Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/07/2021, 18:42 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) Harif Fadhillah mengungkapkan, Indonesia masih memiliki kesulitan dalam merekrut tenaga kesehatan dari mahasiswa atau siswa yang baru lulus untuk menjadi relawan Covid-19.

Berkaca pada data di Jabodetabek, ia mengatakan bahwa dari sekitar 3.200 orang lulusan baru, tidak sepenuhnya yang bersedia menjadi relawan tenaga kesehatan untuk menangani Covid-19.

"Punya data untuk Jabodetabek, jumlah lulusan itu 3.200, baru dua hari ini kami hubungi 350-an. Belum ada satupun yang mau jadi relawan. Ini repot ini," kata Harif dalam konferensi pers virtual Lapor Covid-19 "Seruan Tenaga Kesehatan Indonesia: Alarm Bahaya dari Benteng Terakhir, Jumat (9/7/2021).

Menurut dia, salah satu alasan para lulusan baru itu enggan menjadi relawan lantaran sudah bekerja. Bahkan, ia menyebut, 85 persen lulusan baru di Jabodetabek itu sudah bekerja.

"Lalu 10 persennya itu mereka sudah jadi relawan. Nah, yang 5 persen itu berbagai kondisi, tidak boleh sama orangtua, tidak mau dan lain sebagainya," ujarnya.

Baca juga: Tenaga Kesehatan Dapat Vaksin Covid-19 Dosis Ke-3, Pakai Vaksin Moderna

Berkaca dari kurangnya lulusan baru yang bersedia menjadi relawan tenaga kesehatan, Harif menilai bahwa Indonesia akan mengalami krisis tenaga kesehatan.

Hingga kini, kata dia, Indonesia belum mampu memenuhi jumlah tambahan relawan tenaga kesehatan.

Hal ini dikarenakan, dari 3.200 lulusan baru tersebut, baru sekitar 750 orang yang bersedia menjadi relawan.

"Sampai hari ini, saya melihat belum bisa memenuhi jumlah, sedangkan yang 3.200 saja itu baru terpenuhi 750," tutur dia.

Padahal, Harif mengingatkan pentingnya penambahan tenaga kesehatan untuk mengurangi beban tenaga kesehatan yang kelelahan menghadapi lonjakan kasus Covid-19.

Menurutnya, hal-hal seperti ini harus diperhatikan dan dipikirkan oleh semua pihak. Sebab, selama ini kondisi itu yang juga menjadi keluhan utama para tenaga kesehatan yang disuarakan oleh Harif.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, LaporCovid-19 juga melaporkan ada 1.207 tenaga kesehatan yang meninggal akibat Covid-19.

Baca juga: LaporCovid-19: 1.207 Tenaga Kesehatan Gugur karena Covid-19

Data ini merupakan akumulasi kematian nakes selama pandemi Covid-19 hingga 9 Juli 2021.

Relawan LaporCovid-19 Lenny Ekawati mengatakan, dari 1.207 tenaga kesehatan yang meninggal dunia, sebanyak 458 adalah dokter, 373 perawat, 208 bidan, 46 dokter gigi, dan 32 ahli teknologi lab medik.

Kemudian, 3 orang terapis gigi, 6 rekam radiologi, 3 petugas ambulans, 3 tenaga farmasi, 3 elektromedik, 5 sanitarian, 10 apoteker, 1 fisikawan medik, 2 epidemiolog, 1 entomolog kesehatan dan lebih dari 53 tenaga kesehatan kategori lainnya.

Lenny mengatakan, dalam sembilan hari terakhir tercatat 85 orang tenaga kesehatan meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.

