Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan dan Janji Presiden Jokowi soal Kebijakan Impor Beras...

Kompas.com - 22/04/2021, 06:24 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Isu mengenai impor beras sempat memanas beberapa waktu lalu.

Banyak pihak mengkritik wacana itu lantaran menilai bahwa persediaan beras nasional masih cukup.

Kritik datang dari berbagai pihak, mulai dari Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso, jajaran anggota DPR, hingga sejumlah partai politik. Mereka khawatir kebijakan impor beras justru merugikan para petani.

Namun, kala itu Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi mengaku bahwa opsi impor sudah diputuskan sejak Desember 2020, bahkan sebelum dirinya menjadi menteri.

Baca juga: Sedih Dengar Harga Gabah Jatuh, Jokowi: Yang Mau Impor Beras Siapa?

Saat itu, sudah ada notulen rapat di tingkat kabinet yang meminta Bulog menambah cadangan beras sebanyak 500 ribu ton pada tahun ini.

Pada notulen disebutkan, pengadaan beras bisa dipenuhi dari impor.

Kegaduhan tersebut terus berlangsung hingga akhirnya Presiden Joko Widodo angkat bicara di penghujung Maret 2021.

Jokowi memastikan bahwa pemerintah tak akan impor beras setidaknya hingga Juni 2021.

Keputusan itu pun disambut baik oleh publik.

Baca juga: Dialog dengan Petani, Jokowi Jelaskan Rencana Impor Beras yang Dihentikan Sementara

Hampir satu bulan berlalu, Jokowi kembali mengungkit ihwal impor beras. Di hadapan para petani, Presiden menjelaskan duduk perkara wacana impor beras yang sempat memanas, hingga menyampaikan peluang penutupan keran impor.

1. Mengaku sempat berencana

Pada Rabu (21/4/2021) Jokowi berdialog dengan para petani di Desa Wanasari, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Pada momen itu Jokowi mengakui bahwa pemerintah memang sempat berencana untuk mengimpor beras.

"Memang begini, jadi memang ada dari kementerian yang akan memang rencana, baru rencana impor," kata Jokowi.

Menurut Jokowi, rencana itu muncul karena pemerintah khawatir pandemi Covid-19 bakal menyebabkan hasil panen dalam negeri tidak baik dan tak banyak.

Pemerintah juga khawatir pandemi menyebabkan stok beras di Bulog tidak mencukupi.

"Itu dihitung semuanya, kita hitung semuanya," ujar Jokowi.

Baca juga: Jokowi: Kita Juga Ingin Swasembada, Kita Tak Senang Impor Beras

Belum lagi, muncul ancaman gagal panen lantaran pada Desember 2020 dan Januari 2021 lalu banjir terjadi di banyak tempat. Dikhawatirkan, fenomena ini berpengaruh pada hasil panen.

Kala itu pemerintah tak ingin mengambil risiko. Maka ditekenlah rencana pengadaan beras bersama Thailand dan Vietnam.

"Ya udah tanda tangan dulu, baru tanda tangan," kata Jokowi.

Namun, ternyata kekhawatiran pemerintah tak terbukti. Situasi masih terkendali sehingga stok beras dalam negeri dipastikan aman.

Oleh karenanya, pada akhir Maret Jokowi memutuskan untuk sementara menyetop rencana impor beras, setidaknya hingga Juni 2021.

"Kemarin saya sampaikan, sudah setop dulu ini panen mau impor. Nggak, nggak usah, nggak usah impor," katanya.

2. Mengaku sedih

Jokowi pun mengaku sedih harga gabah sempat anjlok beberapa waktu lalu.

Anjloknya harga gabah disebut-sebut dipengaruhi oleh wacana impor beras. Padahal, kata Jokowi, kala itu belum ada kepastian terkait impor.

"Saya dengar harga gabah waktu jatuh, itu ya sedih juga kita itu. Katanya karena mau impor (beras), yang mau impor siapa?," kata Jokowi.

Baca juga: Jokowi: Pemerintah Sebetulnya Tidak Senang Impor Beras, tetapi...

Jokowi menyadari bahwa impor beras di masa panen akan menyebabkan harga gabah dalam negeri anjlok.

Ia pun mengaku bersyukur Indonesia memilik stok beras yang cukup tanpa impor. Sebab, kata dia, saat ini persediaan beras dunia menjadi rebutan banyak negara.

"Untung kita tidak impor. Saya tadi cek ke Pak Mentan (Menteri Pertanian), ke Pak (Direktur Utama) Bulog Pak Buwas (Budi Waseso) juga cukup Alhamdulillah," ujarnya.

Paling penting, kata Jokowi, kini harga gabah dalam negeri sudah kembali membaik dan normal.

"Saya senang sekali, yang paling penting tadi harga gabahnya," katanya.

3. Tak suka impor

Jokowi mengaku bahwa sesungguhnya pemerintah tidak senang mengimpor beras.

Namun, ada hal-hal yang terkadang menyebabkan pemerintah harus menempuh langkah tersebut.

"Pemerintah sebetulnya tidak senang dan tidak suka yang namanya impor beras," kata Jokowi.

Baca juga: Jokowi: Tak Ada Impor Beras sampai Akhir Tahun, jika Produksi Bagus

Hal khusus yang dimaksud Jokowi misalnya, terjadi situasi tertentu yang menyebabkan kurangnya stok beras nasional.

Akibatnya, pemerintah perlu menambah stok beras melalui impor.

"Tetapi karena itung-itungan banyak yang kena banjir, kemudian pandemi, kadang-kadang memang itung-itungan kalkulasi itu, waduh ini kurang. Sehingga perlu tambahan untuk cadangan," tuturnya.

4. Tutup keran impor

Di hadapan para petani, Presiden kembali menegaskan bahwa pemerintah tidak akan mengimpor beras hingga Juni 2021.

Bahkan, katanya, terbuka kemungkinan untuk menutup keran impor hingga akhir tahun, jika produksi beras dalam negeri bagus.

"Kemarin sudah kita putuskan bahwa sampai Juni tidak ada impor. Insya Allah nanti juga sampai akhir tahun kalau kita tahan produksinya bagus berarti juga tidak akan impor," kata Jokowi.

Menurut Jokowi, pemerintah terus berupaya untuk membangun sistem pertanian yang baik. Ia ingin produksi pertanian terus didorong.

"Kita harapkan akan menjadi sebuah ketahanan pangan bagi negara kita Indonesia tentu saja kita juga ingin swasembada," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com