Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 24/03/2021, 14:59 WIB
|
Editor Krisiandi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 mengatakan bahwa angka kematian akibat Covid-19 mengalami peningkatan.

Menurut Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito, angka ini diberengi dengan angka kesembuhan yang justru semakin menurun selama dua minggu terakhir.

Menanggapi hal tersebut Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan indikator ini merupakan tanda yang cukup serius terkait kondisi Pandemi Covid-19 di Tanah Air.

"Ini tanda yang sangat serius untuk pemerintah. Jadi kalau ada negara yang memiliki angka kematian tinggi karena Covid-19, harus ada evaluasi strategi terkait penanganannya. Sebab berarti ada yang kebobolan atau ketelatan dalam mendeteksi dan menemukan kasus secara dini," sebut Dicky pada Kompas.com, Rabu (24/3/2021).

Baca juga: Banyumas Akan Jadi Lokasi Sentra Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia

Dicky juga mengatakan jika angka kematian di Indonesia mengalami peningkatan berarti upaya 3T yakni testing, tracing, dan treatment tidak berjalan optimal. Selain itu, protokol kesehatan 5M juga tidak berjalan baik di masyarakat.

Ia juga mengatakan bahwa data tentang penurunan kasus Covid-19 milik pemerintah menjadi tidak valid untuk menggambarkan kondisi pandemi karena angka kematian cenderung stabil tinggi bahkan meningkat.

"Jangankan kasus kematian meningkat, angkanya stabil tinggi saja, berarti menunjukan bahwa data penurunan kasus Covid-19 itu menjadi sangat tidak valid," jelas Dicky.

"Dan ada kemungkinan bahwa situasinya di lapangan lebih serius dan buruk ketimbang yang ditampilkan oleh data pemerintah," sambungnya.

Untuk menghadapi hal tersebut, Dicky menyarankan pemerintah dapat memulainya dengan membenahi data tentang Covid-19.

Perbaikan data tidak hanya terkait dengan keabsahan jumlah, tapi juga menggali lebih dalam tentang aspek demografi data tersebut.

"Kalau datanya bagus, kita bisa mendapatkan data detail untuk menganalisa lebih dalam tentang kasus kematian," ujarnya,

"Misalnya melihat kecenderungan pasien yang meninggal itu apakah ada faktor komorbidnya, tinggal di lingkungan seperti apa, meninggal di rumah sakit atau puskesmas dan lain sebagainya. Jadi data tidak hanya dari segi kuantitatifnya tapi juga perlu data kualitatifnya," lanjut Dicky.

Dengan data yang mendetail, lanjut Dicky, pemerintah akan semakin mudah menentukan strategi yang efektif.

Karena akan banyak masukan dari ilmuwan, dokter, maupun ahli epidemiologi untuk mengantisipasi penyebaran dan penambahan kasus kematian.

Dicky juga menegaskan bahwa kasus kematian itu dapat menjadi indikator bahwa sebuah negara gagal dalam menangani pandemi Covid-19.

"Berapapun jumlahnya, satu saja kasus kematian, berarti ada satu kegagalan (penanganan Covid-19) yang abai kita lakukan, atau kegagalan dalam menjalankan 3T dan 5M nya," tegas Dicky.

Sebagai informasi, dalam konfrrensi pers yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Negara, Selasa (23/3/2021), Wiku mengungkap lima provinsi alami kenaikan kasus kematian akibat Covid-19.

Baca juga: Satgas: Angka Kematian Covid-19 Naik, Jumlah Kesembuhan Turun

Berdasarkan data 21 Maret 2021, lima provinsi yang alami penambahan jumlah kematian adalah Jawa Timur dengan penambahan angka kematian mingguan mencapai 168 kasus.

Kemudian angka kematian juga meningkat di Banten sebanyak 54 kasus, Lampung naik 13 kasus, Sulawesi Tengah naik 9 kasus, dan Jambi mengalami peningkatan sebanyak 8 kasus.

