel Bintang Dua ke Atas

Selain menambah fasilitas karantina, Ketua Satgas Covid-19 turut memantau implementasi alur skrining kesehatan agar dapat berjalan kondusif di lapangan.

Pemantauan tersebut dilakukan untuk mencegah kerumunan akibat antrean panjang penumpang. Untuk itu, dipersiapkan alur khusus mobilisasi dari turun pesawat sampai menuju tempat karantina untuk menekan potensi penularan semaksimal mungkin.

“Dari pantauan menunjukkan bahwa kondisi Bandara Soekarno-Hatta cukup kondusif dan terkendali,” tutur Suharyanto.

Meski demikian, Satgas Covid-19 tetap mengimbau masyarakat untuk tidak bepergian ke luar negeri jika tidak dalam kondisi mendesak.

Baca juga: [POPULER JABODETABEK] Ironi Wisatawan dari Luar Negeri yang Minta Karantina Gratis | Rangkuman Berita Anggota TNI Tulisi Paspor Mahasiswi

Apabila masyarakat hendak berwisata, ada baiknya untuk memanfaatkan objek wisata dalam negeri dengan tetap disiplin protokol kesehatan (prokes).

Prokes yang harus dipatuhi adalah 6M. Aturan ini merujuk pada Surat Edaran (SE) Nomor 16 Tahun 2021 yang dikeluarkan Satgas Covid-19.

Adapun prokes 6M, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, serta menghindari makan bersama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com