Ada pula Myra Sidharta, RP Soejono, Rosihan Anwar, Santoso S Hamijoyo, Saparinah Sadli, Sayidiman Suryohadiprojo, Sediono MP Tjondronegoro, Sjamsoe'oed Sadjad, Soekanto SA, Soemarno Soedarsono, Toeti Heraty, dan Winarno Surakhmad.
Ada satu benang merah nasihat mereka, yaitu: Pendidikan. Pendidikanlah yang bisa membebaskan dan memerdekakan bangsa ini. Para sesepuh bangsa ini –beberapa di antaranya telah meninggal dunia, masing-masing mengisahkan dengan gaya bertutur soal perjuangan hidup mereka di tiga zaman tersebut.
Saya menyederhanakan beberapa kalimat asli almarhum dalam "Indonesia yang Saya Impikan", tanpa menghilangkan maknanya.
Pak Sayidiman menuliskan:
"Saya pandang pentingnya peran pendidikan, agar semua unsur bangsa Indonesia dapat berkembang maju secara harmonis. Pendidikan juga penting untuk membangun semangat juang manusia Indonesia.
Sebab, bangsa Indonesia hidup dalam alam yang serba murah dan mudah dibandingkan dengan kehidupan bangsa yang tinggal di wilayah empat musim. Akibatnya, kita manja dan kurang semangat juang.
Kemudian, ini menjadi rintangan dan tantangan berat untuk dapat memanfaatkan segala karunia Allah berupa kekayaan alam dan bumi untuk kesejahteraan kita.
Orang Indonesia harus sama kuat semangat juangnya dengan orang Korea-Jepang-China yang selalu bergulat dengan musim dingin yang bisa kejam, dengan alam yang kurang subur, tanpa kekayaan bumi yang berarti. Semua orang Indonesia dari semua etnik perlu kita bangun semangat juangnya.
Melalui pendidikan juga akan kita hilangkan kesenjangan yang masih ada antara daerah serta etnik yang berlainan.
Sehingga dengan kemampuan masing-masing yang terus berkembang, semua orang, semua etnik, semua daerah makin maju dan menjadikan bangsa dan negara Indonesia juga maju. Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya semboyan saja."
Buku terakhir
Saya beruntung mendapat kesempatan wawancara dengan almarhum Pak Sayid pada 6 Agustus 2019. Wawancara panjang, dan ketika itu saya datang bersama anak sulung yang ingin mendapat wejangan dari sesepuh TNI ini.
Seluruh isi wawancara mengulas cara pandang beliau tentang pendidikan dan kepemimpinan, khususnya kepemimpinan TNI yang diamatinya belakangan ini.
Semuanya tertuang pada buku barunya yang diperkenalkan kepada saya saat itu, berjudul Masyarakat Pancasila (Altheras, 2019). Salah satu tentara yang gemar menulis dan rutin menerbitkan buku ini, kemudian menyerahkan satu eksemplar buku yang kemudian menjadi buku terakhirnya ini.
Bagian paling utama dari buku ini kembali menegaskan pentingnya pendidikan sebagai dasar pembentukan seorang pemimpin.