Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkot Malang Erik Setyo Santoso membantah kalau kegiatan gowes ini tidak berkoordinasi dengan instansi terkait.
Menurut Erik, rombongan sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Mereka hanya sekadar mampir sebentar di Pantai Kondang Merak untuk isitirahat dan mengisi bekal.
Bupati Malang Sanusi menegaskan, destinasi wisata Pantai Kondang Merak masih ditutup karena daerahnya termasuk PPKM Level 3. Merujuk Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2021, semua tempat wisata di daerah dengan status PPKM Level 3 belum diizinkan dibuka (Kompas.com, 21 September 2021).
Pemkab Malang juga tidak pernah mengeluarkan izin untuk kegiatan gowes rombongan Wali Kota Malang. Bupati Malang pun mengakui pihak Pemkot Malang tidak pernah melakukan koordinasi untuk kegiatan tersebut.
Bukan kali ini saja Wali Kota Malang menuai kontroversi. Sebelumnya Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan sempat datang langsung ke Malang (13/08/2021) dan meminta Pemkot Malang untuk tidak mempermainkan data Covid.
Pemkot Malang memiliki catatan buruk. Angka yang dilaporkan ke Satgas Covid-19 Pusat tidak sesuai dengan dengan angka faktual yang terjadi di lapangan.
Tidak itu saja, puluhan honor insentif penggali kubur jenazah Covid di berbagai tempat pemakamam umum di Malang tidak dibayarkan sesuai dengan hak yang seharusnya diterima (Kompas.com, 09/09/2021).
Dari kasus Jakarta, kita bisa mengambil hikmah betapa menjaga titipan amanah dari rakyat butuh sebuah sikap dan komitmen yang tegak lurus dengan kepentingan rakyat.
Berbuat terbaik menurut diri sendiri dan lingkaran kekuasaan belum tentu mendapat apresiasi yang positif dari warga. Mungkin Anies ingin menjadikan wajah Ibu Kota artistik dengan tebaran aneka tugu. Tapi, dimaknai berbeda oleh warganya.
Dari kasus Wali Kota Malang kita juga bisa memetik pelajaran tentang keteladanan. Kekuasaan itu tidak abadi. Kepemimpinan akan selalu meninggalkan jejak yang tidak terhapuskan. Seorang pemimpin harus bisa menjadi contoh keteladanan, baik perkataan atau perbuatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.