Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/03/2021, 10:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Letjen TNI (Purn) Syarwan Hamid tutup usia di Rumah Sakit Dustira Cimahi, Kamis (25/3/2021) pukul 03.20 WIB.

Semasa hidupnya, pria kelahiran Siak, Riau, 10 November 1943 ini pernah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri di era pemerintahan Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie dalam Kabinet Reformasi Pembangunan periode 1998-1999.

Sebelum menjabat sebagai Mendagri, Syarwan menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Permusyawararan Rakyat (MPR) mewakili Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) hasil Pemilu 1997.

Baca juga: Mantan Mendagri Syarwan Hamid Meninggal Pukul 03.30 di Cimahi

Dikutip dari perpusnas.go.id, Syarwan merupakan lulus Akademi Militer Nasional (AMN) tahun 1966.

Selain itu, ia pernah menempuh pendidikan di Sekolah Staf dan Komando ABRI, Seskoad, dan Lemhanas.

Syarwan pernah menjabat menjadi Kasrem 063/SGJ tahun 1985. Kemudian, Kapendam III/Siliwangi tahun 1986, Pardor Sarli Dispenad, 1988 dan Asisten Teritorial Kodam Jaya tahun 1989.

Sebelum menjabat sebagi Mendagri, ia pernah bertugas selama tiga tahun menjadi Danrem 011/Lilawangsa Aceh tahun 1990.

Ketika itu, Syarwan melakukan pendekatan dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ke pesantren-pesantren di Aceh. Ia pun berhasil meredam pemberontak GAM terhadap NKRI.

Atas jasanya, Syarwan diangkat menjadi Kadispen TNI Angkatan Darat pada tahun 1992 dengan pangkat brigadir jenderal.

Baca juga: Mantan Menteri Dalam Negeri Syarwan Hamid Meninggal Dunia

Tak lama, ia menjabat sebagai Kapuspen TNI tahun 1993, Assospol Kassospol ABRI tahun 1995, hingga menjabat Kassospol ABRI dengan pangkat letnan jederal pada tahun 1996.

Gabung partai politik

Berdasarkan catatan Kompas.com, Syarwan pernah bergabung dalam Partai Persatuan Indonesia (Perindo) pada 8 Oktober 2014 dengan jabatan sebagai Ketua Dewan Penasihat.

Kendati demikian, posisinya di Perindo hanya bertahan selama 41 hari.

Saat itu, Syarwan mengungkapkan ada persoalan antara dirinya dan Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo. Persoalan tersebut tak dijelaskan secara detail oleh Syarwan.

Namun, menurut dia, sudah beberapa kali berusaha untuk menemui Hary Tanoesoedibjo, tetapi tak dapat ditemui.

"Saya tidak tahu apa alasannya tidak memberi peluang untuk bicara. Saya masuk ke partai bukan karena menginginkan jabatan politik. Saya hanya ingin membagi pengalaman kepada orang-orang muda," kata Syarwan di Pekanbaru, Selasa (17/11/2015).

Dukung Prabowo-Hatta 

Adapun dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, Indonesia memiliki dua kandidat calon presiden dan calon wakil presiden yakni Joko Widodo dan Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.

Baca juga: Ada Persoalan dengan Hary Tanoesoedibjo, Syarwan Hamid Mundur dari Perindo

Dukungan untuk capres dan cawapres dari barisan jenderal purnawirawan militer terbelah. Saat itu, Syarwan Hamid mendukung Prabowo-Hatta.

Selain Syarwan, kubu Prabowo-Hatta juga didukung oleh Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso, Jenderal TNI (Purn) Farouk Muhammad Syechbubakar, Letjen TNI (Purn) M Yunus Yosfiah, Letjen TNI (Purn) Soeharto, Mayjen TNI (Purn) Syamsir Siregar, dan Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Eks Hakim Sebut Denny Indrayana Bisa Kena “Blacklist” MK Imbas Pernyataan soal Putusan Pemilu Tertutup

Eks Hakim Sebut Denny Indrayana Bisa Kena “Blacklist” MK Imbas Pernyataan soal Putusan Pemilu Tertutup

Nasional
Deklarasi Cawapres Anies Bakal Dilakukan Paling Lambat 16 Juli 2023

Deklarasi Cawapres Anies Bakal Dilakukan Paling Lambat 16 Juli 2023

Nasional
PAN Belum Resmi Jajaki Kerja Sama Politik dengan PDI-P, Berharap Ada Pertemuan Lanjutan

PAN Belum Resmi Jajaki Kerja Sama Politik dengan PDI-P, Berharap Ada Pertemuan Lanjutan

Nasional
Panglima TNI Ancam Sikat Habis Mafia Tanah: Baik Militer Aktif maupun Pensiun

Panglima TNI Ancam Sikat Habis Mafia Tanah: Baik Militer Aktif maupun Pensiun

Nasional
PAN Benarkan Priyo Budi Santoso Jadi Kader: Nyaleg di Jawa Tengah

PAN Benarkan Priyo Budi Santoso Jadi Kader: Nyaleg di Jawa Tengah

Nasional
Anies Benarkan Sudah Kantongi Satu Nama Cawapres

Anies Benarkan Sudah Kantongi Satu Nama Cawapres

Nasional
Update 2 Juni 2023: Kasus Covid-19 Bertambah 178 dalam Sehari, Totalnya Jadi 6.808.056

Update 2 Juni 2023: Kasus Covid-19 Bertambah 178 dalam Sehari, Totalnya Jadi 6.808.056

Nasional
Babak Baru Isu Bocornya Putusan MK soal Pemilu Tertutup: Denny Indrayana Dilaporkan, Bareskrim Turun Tangan

Babak Baru Isu Bocornya Putusan MK soal Pemilu Tertutup: Denny Indrayana Dilaporkan, Bareskrim Turun Tangan

Nasional
Nasdem Bakal Ajukan Praperadilan atas Penetapan Status Tersangka Plate

Nasdem Bakal Ajukan Praperadilan atas Penetapan Status Tersangka Plate

Nasional
Kemenkes: Kasus Rabies Meningkat pada 2022, Kemungkinan karena Pandemi Covid-19

Kemenkes: Kasus Rabies Meningkat pada 2022, Kemungkinan karena Pandemi Covid-19

Nasional
Jalin Kerja Sama dengan PAN, PDI-P Singgung Basis Kekuatan di Sumbar

Jalin Kerja Sama dengan PAN, PDI-P Singgung Basis Kekuatan di Sumbar

Nasional
Anies dan Tim Delapan KPP Sudah Tetapkan Nama Cawapres

Anies dan Tim Delapan KPP Sudah Tetapkan Nama Cawapres

Nasional
Hasto: PAN Menyinari Seluruh Alam Semesta, Termasuk Kantor PDI Perjuangan

Hasto: PAN Menyinari Seluruh Alam Semesta, Termasuk Kantor PDI Perjuangan

Nasional
Jokowi Ingin Cawe-cawe, Amien Rais: Hentikan Manuver Ugal-ugalan Anda

Jokowi Ingin Cawe-cawe, Amien Rais: Hentikan Manuver Ugal-ugalan Anda

Nasional
Kasus ABG 16 Tahun di Parigi Moutong Diperkosa, Pakar: Pemaksaan Bisa Dalam Bentuk Psikis

Kasus ABG 16 Tahun di Parigi Moutong Diperkosa, Pakar: Pemaksaan Bisa Dalam Bentuk Psikis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com