"Dalam kehidupan, ada orang-orang yang lahir dengan bakat kepemimpinan yang kuat. Orang-orang ini tak banyak memerlukan bimbingan yang kuatuntuk menjadi pemimpin yang efektif.
Akan tetapi, orang-orang yang bakatnya kurang kuatjuga dapat menjalankan kepemimpinan yang efektif melalui pendidikan dan latihan yang mengembangkan bakatnya itu. Dalam satu masyarakat, juga dalam masyarakat Pancasila, diperlukan pelaksanaan kepemimpinan di berbagai bidang dan tingkatan yang tidak sedikit jumlahnya.
Itu sebabnya keberhasilan kepemimpinan tak dapat dibatasi pada orang-orang yang berbakat tinggi saja. Dengan pembinaan intensif, akan diperoleh cukup banyak orang yang dapat menjalankan kepemimpinan efektif di negeri ini." (Suryohadiprojo, 2019, hal. 47)
***
Republik Indonesia kembali kehilangan seorang pemikir negara, pejuang di medan pertempuran sejak usia remaja, tentara-pejuang yang amanah dan kuat memegang Sapta Marga dan tak putus berpikir, menulis dalam berbagai opini dan buku.
Tokoh yang langka, karena ia salah satu dari sangat sedikit angkatan pertama Akademi Militer yang lulus pada angkatan pertama tahun 1947.
Dalam wawancara tahun lalu, Pak Sayid menyebut angka tinggal 7 orang termasuk dirinya, yang masih ada. Saat itu nama Akmil masih Militarie Akademie, atau biasa disebut dalam sejarah sebagai MA Yogya.
Pak Sayidiman juga adalah saksi hidup pertempuran Plataran Yogyakarta di tahun 1949. Pada saat itu, para kadet (taruna) diturunkan untuk meredam serangan pasca-agresi militer kedua pada 19 Desember 1948.
Zaman itu, kadet MA Yogya melakukan “latihan pertempuran” yang sesungguhnya. "Latihan kami memang nyawa taruhannya", demikian penjelasan Pak Sayidiman mengenang puluhan temannya gugur dalam pertempuran.
Kini, di tempat pertempuran itu berdiri Monumen Plataran, yang terletak di Dusun Plataran, Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman. Monumen ini untuk mengenang puluhan pejuang Indonesia yang gugur saat pertempuran dengan Belanda pada tanggal 24 Februari 1949.
Pada 24 Februari 2020, dalam peringatan Pertempuran Plataran, Letnan Jenderal (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo hadir di Plataran bersama beberapa anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI).
Sampai menjelang akhir hayatnya, Pak Sayid adalah Ketua Dewan Pertimbangan Pusat LVRI (2010-2017). Peringatan 71 tahun Pertempuran Plataran itu dikunjunginya bersama Gubernur Akademi Militer saat itu, Mayjen TNI Dudung Abdurachman oleh Akademi Militer Magelang.
Menurut Gubernur Akmil, senyatanya raut bahagia Pak Sayidiman tampak ketika diajak kembali ke tempat itu dan bertemu beberapa kawan lama.
Selamat jalan Pak Sayidiman, peninggalan utama Bapak sangat jelas: belasan buku dan puluhan tulisan di berbagai media massa. Semoga, generasi pewaris Republik Indonesia, bisa melanjutkan perjuangan ini. Aamiin...
Depok, 19 Januari 2021.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.