Tepat di belakang Anies dan keluarga, Sandiaga Uno datang beserta dengan istrinya, Nur Asia, dan anaknya, Amyra Atheefa Uno.
Suasana persatuan juga makin muncul setelah Pengurus Gerakan Nasional Pembela Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) ikut bersilaturahmi dengan Presiden Jokowi di Istana Negara.
Ketua GNPF MUI Bachtiar Nasir M. Kapitra Ampera Yusuf Muhammad Martak, Muhammad Lutfi Hakim Habib Muchsin, Zaitun Rasmin, dan Deni bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka setelah Presiden mengadakan open house bagi masyarakat.
Seperti diketahui, GNPF MUI menggerakkan massa untuk ikut dalam "Aksi Bela Islam" yang pertama digelar pada tanggal 14 Oktober 2016.
Baca juga: Jalan Panjang GNPF-MUI Bertemu Jokowi...
Selanjutnya, muncul rangkaian Aksi Bela Islam pada tanggal 4 November 2016 yang lebih dikenal dengan aksi 411, pada tanggal 2 Desember 2016 atau 212, lalu aksi 313, dan aksi 28 Maret 2017.
Aksi tersebut dilatarbelakangi tuntutan mereka dalam sidang penodaan agama yang dilakukan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Bukan hanya para petinggi atau kubu yang berseteru yang menjalin silaturhaim dengan Presiden. Masyarakat biasa juga dapat bersalaman dengan Presiden setelah mengantre di Sekretariat Negara.
Masyarakat umum ada bersilaturahim dengan mengenakan sarung dan sandal meski tidak sedikit yang mengenakan gamis.
Mereka yang sudah selesai bersalaman dapat menikmati sajian istana, mulai dari siomay, bakso, bakwan malang, hingga kue-kue kering di depan Wisma Negara.
Tidak hanya itu, Presiden juga menyediakan bingkisan berupa beras, gula, teh, dan minyak goreng ditambah roti dalam bungkusan merah putih yang dibagikan di depan Gedung II Setneg.
Baca juga: Hadiri Open House Istana, Kapten Vincent Raditya Ingin Ngevlog Bareng Jokowi
Bagi mereka yang bersabar, Biro Pers Kepresidenan juga mencetak foto saat warga bersalaman dan warga dapat mendapatkan foto itu secara cuma-cuma.
Hal yang menarik, tidak hanya Presiden yang memberikan bingkisan, tetapi ada juga masyarakat yang memberikan bingkisan kepada Presiden, yakni amplop berisi surat dan CD lagu.
Setahun kemudian, Idul Fitri 1439 Hijriah yang jatuh pada tanggal 15 Juni 2018, Presiden Jokowi dan keluarga melangsungkan shalat Idul Fitri di lapangan Astrid, Kebun Raya Bogor.
Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Didin Saefuddin Buchori yang bertindak sebagai imam dan khatib dalam salat tersebut.
Dalam ceramah agama dengan tema "Meraih Kemuliaan Hidup Setelah Ramadhan" Didin menyatakan bahwa mengusahakan kesejahteraan adalah kewajiban bagi kaum Muslim.
Baca juga: Bersama Seribuan Warga, Jokowi dan Keluarga Shalat Id di Kebun Raya Bogor
"Kita bisa berbagi dengan sesama saudara yang kebetulan tidak seberuntung kita. Kita santuni mereka, kita angkat mereka ke taraf yang lebih baik dan kita jadikan mereka bagian dari diri kita. Itulah inti puasa Ramadan yang kita lakukan dengan jalan demikian maka terbukalah pintu-pintu takwa yang menjadi tujuan puasa Ramadan," kata Didin.
Presiden Joko Widodo juga kembali menggelar open house di Istana Kepresidenan RI, Bogor.
Tampak masyarakat di sekitar Bogor datang untuk bersilaturahim. Bahkan, mereka datang dengan tidak mengenakan pakaian bagus. Ada yang mengenakan kaus, celana panjang dan sandal jepit.
Salah seorang masyarakat yang tampil dengan sandalan adalah Ajum Jumhadi, penarik becak yang biasa mangkal di depan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Paledang, Bogor.
"Ini pertama bertemu Presiden, pertama masuk Istana Presiden, saya hanya ingin mengucapkan selamat Idul Fitri saja," kata Ajum Jumhadi yang datang bersama dengan rekan-rekannya yang juga menarik becak.
Ujang, petani asal Sukabumi juga mengaku datang karena ingin bersilaturahmi dengan Presiden. Ia mengaku datang berjalan kaki, dua hari dua malam.
Baca juga: Seorang Tamu Open House Tiba-tiba Sujud di Depan Jokowi dan Iriana
"Datang sendiri, tadi salaman langsung, Ya, minal aidin saja. Berangkat pada hari Rabu, jalan kaki menuju Bogor karena untuk mengirit ongkoslah. Setelah ini, ya, pulang ke Sukabumi lagi, jalan kaki lagi, enggak ada ongkos saya," kata Ujang.
Seusai bertemu, bersalaman dan berfoto dengan Presiden Jokowi, Ajum, Ujang dan rekan-rekannya mendapat santapan makan siang berupa lontong sayur dan opor di bawah tenda hijau yang sengaja dipasang di halaman belakang Istana Bogor.
Mereka pun mendapat oleh-oleh paket sembako saat melangkah keluar gerbang Istana.
Ajum dan Ujang bersalaman tidak jauh dari posisi antre para pejabat negara maupun tokoh-tokoh politik.
Tampak Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo, Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali, Ketua DPD Oesman Sapta Odang, Ketua BPK Moermahadi S. Djanegara, dan lainnya.
Baca juga: Open House Jokowi Pk 10.00, Masyarakat Antre Sejak Pk 06.00
Selanjutnya, pada Idul Fitri 1440 Hijriah, Presiden Jokowi dan keluarga melakukan kembali shalat Idul Fitri di Masjid Istiqlal, Jakarta, 5 Juni 2019.
Imam shalat sekaligus khatib, yakni Guru Besar Ilmu Hadis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Said Agil Husin Al Munawar.
Dalam khotbah Idul Fitri dengan tema "Menebar Maaf Membangun Kebersamaan", Said menyampaikan bulan Ramadhah merupakan bulan penempaan bagi umat Muslim untuk menahan diri dan mengendalikan diri dari tipu daya setan yang dapat merusak tata harmoni masyarakat dan takwa kepada Allah SWT.
Karena Idul Fitri 2019 dekat dengan waktu pengumuman hasil rekapitulasi pemilihan umum yang dimenangkan Presiden Joko Widodo, open house kali ini diselenggarakan lebih meriah daripada biasanya, masyarakat yang hadir membeludak.