JAKARTA, KOMPAS.com - Penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2020 di tengah pandemi Covid-19 dinilai akan menguntungkan kepala daerah yang masih menjabat dan akan maju kembali sebagai calon (petahana).
Hal tersebut disampaikan Dosen Fisipol UI Sri Budi Eko Wardani dalam diskusi online Komite Pemilih Indonesia (Tepi), Jumat (19/6/2020).
Menurut dia, partai politik pengusung akan berpikir siapa calon kepala daerah yang memiliki potensi kemenangan yang besar sehingga akan didukung.
"Mau tidak mau, petahana akan diuntungkan karena bisa jadi partai berpikir siapa yang akan menang yang akan dia dukung. Apalagi sekarang tidak ada batasan maksimal dukungan, adanya minimal. Jadi kemungkinan petahana didukung," kata dia.
Baca juga: Menurut Bawaslu, Ini Kelebihan dan Kekurangan Kampanye Daring
Ia mengatakan, jika dalam keadaan normal kompetisi pilkada akan berlangsung terbuka dan aktif. Tetapi saat pandemi seperti ini, akan terbatas.
Sebagai contoh, dari pengamatannya di daerah Tangerang pada Januari-Febuari lalu sudah mulai banyak spanduk beredar dari para calon kepala daearah.
Namun pada periode Maret-April hingga saat ini, spanduk-spanduk pencalonan tersebut tak lagi bertambah.
"Apakah itu proses dalam partai jadi terhenti seleksinya? Bagaimana juga survei yang menentukan popularitas?" kata dia.
Di sisi lain, siapa yang akan dipilih masyarakat juga menjadi persoalan tersendiri.
Sebab pada masa normal saja, masyarakat kerap kali tidak mengetahui siapa calon yang bertarung dalam pilkada walau kondisinya lebih mudah dibandingkan pemilihan legislatif (pileg) pada 2018 lalu.
Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri Bahtiar mengatakan, saat ini muncul isu soal 224 kepala daerah dari 270 wilayah yang akan menggelar pilkada, berpotensi maju kembali.
Baca juga: KPI: Kalau Kampanye di Internet, Kami Khawatir Tak Efektif
"Inilah yang harus dikuliti masyarakat sipil dari sekarang. Dari sisi publik, ini kurang terungkap profil si calon," kata dia.
Apalagi dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini, kata dia, akan terlihat apakah petahana yang maju lagi itu terpengaruhi situasinya atau tidak.
Terpengaruh situasi yang dimaksud adalah mereka memanfaatkan kondisi pandemi Covid-19 untuk maju kembali.
"Pasti ada pengaruhnya, tapi ini harus kita ungkap supaya masyarakat memperoleh informasi cukup calon-calon yang tersedia," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.