Sementara itu, menurut Direktur Maluku Crisis Center (MCC) Muhamad Ikhsan Tualeka, aksi para pejabat itu tidak etis di tengah pandemi corona.
“Saya menilai ini kurang etis dan tak menunjukkan adanya sense of crisis sepeti yang dikeluhkan Presiden terhadap sejumlah pembantunya baru-baru ini,” kata Ikhsan, kepada Kompas.com, Rabu.
Baca juga: Mayat Dalam Karung di Deli Serdang Diduga Bocah Berusia 13 Tahun, Ini Penjelasan Polisi
Sementara itu, menurut Akademisi IAIN Ambon, Syafin Soulissa, tindakan para pejabat bertentangan dengan apa yang selalu dikampanyekan mereka untuk memerangi wabah corona.
“Secara psikologi aksi joget-jogetan itu sangat melukai hati masyarakat, sebab selama ini masyarakat selalu ditekan untuk menerapkan protokol kesehatan, disuruh tetap di rumah, jaga jarak sampai mereka susah mencari nafkah, malah pejabat melanggar aturan,” tegas dia.
Ia juga heran karena aksi tersebut dilakukan di Kantor DPRD Maluku, padahal beberapa waktu lalu ada satu anggota DPRD dan sejumlah pegawai di kantor itu yang positif terpapar COvid-19.
Baca juga: Aksi Joget Pejabat dan Anggota DPRD Saat HUT Maluku Melukai Hati Masyarakat