Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPNI Sebut Butuh Tambahan Bantuan Perawat untuk Tangani Pasien Covid-19

Kompas.com - 04/08/2021, 20:00 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menyatakan, saat ini pemerintah perlu menambah jumlah perawat di rumah sakit.

Ketua Umum PPNI Harif Fadhillah berharap penanganan perawatan Covid-19 tidak hanya dilakukan dengan menambah fasilitas di rumah sakit.

"Rumah sakit harus menambah ruang perawatan, IGD, ruang observasi yang biasanya di bawah 10 (kamar) jadi di atas 30. Padahal tenaga perawat tidak serta merta ditambah," jelas Harif dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (4/8/2021).

Penambahan perawat, lanjut Harif, juga mesti dilakukan karena saat ini para perawat yang bertugas mengalami kelelahan dari segi fisik dan mental.

Harif menerangkan dengan penyebaran varian delta, para perawat kelelahan karena tak hanya mengurus pasien, tapi juga rekannya sendiri yang terpapar dan akhirnya wafat.

"Ini menjadi tantangan tersendiri," kata dia.

Baca juga: 2 Perawat Gugur karena Terpapar Corona, PPNI: Tolong Percaya, Covid-19 Itu Nyata

Tambahan perawat nantinya akan digunakan rumah sakit untuk mengatur ritme kerja perawatnya, yang saat ini sering bekerja hingga dua kali shift.

"Itu melelahkan (perawat) apalagi harus menggunakan APD lengkap selama berjam-jam, kemudian asupan suplemennya, itu juga harus diperhatikan," ucapnya.

Terakhir, Harif berharap rumah sakit dapat menambah fasilitas yang nyaman untuk digunakan para perawat.

"Dukungan itu yang kerap disoroti teman-teman perawat. Kemudian fasilitas kesehatan juga menyediakan tempat yang representatif untuk transit dan istirahat," pungkas dia.

Diketahui, berdasarkan data LaporCovid-19 hingga Rabu (4/8/2021) sebanyak 1.636 tenaga kesehatan meninggal dunia karena terpapar Covid-19.

Baca juga: PPNI: Dari 3.200 Lulusan Baru Jabodetabek, 350 Orang Dihubungi, Belum Ada Satupun yang Mau Jadi Relawan

Kematian paling tinggi pada nakes terjadi pada Juli 2021 dengan jumlah 379 kasus.

Adapun lima provinsi dengan kematian nakes tertinggi adalah Jawa Timur dengan 547 orang, Jawa Barat 184 kasus, DKI Jakarta 167 orang, Jawa Tengah 148 orang dan Sumatera Utara 47 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com