Salin Artikel

Perayaan Lebaran Jokowi dari Tahun ke Tahun...

Perbedaan perayaan itu karena pandemi COVID-19 menerpa Indonesia seperti juga yang terjadi di negara lainnya.

Total terkonfirmasi positif COVID-19 hingga Minggu kemarin sebanyak 22.271 orang di Indonesia.

Untuk mencegah penularan lebih luas lagi, Pemerintah menghimbau umat muslim untuk menunaikan Shalat Idul Fitri di rumah masing-masing.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga sudah mengeluarkan panduan untuk melakukan Shalat Id di rumah bisa dilakukan secara berjemaah ataupun mandiri.

Shalat berjemaah ketentuannya harus berjumlah empat orang. Satu orang bertindak sebagi imam, sementara tiga orang lainnya sebagai makmum.

Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo juga taat dengan anjuran tersebut, yaitu dengan menggelar shalat Idul Fitri di halaman depan Wisma Bayurini, kediaman resmi presiden, kompleks Istana Kepresidenan Bogor.

Baik Presiden Jokowi, Ibu Negara Iriana, maupun putra bungsu mereka Kaesang Pangarep juga mengenakan masker saat shalat.

Total ada 10 orang yang mengikuti shalat, termasuk imam dan khatib Istana.

Peserta shalat tersebut merupakan yang paling sedikit dibanding peserta shalat Idul Fitri bersama Presiden Jokowi pada tahun-tahun sebelumya.

Lebaran Dari Tahun ke Tahun

Pada tanggal 16 Juli 2015, Presiden Jokowi bersama Ibu Negara Iriana menunaikan shalat Idul Fitri di Masjid Baiturrahman Banda Aceh.

Sehari sebelumnya, Presiden Jokowi melepas pawai takbir di Banda Aceh.

Ia memilih Aceh sebagai tempat ber-Lebaran pertama setelah menjabat sebagai presiden karena Aceh Serambi Mekah dan Aceh merupakan provinsi ujung paling barat Indonesia.

Ia juga mengaku mencintai masyarakat Aceh dan ingin mengenang kembali saat-saat tinggal di Aceh pada tahun 1985—1987, yakni di Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah.

Presiden Jokowi mengatakan bahwa Indonesia bukan hanya seputar Jakarta saja, melainkan terbentang luas dari Aceh hingga Papua.

"Supaya semuanya kita ini merasa Indonesia dan Jokowi itu presidennya Indonesia bukan milik Jakarta saja," kata Presiden.

Setahun kemudian, giliran ribuan warga Padang, Sumatera Barat, berkesempatan untuk menunaikan shalat Idul Fitri bersama Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana di Masjid Raya, tepatnya pada tanggal 6 Juli 2016.

Presiden Jokowi mengaku sangat terkesan dengan keramahtamahan masyarakat Padang. Menurut dia, baru kali ini merayakan Lebaran di Kota Padang.

"Saya melihat keramahtamahan masyarakat, melihat antusias dari pemudik yang dari rantau. Semuanya di sini berjalan aman, berjalan dengan baik. Tadi Shalat Id bersama dengan seluruh masyarakat juga berjalan dengan baik. Alhamdulillah," ungkap Presiden saat itu.

Dalam khotbah Idul Fitri dengan tema 'Silaturahim', khatib Urwatul Wusqa mengatakan bahwa silaturahim adalah kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah karena bagaimanapun besarnya umat Islam secara kuantitatif, sama sekali tidak akan ada artinya apabila di dalamnya tidak ada persatuan yang kukuh dan kerja sama untuk menyelesaikan permasalahan umat.

Pada tanggal 25 Juni 2017, Presiden Jokowi merayakan Idul Fitri di Jakarta.

Ini adalah kali pertama Presiden Jokowi merayakan Lebaran di Ibu Kota semenjak menjabat Presiden RI.

Presiden Jokowi, Ibu Negara Iriana beserta putrinya, Kahiyang Ayu dan putranya, Kaesang Pangarep, melaksanakan shalat Idul Fitri di Masjid Istiqlal.

Khatib salat saat itu adalah Quraish Shihab yang mengingatkan bahwa nasionalisme, patriotisme, dan cinta tanah air adalah fitrah (naluri) manusia.

Persatuan dan kesatuan, menurut Quraish, anugerah Tuhan yang tidak ternilai karena sebaliknya, perpecahan dan tercabik-cabiknya masyarkat adalah bentuk siksa Allah.

Quraish mengingatkan agar manusia tidak terperdaya dengan tipu daya iblis dan mengalami kepahitan akibat menurutinya.

"Saudara, kata iblis diambil dari bahasa Yunani Kuno, yang berarti sosok yang memfitnah, yang memecah belah dan menanamkan prasangka buruk. Dengan ber-Idul Fitri hendaknya kita sadar tentang peranan iblis dan pengikut-pengikutnya dalam menyebar fitnah dan hoaks serta menanamkan buruk serta memecah belah kesatuan," kata Quraish.

Tema kesatuan itu juga yang tampak dari suasana open house (gelar griya) yang diadakan Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta.

Saat itu, Presiden Jokowi bersilaturahim dengan pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan dan Sandiaga Uno beserta masing-masing keluarga.

Anies datang bersama dengan istrinya, Fery Farhati Ganis dan anak-anaknya (Mutiara Annisa Baswedan, