JAKARTA, KOMPAS.com - Kapuspen TNI Mayjen Achmad Riad menegaskan pihaknya akan memproses dan terus mengejar eks prajurit yang tergabung dalam kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.
Sebagai informasi, Pratu Lucky Y Matuan alias Lukius membelot ke KKB saat melakukan tugas sebagai anggota TNI.
"Yang jelas kan prosesnya sesuai dengan yang disampaikan pihak satuan di sana, yang jelas pasti proses ini sudah ada, akan dikejar dan sudah ada DPO," kata Riad di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (19/4/2021).
"Sudah keluarkan surat dari kodam sana sudah keluarkan surat, jadi akan dicari. Yang jelas aturan TNI sudah ada tentang desersi dan segala macam," sambungnya.
Baca juga: Kapolda Papua: KKB Tak Hanya Lakukan Pembakaran, tapi Juga Kekerasan Seksual terhadap Anak-anak
Menurut dia, selama pelatihan sebelum menjadi anggota TNI, para prajurit juga telah mendapat banyak bimbingan dan pelatihan terkait Pancasila.
Riad juga menegaskan pihaknya akan terus melaksanakan tugas sebaik mungkin dalam menghadapi KKB di Papua.
"Ya kita pokoknya laksanakan tugas terus lah, ya, operasi sebaik mungkin itu aja sudah," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Pratu Lucky Y Matuan alias Lukius bergabung dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.
Lukius bergabung dengan KKB saat dirinya masih menjadi seorang prajurit TNI dari Raider 400 berpangkat pratu.
Raider 400 yang berada di bawah naungan Kodam IV/Diponegoro sempat ditugaskan di Kabupaten Intan Jaya sejak Agustus 2020 hingga Maret 2021.
Baca juga: KKB Diduga Melakukan Kekerasan Seksual terhadap Anak-anak
"Pratu Lukius dia kelana yuda (meninggalkan tugas) bergabung dengan KKB di Intan Jaya," ujar Asisten Operasi Kogabwilhan III Brigjen Suswatyo saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (16/4/2021).
Akibat tindakannya, Likius telah dipecat dari kesatuan dan kini telah dicap sebagai pengkhianat negara.
Kepala Penerangan Kogabwilhan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa memastikan bahwa Likius kini telah menjadi musuh negara dan menjadi target utama pihak keamanan.
"Sekarang kami sedang kembangkan informasi (keberadaan Pratu Lukius), tapi kami tidak tahu sejauh mana (keterlibatannya dalam aksi KKB), sekarang dia jadi sasaran prioritas," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.