"Sulit membayangkan bahwa negara ini kehilangan setidaknya 9 nakes sehari," kata Lenny saat membuka diskusi secara virtual, Jumat (9/7/2021).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dugaan Korupsi di LPEI: Kerugian Ditaksir Rp 2,5 Triliun, Ada 6 Perushaan Lain yang Tengah Dibidik

Dugaan Korupsi di LPEI: Kerugian Ditaksir Rp 2,5 Triliun, Ada 6 Perushaan Lain yang Tengah Dibidik

Nasional
Empat Anggota DPRD Kota Bandung Dicecar Soal Dugaan Titipan Proyek

Empat Anggota DPRD Kota Bandung Dicecar Soal Dugaan Titipan Proyek

Nasional
Ramai Unjuk Rasa Jelang Penetapan Hasil Pemilu, Ini Kata KPU

Ramai Unjuk Rasa Jelang Penetapan Hasil Pemilu, Ini Kata KPU

Nasional
Dukungan ke Airlangga Mengalir saat Muncul Isu Jokowi Diusulkan jadi Ketum Golkar

Dukungan ke Airlangga Mengalir saat Muncul Isu Jokowi Diusulkan jadi Ketum Golkar

Nasional
Sempat Mandek, Tol Gilimanuk-Mengwi Mulai Dibangun September Tahun Ini

Sempat Mandek, Tol Gilimanuk-Mengwi Mulai Dibangun September Tahun Ini

Nasional
KPK Cecar Eks Wali Kota Bandung Soal Tarif 'Fee Proyek' yang Biasa Dipatok Ke Pengusaha

KPK Cecar Eks Wali Kota Bandung Soal Tarif "Fee Proyek" yang Biasa Dipatok Ke Pengusaha

Nasional
Netralitas Jokowi Disorot di Forum HAM PBB, Dibela Kubu Prabowo, Dikritik Kubu Anies dan Ganjar

Netralitas Jokowi Disorot di Forum HAM PBB, Dibela Kubu Prabowo, Dikritik Kubu Anies dan Ganjar

Nasional
Penggelembungan Suara PSI 2 Kali Dibahas di Rekapitulasi Nasional KPU, Ditemukan Lonjakan 38 Persen

Penggelembungan Suara PSI 2 Kali Dibahas di Rekapitulasi Nasional KPU, Ditemukan Lonjakan 38 Persen

Nasional
Eks Wali Kota Banjar Cicil Bayar Uang Pengganti Rp 958 Juta dari Rp 10,2 M

Eks Wali Kota Banjar Cicil Bayar Uang Pengganti Rp 958 Juta dari Rp 10,2 M

Nasional
RI Tak Jawab Pertanyaan Soal Netralitas Jokowi di Sidang PBB, Kemenlu: Tidak Sempat

RI Tak Jawab Pertanyaan Soal Netralitas Jokowi di Sidang PBB, Kemenlu: Tidak Sempat

Nasional
Spanduk Seorang Ibu di Sumut Dirampas di Hadapan Jokowi, Istana Buka Suara

Spanduk Seorang Ibu di Sumut Dirampas di Hadapan Jokowi, Istana Buka Suara

Nasional
Jokowi dan Gibran Diisukan Masuk Golkar, Hasto Singgung Ada Jurang dengan PDI-P

Jokowi dan Gibran Diisukan Masuk Golkar, Hasto Singgung Ada Jurang dengan PDI-P

Nasional
Saat Jokowi Bertemu 2 Menteri PKB di Tengah Isu Hak Angket Kecurangan Pemilu...

Saat Jokowi Bertemu 2 Menteri PKB di Tengah Isu Hak Angket Kecurangan Pemilu...

Nasional
Sisa 4 Provinsi yang Belum Direkapitulasi, Sebelum KPU Tetapkan Hasil Pemilu 2024

Sisa 4 Provinsi yang Belum Direkapitulasi, Sebelum KPU Tetapkan Hasil Pemilu 2024

Nasional
Puncak Mudik Jatuh 5-7 Apriil 2024, 6 Ruas Tol Beroperasi Fungsional

Puncak Mudik Jatuh 5-7 Apriil 2024, 6 Ruas Tol Beroperasi Fungsional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com