Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Bung Karno Rela Jual Mobil demi Bangun Patung Pancoran

Kompas.com - 18/03/2021, 15:00 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.comPatung Dirgantara atau yang dikenal dengan Patung Pancoran merupakan salah satu patung yang menjadi ikon Kota Jakarta.

Patung Dirgantara lebih dikenal dengan nama Patung Pancoran lantaran letaknya berada di daerah Pancoran, Jakarta Selatan.

Patung setinggi 11 meter dengan tiang penyangga setinggi 27 meter itu berdiri tegak di tengah kepadatan lalu lintas Jakarta sehari-hari. Patung itu sedianya merupakan monumen kedirgantaraan.

Baca juga: Kapolri Singgung soal Patung Pancoran, Ini Fakta Unik Tugu Dirgantara Itu

Presiden Soekarno selaku pencetus pembangunan Patung Dirgantara, pada tahun 1964 menyatakan bahwa Indonesia harus memiliki kebanggan dalam dunia kedirgantaraan. Pesan itu pun disampaikan langsung Soekarno kepada sang pembuat patung, Edhi Sunarso.

“Kita memang belum bisa membuat pesawat terbang, tetapi kita punya pahlawan kedirgantaraan Indonesia yang gagah berani. Kalau Amerika dan Soviet bisa membanggakan dirinya karena punya industri pesawat, kita juga harus punya kebanggaan," ujar Soekarno kepada Edhi tahun 1964.

Baca juga: Patung Pancoran, Visi Dirgantara, dan Proyek R80 Habibie (Bagian I)

Ucapan Soekarno kepada Edhi itu ditulis dalam buku Konservasi Patung Dirgantara yang diterbitkan Pusat Konservasi Cagar Budaya DKI Jakarta pada 2015.

Edhi yang menyanggupi permintaan itu kemudian membuat dan mempresentasikan rancangan patung yang akan dibuatnya kepada Soekarno.

Patung Dirgantara rancangan Edhi menampilkan figur seorang lelaki berotot dengan sehelai kain terjuntai di bagian bahu yang seolah tertiup angin.

Baca juga: 59 Tahun Hutama Karya, Bangun Patung Pancoran hingga Tol Trans Sumatera

Ekspresi wajahnya keras, mulut mengatup, dan tatapan mata tajam menatap lurus ke depan. Gestur tubuhnya digambarkan melaju dan akan melesat menuju angkasa. Soekarno menyetujui rancangan patung tersebut.

Namun, saat Edhi ingin menambah pesawat yang digenggam sosok tersebut, Soekarno menolaknya karena pesawat itu seperti mainan anak-anak.

"Yang ingin dibangun oleh Pak Soekarno itu bukan fisik si pesawat, tapi justru ingin mengekspresikan jiwa-jiwa bangsa kita," kata Sukardi, konservator dari Pusat Konservasi Cagar Budaya DKI Jakarta kepada Kompas.com, Senin (28/5/2018).

Bung Karno jual mobil

Total biaya pembuatan Patung Dirgantara berkisar Rp 12 juta. Biaya tersebut di luar pembangunan tiang penyangga. Kurs rupiah saat itu sekitar Rp 250 per 1 dollar AS.

Pemerintah memberi uang muka Rp 5 juta, sementara Soekarno secara pribadi menyumbang Rp 1 juta. Sisanya, menjadi utang pemerintah.

Edhi kemudian mulai membuat Patung Dirgantara dengan uang tersebut dan modal sendiri hingga harus berutang kepada bank dan pemilik perunggu.

Baca juga: 10 Relawan Greenpeace Pemanjat Patung Pancoran dan Selamat Datang Dipulangkan Polisi

Peristiwa Gerakan 30 September 1965 berimbas pada tertundanya pemasangan patung pada tiang penyangga. Tiang penyangga dan potongan-potongan patung yang siap dirangkai pun mangkrak. Hingga akhirnya Soekarno kembali menanyakan nasib Patung Dirgantara pada 1970.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com