Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendagri Larang Dukcapil Daerah Serahkan Data Penduduk Potensial ke KPUD

Kompas.com - 11/06/2020, 22:45 WIB
Sania Mashabi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Dirjen Dukcapil Kemendagri) Zudan Arif Fakrulloh meminta jajarannya untuk ikut membantu Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) memutakhirkan data pemilih untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020.

Pemutakhiran yang dimaksud yaitu mendata penduduk yang meninggal, pindah domisili, menjadi TNI atau Polri atau pensiun dari TNI atau Polri, dan yang belum 17 tahun tetapi sudah menikah.

"Data yang diserahkan kepada KPUD cukup NIK dan nama saja. Karena seluruh KPUD sudah diberi password oleh Dukcapil Pusat untuk bisa langsung mengecek NIK Penduduk tersebut," kata Zudan dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/6/2020).

Baca juga: KPU Minta Tambahan Anggaran Rp 4,7 Triliun untuk Pilkada 2020

Ia pun mengajak semua pihak untuk berkoordinasi lebih intensif sehingga bisa terbangun data pemilih yang akurat.

Kendati demikian, Zudan melarang jajarannya untuk memberikan Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) langsung kepada KPUD.

"Dinas Dukcapil Kabupaten atau Kota tidak boleh menyerahkan DP4. Ini sepenuhnya kewenangan Dukcapil Pusat," ucap Zudan.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengaku bahwa pihaknya telah menyusun mekanisme Pilkada 2020 jika terpaksa digelar di tengah pandemi Covid-19.

Rancangan itu meliputi tahapan pemutakhiran data pemilih, kampanye, hingga pemungutan suara.

"Kalau Pilkada tetap dilaksanakan tetapi pandemi corona diprediksi terjadi, KPU sebetulnya sudah merancang beberapa hal," kata Arief dalam sebuah diskusi yang digelar Minggu (19/4/2020).

Baca juga: Tahapan Pilkada 15 Juni, Menkeu Siap Realisasi Tambahan Anggaran Rp 1,02 Triliun

Terkait pemutakhiran data pemilih misalnya, KPU mempertimbangkan pemutakhiran data hingga verifikasi dukungan calon kepala daerah perseorangan dilakukan secara digital.

Kemudian,, terkait kampanye, Arief menyebut bahwa yang paling mungkin digelar selama pandemi adalah kampanye melalui platform digital. Hal ini akan meminimalisasi berkumpulnya massa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com