Jokowi mengatakan bahwa apa yang disampaikan BEM UI merupakan bentuk dari pembelajaran dalam mengekspresikan pendapat.
"Ya saya kira biasa saja, mungkin mereka sedang belajar mengekspresikan pendapat. Tapi yang saat ini penting ya kita semuanya memang bersama-sama fokus untuk penanganan pandemi Covid-19," ujar Jokowi dalam keterangan persnya melalui YouTube Sekretariat Presiden, Selasa.
Jokowi juga menilai, kritik boleh dilakukan dalam iklim negara demokrasi.
Dia menekankan, kritik dari mahasiswa tidak perlu dihalangi oleh pihak kampus.
"Universitas tidak apa, tidak perlu menghalangi mahasiwa untuk berekspresi, tetapi juga ingat, kita ini memiliki budaya tata krama, memiliki budaya kesopansantunan," ucap Jokowi.
Baca juga: Jokowi Nilai Kritik dari BEM UI Bentuk Pembelajaran Menyampaikan Pendapat
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Negara juga mengatakan, kritik yang disampaikan BEM UI menjadi satu dari sekian banyak julukan yang diberikan kepadanya.
"Ya itu kan sudah sejak lama ya, dulu ada yang bilang saya ini klemar-klemer, ada yang bilang juga saya itu plonga-plongo, kemudian ganti lagi ada yang bilang saya ini otoriter," ujar Jokowi.
Sesuai fakta
Pemanggilan BEM UI ini ternyata mengundang solidaritas sejumlah BEM dari kampus lain. Salah satunya dukungan diberikan BEM Malang Raya.
Koordinator BEM Malang Raya, Zulfikri Nurfadhilla, mengatakan, tidak ada yang salah dari kritik BEM UI.
"Apa yang dilakukan BEM UI tentu sangat sejalan dengan fakta realitas yang ada. Prinsip kebenaran menjadi nilai yang masih dijaga mahasiswa hari ini dalam mengawasi dan mengoreksi kerja pemerintah," kata dia.
Baca juga: Panggil BEM Usai Kritik Jokowi, PB HMI: Rektorat UI Antidemokrasi
Zulfikri menganggap pemanggilan BEM UI merupakan salah satu gangguan atas kebebasan berpendapat di muka umum.
"Birokrat UI sebagai penyelenggara pendidikan perlu memahami bahwa pendapat yang korektif dan substantif di muka umum adalah budaya kritis dan intelektual mahasiswa," ujar dia.
Antidemokrasi
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) M Ichya Halimudin menyebut pemanggilan tersebut menunjukkan bahwa rektorat UI antidemokrasi.