Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kader PKS Diminta Siap Jadi Relawan Dampingi Korban Kekerasan Seksual

Kompas.com - 22/11/2021, 11:08 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Bidang Kesejahteraan Sosial Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Netty Prasetiyani meminta kader partainya ikut mengadvokasi kasus-kasus kekerasan seksual pada perempuan dan anak di wilayah masing-masing.

Menurut dia, kader PKS harus memberikan bantuan dan uluran tangan kepada korban kekerasan seksual.

"Pastikan ada pendampingan terhadap korban agar mendapat layanan rehabilitasi psikis dan fisik serta mendapatkan keadilan hukum," kata Netty dalam keterangannya, Senin (22/11/2021).

Baca juga: Permendikbud Rilis, Dirjen Dikti: Kasus Kekerasan Seksual yang Tak Dilaporkan Mulai Muncul

Anggota Komisi IX DPR ini menuturkan, partisipasi kader PKS dalam memberikan layanan pencegahan, penanganan, dan advokasi hukum pada korban merupakan refleksi dari sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

"Tentu saja, PKS jelas menolak kekerasan atau kejahatan seksual yang menodai martabat manusia," kata dia.

Oleh karena itu, Netty meminta kader PKS menunjukkan keberpihakan pada korban kekerasan atau kejahatan seksual pada tataran psikis dan implementatif.

Berdasarkan laporan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), sepanjang 2020, terjadi kekerasan seksual pada anak dan perempuan sebanyak 7.191 kasus.

Baca juga: Usul Nama RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual Diubah, Ini Masukan Fraksi PKS dan PPP

"Banyak korban kekerasan seksual yang enggan atau bahkan sama sekali tidak berani melapor. Mereka butuh pendampingan," ujar Netty.

"Adanya relawan yang siap mendampingi mereka ke lembaga layanan, kantor pengaduan, rumah sakit atau kantor polisi tentunya akan memudahkan," kata dia.

Netty menilai, kekerasan atau kejahatan seksual bukan saja menyerang fisik, tetapi juga menyerang sisi psikologis korban.

Menurut Netty, kejadian itu dapat berujung pada trauma mendalam. Maka, pentingnya pendampingan psikologis dilakukan guna memulihkan kondisi mentalitas korban.

Baca juga: BEM UI Dukung Permendikbud 30, Berharap Kekerasan Seksual Dihentikan dan Korban Bersuara

Selain itu, Netty juga meminta relawan PKS memberikan edukasi terkait bentuk-bentuk kekerasan seksual dan bagaimana cara mencegahnya.

"Selama ini sebagian besar masyarakat belum memiliki pengetahuan yang benar soal kekerasan seksual. Banyak dari mereka yang sudah berulang kali mengalaminya tapi diam saja lantaran tidak mengerti bahwa dirinya telah menjadi korban," ujar dia.

Menurut Netty, relawan dapat berperan dengan memberikan edukasi pada masyarakat dalam mengenali dan mencegah terjadinya kekerasan seksual di lingkungan sekitar.

Untuk itu, dalam waktu dekat Netty akan mengadakan pelatihan bagi relawan di dapilnya, Kokab Cirebon dan Indramayu.

"Jika lingkungan masyarakat memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap perilaku kekerasan atau kejahatan seksual, niscaya tindak kejahatan ini dapat dimitigasi sejak dini," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com