Banyak pihak mengkritik wacana itu lantaran menilai bahwa persediaan beras nasional masih cukup.
Kritik datang dari berbagai pihak, mulai dari Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso, jajaran anggota DPR, hingga sejumlah partai politik. Mereka khawatir kebijakan impor beras justru merugikan para petani.
Namun, kala itu Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi mengaku bahwa opsi impor sudah diputuskan sejak Desember 2020, bahkan sebelum dirinya menjadi menteri.
Saat itu, sudah ada notulen rapat di tingkat kabinet yang meminta Bulog menambah cadangan beras sebanyak 500 ribu ton pada tahun ini.
Pada notulen disebutkan, pengadaan beras bisa dipenuhi dari impor.
Kegaduhan tersebut terus berlangsung hingga akhirnya Presiden Joko Widodo angkat bicara di penghujung Maret 2021.
Jokowi memastikan bahwa pemerintah tak akan impor beras setidaknya hingga Juni 2021.
Keputusan itu pun disambut baik oleh publik.
Hampir satu bulan berlalu, Jokowi kembali mengungkit ihwal impor beras. Di hadapan para petani, Presiden menjelaskan duduk perkara wacana impor beras yang sempat memanas, hingga menyampaikan peluang penutupan keran impor.
1. Mengaku sempat berencana
Pada Rabu (21/4/2021) Jokowi berdialog dengan para petani di Desa Wanasari, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Pada momen itu Jokowi mengakui bahwa pemerintah memang sempat berencana untuk mengimpor beras.
"Memang begini, jadi memang ada dari kementerian yang akan memang rencana, baru rencana impor," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, rencana itu muncul karena pemerintah khawatir pandemi Covid-19 bakal menyebabkan hasil panen dalam negeri tidak baik dan tak banyak.
Pemerintah juga khawatir pandemi menyebabkan stok beras di Bulog tidak mencukupi.
"Itu dihitung semuanya, kita hitung semuanya," ujar Jokowi.
Belum lagi, muncul ancaman gagal panen lantaran pada Desember 2020 dan Januari 2021 lalu banjir terjadi di banyak tempat. Dikhawatirkan, fenomena ini berpengaruh pada hasil panen.
Kala itu pemerintah tak ingin mengambil risiko. Maka ditekenlah rencana pengadaan beras bersama Thailand dan Vietnam.
"Ya udah tanda tangan dulu, baru tanda tangan," kata Jokowi.
Namun, ternyata kekhawatiran pemerintah tak terbukti. Situasi masih terkendali sehingga stok beras dalam negeri dipastikan aman.
Oleh karenanya, pada akhir Maret Jokowi memutuskan untuk sementara menyetop rencana impor beras, setidaknya hingga Juni 2021.
"Kemarin saya sampaikan, sudah setop dulu ini panen mau impor. Nggak, nggak usah, nggak usah impor," katanya.
2. Mengaku sedih
Jokowi pun mengaku sedih harga gabah sempat anjlok beberapa waktu lalu.
Anjloknya harga gabah disebut-sebut dipengaruhi oleh wacana impor beras. Padahal, kata Jokowi, kala itu belum ada kepastian terkait impor.
"Saya dengar harga gabah waktu jatuh, itu ya sedih juga kita itu. Katanya karena mau impor (beras), yang mau impor siapa?," kata Jokowi.
Jokowi menyadari bahwa impor beras di masa panen akan menyebabkan harga gabah dalam negeri anjlok.
Ia pun mengaku bersyukur Indonesia memilik stok beras yang cukup tanpa impor. Sebab, kata dia, saat ini persediaan beras dunia menjadi rebutan banyak negara.
"Untung kita tidak impor. Saya tadi cek ke Pak Mentan (Menteri Pertanian), ke Pak (Direktur Utama) Bulog Pak Buwas (Budi Waseso) juga cukup Alhamdulillah," ujarnya.
Paling penting, kata Jokowi, kini harga gabah dalam negeri sudah kembali membaik dan normal.
"Saya senang sekali, yang paling penting tadi harga gabahnya," katanya.
3. Tak suka impor
Jokowi mengaku bahwa sesungguhnya pemerintah tidak senang mengimpor beras.
Namun, ada hal-hal yang terkadang menyebabkan pemerintah harus menempuh langkah tersebut.
"Pemerintah sebetulnya tidak senang dan tidak suka yang namanya impor beras," kata Jokowi.
Hal khusus yang dimaksud Jokowi misalnya, terjadi situasi tertentu yang menyebabkan kurangnya stok beras nasional.
Akibatnya, pemerintah perlu menambah stok beras melalui impor.
"Tetapi karena itung-itungan banyak yang kena banjir, kemudian pandemi, kadang-kadang memang itung-itungan kalkulasi itu, waduh ini kurang. Sehingga perlu tambahan untuk cadangan," tuturnya.
4. Tutup keran impor
Di hadapan para petani, Presiden kembali menegaskan bahwa pemerintah tidak akan mengimpor beras hingga Juni 2021.
Bahkan, katanya, terbuka kemungkinan untuk menutup keran impor hingga akhir tahun, jika produksi beras dalam negeri bagus.
"Kemarin sudah kita putuskan bahwa sampai Juni tidak ada impor. Insya Allah nanti juga sampai akhir tahun kalau kita tahan produksinya bagus berarti juga tidak akan impor," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, pemerintah terus berupaya untuk membangun sistem pertanian yang baik. Ia ingin produksi pertanian terus didorong.
"Kita harapkan akan menjadi sebuah ketahanan pangan bagi negara kita Indonesia tentu saja kita juga ingin swasembada," katanya.
https://nasional.kompas.com/read/2021/04/22/06243571/pengakuan-dan-janji-presiden-jokowi-soal-kebijakan-impor-beras