Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Singgung soal Patung Pancoran, Ini Fakta Unik Tugu Dirgantara Itu

Kompas.com - 07/11/2019, 07:07 WIB
Dani Prabowo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Pol Idham Azis mengaku tak mempersoalkan apabila ada pihak yang tidak menyukai dirinya.

Sambil berkelakar, Idham bahkan sempat menganalogikan dirinya bak Patung Pancoran.

"Kalau masalah suka atau tidak suka, Patung Pancoran juga banyak yang tidak suka. Apalagi saya," kata Idham Azis saat acara pisah sambut dengan Kapolri sebelumnya di Mako Brimob Kepala Dua, Depok, Jawa Barat, Rabu (6/11/2019).

Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri itu pun bersyukur bila kelak banyak yang menyukainya. Meski demikian, ia menyatakan bahwa dirinya tidak akan dapat memuaskan seluruh pihak.

Baca juga: Kapolri: Patung Pancoran Juga Banyak yang Tak Suka, apalagi Saya...

"Jadi abang-abang kalau suka, terima kasih, kalau tidak suka ya saya tinggal," kata dia.

Berbicara mengenai Patung Pancoran yang disinggung Idham, ada sejumlah fakta menarik tentang patung yang pembangunannya digagas Presiden pertama Indonesia, Soekarno, ini.

Berikut fakta-fakta tersebut:

Digagas 1964-1965

Berdasarkan buku Konservasi Patung Dirgantara yang diterbitkan Pusat Konservasi Cagar Budaya DKI Jakarta pada 2015, diketahui gagasan pembangunan patung ini mencuat pada 1964-1965.

Nama asli patung ini adalah Patung Dirgantara. Hal itu berkaitan dengan visi Soekarno soal dunia kerdigantaraan.

"Disebut Patung Pancoran karena nama daerahnya Pancoran. Namanya penduduk, lebih gampang menyebut Patung Pancoran," kata konservator dari Pusat Konservasi Cagar Budaya DKI Jakarta, Sukardi, kepada Kompas.com, 28 Mei 2018 lalu.

Baca juga: Patung Pancoran dan Visi Dirgantara Soekarno

Sekitar tahun 1964, Soekarno meminta pematung, Edhi Sunarso, untuk membuat sebuah monumen yang dapat merepresentasikan sebagai sebuah bentuk penghormatan kepada para pahlawan penerbang Tanah Air.

"Kita memang belum bisa membuat pesawat terbang, tetapi kita punya pahlawan kedirgantaraan Indonesia yang gagah berani," kata Soekarno kepada Edhi Sunarso.

"Kalau Amerika dan Soviet bisa membanggakan dirinya karena punya industri pesawat, kita juga harus punya kebanggaan," ujar Soekarno.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com