Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Secara Khusus, Mumtaz Rais Minta Maaf ke Nawawi Pomolango

Kompas.com - 15/08/2020, 13:50 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Putra mantan Ketua MPR RI Amien Rais, Ahmad Mumtaz Rais, secara khusus meminta maaf kepada Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango.

Diketahui, Mumtaz terlibat percekcokan dengan Nawawi di kabin pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GS 643 rute Gorontalo-Makassar-Jakarta, Rabu (12/8/2020).

"Saya memohon maaf kepada Pak Nawawi Pomolango, Wakil Ketua KPK, karena tindakan saya yang tidak pantas," ujar Mumtaz melalui keterangan tertulis, Sabtu (15/8/2020).

Mumtaz juga meminta maaf kepada Garuda Indonesia atas peristiwa yang tidak pantas dilakukan itu.

Baca juga: Mumtaz Rais Minta Maaf atas Peristiwa Keributan di Kabin Garuda

"(Minta maaf) kepada para awak kabin Garuda Indonesia serta pihak Garuda Indonesia. Kepada pihak-pihak yang dirugikan dan terganggu karena pemberitaan ini," lanjut dia.

Ia sekaligus meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia atas kegaduhan yang ia timbulkan.

Menurut Mumtaz Rais, peristiwa tersebut merupakan contoh tidak baik yang tak patut ditiru.

"Juga kepada seluruh masyarakat. Saya menyadari tindakan saya telah menjadi contoh yang tidak baik," pungkas dia.

"Atas nama pribadi, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kegaduhan yang terjadi, menyusul peristiwa di kabin pesawat Garuda rute Gorontalo-Makassar-Jakarta," lanjut Mumtaz.

Baca juga: Mumtaz Rais Tiga Kali Ditegur Awak Garuda karena Pakai Handphone di Pesawat

Diberitakan, Ahmad Mumtaz Rais, putra dari Amien Rais, dilaporkan oleh Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango ke Polres Bandara Soekarno-Hatta.

Laporan itu dibenarkan Kapolres Bandara Soekarno-Hatta Kombes Adi Ferdian Saputra.

Laporan tersebut berawal dari percekcokan di pesawat.

"Beliau (Nawawi Pomolango) singgah ke Polsubsektor Terminal 3, kemudian beliau ceritakan tentang kejadian yang beliau ketahui," kata Adi Ferdian saat dihubungi Kompas.com, Jumat (14/8/2020).

Dia mengatakan, Nawawi masih melaporkan peristiwa itu secara lisan.

Baca juga: Nawawi Tegur Mumtaz Rais sebagai Sesama Penumpang, KPK: Iktikad Baik Direspons Negatif

"Jadi pada malam hari itu beliau (Nawasi) hanya menyampaikan ada kejadian (percekcokan) tersebut," tutur dia.

Kronologi

Nawawi menceritakan, Rabu (12/8/2020), ia menumpang pesawat dengan penerbangan GS 643 rute Gorontalo-Makassar-Jakarta.

Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango mengikuti upacara pelantikan Pimpinan dan Dewan Pengawas KPK di Istana Negara, Jakarta, Jumat (20/12/2019). Presiden Joko Widodo melantik lima pimpinan KPK periode 2019-2023 yakni Firli Bahuri, Alexander Marwata, Lili Pintauli Siregar, Nawawi Pomolango dan Nurul Ghufron.ANTARA FOTO/AKBARr NUGROHO GUMAY Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango mengikuti upacara pelantikan Pimpinan dan Dewan Pengawas KPK di Istana Negara, Jakarta, Jumat (20/12/2019). Presiden Joko Widodo melantik lima pimpinan KPK periode 2019-2023 yakni Firli Bahuri, Alexander Marwata, Lili Pintauli Siregar, Nawawi Pomolango dan Nurul Ghufron.
Nawawi duduk di kelas bisnis. Ia duduk sederet dengan Mumtaz Rais.

Saat pesawat transit di Kota Makassar dan sedang melakukan pengisian bahan bakar, Mumtaz tampak berkomunikasi menggunakan ponselnya.

Mumtaz juga berbicara dengan volume suara keras.

"Cara yang bersangkutan berkomunikasi dengan suara yang keras itu telah sangat mengganggu hak kenyamanan yang seharusnya saya peroleh sebagai sesama penumpang," kata Nawawi dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/8/2020).

Baca juga: Berkaca dari Cekcok Nawawi dan Mumtaz Rais, KPK Ingatkan Pejabat Wajib Beri Contoh Integritas

Terlebih lagi, komunikasi menggunakan ponsel semestinya tidak dilakukan karena pesawat sedang mengisi bahan bakar.

Aktivitas komunikasi Mumtaz Rais itu pun sempat mendapat teguran dari awak kabin.

Mumtaz diminta menuruti permintaan awak kabin untuk mematikan teleponnya. Namun, meskipun tiga kali mendapatkan teguran, Mumtaz Rais tetap tidak mengindahkannya.

Akhirnya, Nawawi turut menegur Mumtaz.

"Kalimat awal yang saya ucapkan untuk ikut mengingatkan yang bersangkutan hanyalah, 'Mas, tolong dipatuhi saja aturannya'," ucap Nawawi.

Mumtaz lantas kesal dengan teguran Nawawi. Perselisihan mulut pun terjadi antara keduanya.

Baca juga: Sebut Urusan dengan Mumtaz Rais Belum Selesai, Nawawi: Saya Laporkan...

Awak kabin dan rekan Mumtaz mencoba menenangkan Mumtaz Rais. Namun, Mumtaz terus saja melontarkan kata-kata dengan nada tinggi.

"Bahkan yang bersangkutan, meski telah ditenangkan awak kabin dan rekannya, masih terus mengucapkan kata-kata 'pahlawan kesiangan', dan saya hanya menyampaikan, saya akan meneruskan urusannya ke pihak berwenang di bandara," tutur dia.

Hingga sampai di Bandara Soekarno-Hatta dan turun dari pesawat, Mumtaz tampak tak terima dengan teguran Nawawi.

Salah seorang rekan Mumtaz kemudian menyampaikan permohonan maaf kepada Nawawi.

Namun, Nawawi melihat permohonan maaf itu bukan murni bersumber dari Mumtaz sendiri.

Baca juga: Cerita Nawawi Pomolango Cekcok dengan Mumtaz Rais di Pesawat...

Sebab, Mumtaz Rais terlihat langsung terburu-buru meninggalkan pesawat tanpa tegur sapa sedikit pun.

"Ada pihak lain yang merupakan teman yang bersangkutan, yang saat hendak turun pesawat mengucapkan permohonan maaf. Tetapi, yang bersangkutan sendiri telah buru-buru turun tanpa tegur sapa apa pun," ujar Nawawi.

Ia pun telah menyampaikan kepada Mumtaz Rais serta rekannya bahwa perselisihan itu akan dilaporkan ke pihak kepolisian Bandara Soetta.

"Jadi yang bersangkutan itu sangat mengetahui kalau saya akan menyampaikan laporan tersebut," ujar Nawawi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com