Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KNKT Ungkap Komunikasi Terakhir Pilot Sriwijaya Air SJ 182

Kompas.com - 10/02/2021, 15:33 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis laporan awal penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Ketua Sub-Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Kapten Nurcahyo Utomo mengungkap, komunikasi terakhir pilot Sriwijaya Air SJ 182 dengan Air Traffic Controller (ATC) pada pukul 14.39 WIB.

Komunikasi terakhir terjadi ketika pilot menjawab ATC yang menginstruksikan agar pesawat naik ke ketinggian 13.000 kaki.

"Ini adalah komunikasi terakhir yang terekam di rekaman komunikasi pilot ATC di Bandara Soekarno-Hatta," kata Nurcahyo, dalam konferensi pers virtual, Rabu (10/2/2021).

Baca juga: KNKT Ungkap Begini Kronologi Jatuh dan Saat-saat Terakhir Sriwijaya Air SJ 182

Menurut kronologi, Sriwijaya Air SJ 182 tinggal landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Banten, pada pukul 14.36 WIB menuju ke Bandara Supadio, Pontianak.

Setelah tinggal landas, flight data recorder (FDR) merekam bahwa sistem autopilot aktif di ketinggian 1.980 kaki.

Pesawat terus naik, pada ketinggian 8.150 kaki tuas pengatur tenaga mesin (throttle) sebelah kiri bergerak mundur dan tenaga mesin juga ikut berkurang. Sedangkan mesin sebelah kanan tetap.

Pukul 14.38 WIB, karena kondisi cuaca, pilot meminta kepada pengatur lalu lintas udara (ATC) untuk berbelok ke arah 75 derajat. Permintaan ini diizinkan oleh ATC.

Perubahan arah ini diperkirakan ATC akan menyebabkan Sriwijaya Air SJ 182 bertemu dengan pesawat lain yang berangkat dari Soekarno-Hatta landasan selatan dengan tujuan sama. Oleh karena itu, Sriwijaya Air SJ 182 diminta berhenti naik di ketinggian 11.000 kaki.

Baca juga: KNKT: Sriwijaya Air SJ 182 Tak Lewati Awan yang Berpotensi Timbulkan Guncangan

Ketika melewati ketinggian 10.600 kaki pada pukul 14.39 WIB, pesawat berada pada arah 46 derajat dan mulai berbelok ke kiri.

Saat itu, tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali bergerak mundur, sedangkan yang kanan masih tetap.

Kemudian ATC memberi instruksi Sriwijaya Air SJ 182 naik ke ketinggian 13.000 kaki dan dijawab oleh pilot yang ternyata menjadi komunikasi terakhir.

Pukul 14.40 WIB, FDR merekam ketinggian tertinggi pesawat yakni 10.900 kaki. Setelah ketinggian ini, pesawat mulai turun dan autopilot tidak aktif.

Arah pesawat pada saat itu berada pada 16 derajat dengan posisi pitch up atau hidung pesawat pada posisi naik. Pesawat pun mulai miring ke kiri.

Tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali berkurang, sedangkan yang kanan masih tetap. Pukul 14.40 WIB, FDR mencatat auto-throttle tidak aktif dan posisi pesawat menunduk.

"Sekitar 20 detik kemudian FDR berhenti merekam data," kata Nurcahyo.

Baca juga: KNKT: Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Tidak Pecah di Udara

Adapun pesawat Sriwijaya Air penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).

Pesawat itu mengangkut 62 orang yang terdiri dari 6 kru aktif, 46 penumpang dewasa, 7 anak-anak dan 3 bayi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com