Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Sebut Banyak Pekerjaan Akan Hilang Ke Depan dan Digantikan Teknologi

Kompas.com - 13/10/2021, 13:25 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo ingin mahasiswa memahami banyak ilmu dan keterampilan.

Sebab, ke depan akan banyak pekerjaan yang hilang dan digantikan dengan pekerjaan-pekerjaan baru.

"Ke depan akan banyak pekerjaan-pekerjaan yang hilang, tapi akan muncul pekerjaan jenis-jenis baru," kata Jokowi saat memberikan pengarahan pada peserta program pendidikan Lemhanas RI di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/10/2021).

Pekerjaan yang diprediksi Jokowi bakal hilang tidak hanya berasal dari satu sektor saja. Kasir misalnya, dulu sangat penting, tetapi kini para pemilik uang mengelola keuangan secara mandiri melalui e-payment.

Kemudian credit assessor, kini jumlahnya sangat banyak, tetapi ke depan akan digantikan oleh fintech (financial technology). Demikian pula dengan penerjemah, ke depan akan digantikan oleh aplikasi translation.

"Insinyur-insinyur bisa diganti nantinya dengan, hati-hati juga dengan advance robotic," ujar Jokowi.

Baca juga: Jokowi Ingatkan Indonesia Jangan Lagi Kehilangan Kesempatan Hilirisasi Sumber Daya Alam

Oleh karenanya, Jokowi meminta pendidikan tinggi memfasilitasi mahasiswanya untuk mengembangkan talenta. Ia tidak mau mahasiswa dipagari oleh program-program studi di fakultas yang justru membelenggu.

Ia ingin mahasiswa Indonesia memahami seluruh ilmu, mulai dari matematika, statistik, bahasa, hingga ilmu komputer.

Bahasa yang menurut Jokowi kini wajib dipahami pun bukan hanya bahasa Inggris saja, tetapi yang lebih penting adalah bahasa coding atau pemrograman.

"Karena semuanya nanti akan hybrid, semuanya akan hybrid. Hybrid knowledge, hybrid skill, semuanya akan ke sana," kata dia.

Saat ini, lanjut Jokowi, hybrid skill sudah terjadi di dunia kedokteran. Dokter tidak hanya dituntut memahami urusan obat-obatan, tetapi juga robotik.

Sebab, proses operasi kini bisa dilakukan dengan advance robotic, bahkan secara jarak jauh.

Baca juga: RI Digugat Uni Eropa soal Ekspor Nikel, Jokowi: Jangan Grogi, Siapkan Lawyer Internasional

Khusus terkait hal itu, Jokowi ingin fakultas kedokteran secepatnya mengajarkan mata kuliah tentang robotik.

"Sehingga skill untuk hal-hal baru, harus selalu di-update teknologinya," kata Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

Nasional
Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

Nasional
Yusril: Penambahan Kementerian Prabowo Bukan Bagi-bagi Kekuasaan, Tak Perlu Disebut Pemborosan

Yusril: Penambahan Kementerian Prabowo Bukan Bagi-bagi Kekuasaan, Tak Perlu Disebut Pemborosan

Nasional
BPK di Pusara Sejumlah Kasus Korupsi...

BPK di Pusara Sejumlah Kasus Korupsi...

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Nasional
Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Nasional
Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Nasional
PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

Nasional
Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Nasional
Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Nasional
 Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Nasional
PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

Nasional
Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Nasional
Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Nasional
Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com