Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri PPPA Prihatin Banyak Kasus Kekerasan Seksual Anak di Lembaga Pendidikan Berasrama Berbasis Agama

Kompas.com - 13/12/2021, 16:55 WIB
Mutia Fauzia,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengaku prihatin dengan peningkatan kasus kekerasan seksual terhadap anak. Apalagi, kasus tersebut terjadi di lingkungan lembaga pendidikan berasrama berbasis agama seperti pesantren.

Padahal, menurut dia, bila berdasarkan UUD 1945, jaminan perlindungan diberikan kepada seluruh rakyat Indonesia. Namun ternyata, jaminan perlindungan belum bisa dirasakan oleh semua pihak, terutama anak-anak.

"Sayangnya, perlindungan sebagaimana yang dicita-citakan bersama belum sepenuhnya dirasakan semua pihak, khususnya anak-anak kita," ujar Bintang dalam webinar, Senin (13/12/2021).

Bintang mengatakan, terjadi peningkatan kasus kekerasan, terutama yang dialami oleh anak-anak dalam beberapa waktu terakhir.

Baca juga: Bertubi-tubi Kasus Kekerasan Seksual Terjadi, Ini Respons Menteri PPPA

Kasus tersebut terjadi dengan berbagai modus serta dengan ruang lingkungan yang luas.

"Dan belakangan terjadi di lembaga pendidikan di mana semestinya anak-anak dapat menimba ilmu dengan aman dan nyaman," ujar dia.

Untuk diketahui, Herry Wirawan, seorang guru pesantren sekaligus pimpinan pondok pesantren di kawasan Cibiru, Kota Bandung, memperkosa 12 santriwatinya, bahkan 8 santri di antaranya telah melahirkan.

Selain itu, ada pula kasus seorang guru agama di Cilacap melakukan pelecehan seksual terhadap 15 siswi sekolah dasar di tempat ia mengajar.

Diberitakan Kompas.com berdasarkan laporan Komnas Perempuan per 27 Oktober 2021, sepanjang 2015-2020, ada 51 aduan kasus kekerasan seksual di lingkungan pendidikan yang diterima Kompas Perempuan.

Di dalam laporan tersebut, Komnas Perempuan mengungkap, kasus kekerasan seksual paling banyak terjadi di universitas dengan angka 27 persen. Kemudian, 19 persen terjadi di pesantren atau pendidikan berbasis agama Islam, 15 persen terjadi di tingkat SMA/SMK, 7 persen terjadi di tingkat SMP, dan 3 persen masing-masing di TK, SD, SLB, dan pendidikan berbasis agama Kristen.

Baca juga: Marak Kekerasan Seksual di Sekolah, Menteri PPA: Libatkan Orangtua dalam Pengawasan di Lembaga Pendidikan

"Terkait dengan kasus yang terjadi di lembaga pendidikan beragama akhir-akhir ini kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas langkah cepat instansi terkait dalam memberi penanganan maksimal, dan apresiasi ke Kementerian Agama karena telah mengambil langkah tegas dengan mencabut izin lembaga pendidikan berasrama yang melakukuan pelecehan seksual ke anak-anak," ujar Bintang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com