Data yang sama menujukan bahwa angka kesembuhan pasien Covid-19 mengalami penurunan. Jumlah kasus sembuh mingguan menurun 0,7 persen.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Mantan Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo Jadi Waketum Perindo

Mantan Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo Jadi Waketum Perindo

Nasional
Ketum Perindo Sebut Indonesia Paling Cocok Dipimpin Figur Nasionalis dan Regilius

Ketum Perindo Sebut Indonesia Paling Cocok Dipimpin Figur Nasionalis dan Regilius

Nasional
Jokowi Sebut Pemain Timnas U-20 Ingin Kuliah hingga jadi Anggota TNI-Polri

Jokowi Sebut Pemain Timnas U-20 Ingin Kuliah hingga jadi Anggota TNI-Polri

Nasional
Jokowi Tampak Ngobrol dengan Shin Tae-Yong, Apa yang Dibahas?

Jokowi Tampak Ngobrol dengan Shin Tae-Yong, Apa yang Dibahas?

Nasional
Jokowi Minta Timnas U-20 Tak Larut dalam Kekecewaan

Jokowi Minta Timnas U-20 Tak Larut dalam Kekecewaan

Nasional
Piala Dunia U-20 RI Batal, Perindo Singgung Kredibilitas dan Komitmen Bangsa Jadi Pertaruhannya

Piala Dunia U-20 RI Batal, Perindo Singgung Kredibilitas dan Komitmen Bangsa Jadi Pertaruhannya

Nasional
Polemik Penolakan RUU Perampasan Aset Tindak Pidana, Arsul Sani: Kami Setuju Ada UU Ini

Polemik Penolakan RUU Perampasan Aset Tindak Pidana, Arsul Sani: Kami Setuju Ada UU Ini

Nasional
Dapat Surat dari FIFA, Jokowi: Saya Tidak Bisa Jelaskan Isinya

Dapat Surat dari FIFA, Jokowi: Saya Tidak Bisa Jelaskan Isinya

Nasional
Jokowi Sebut Timnas U-20 Masih Punya Banyak Kesempatan, dari SEA Games hingga Olimpiade

Jokowi Sebut Timnas U-20 Masih Punya Banyak Kesempatan, dari SEA Games hingga Olimpiade

Nasional
Ungkap Praktik Suap di Bea Cukai Tahun 2008, Eks Komisioner KPK: Transaksi Capai Rp 47 M per Bulan

Ungkap Praktik Suap di Bea Cukai Tahun 2008, Eks Komisioner KPK: Transaksi Capai Rp 47 M per Bulan

Nasional
KPU Nyatakan Prima Lolos Verifikasi Administrasi Peserta Pemilu 2024

KPU Nyatakan Prima Lolos Verifikasi Administrasi Peserta Pemilu 2024

Nasional
Ketua DPP Golkar: Posisi Indonesia Jadi Tuan Rumah Berbagai Jenis Olahraga Internasional Bisa Terancam

Ketua DPP Golkar: Posisi Indonesia Jadi Tuan Rumah Berbagai Jenis Olahraga Internasional Bisa Terancam

Nasional
Jokowi Temui Skuad Timnas U-20 di Stadion Utama GBK

Jokowi Temui Skuad Timnas U-20 di Stadion Utama GBK

Nasional
Buka Mubes Gakum Kosgoro 1957, Agung Laksono Harap Hukum Tak Lagi Tumpul ke Atas dan Tajam ke Bawah

Buka Mubes Gakum Kosgoro 1957, Agung Laksono Harap Hukum Tak Lagi Tumpul ke Atas dan Tajam ke Bawah

Nasional
KPK Cek LHKPN Pejabat Dishub DKI Massdes Arouffy Buntut Istri yang Pamer Harta

KPK Cek LHKPN Pejabat Dishub DKI Massdes Arouffy Buntut Istri yang Pamer Harta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke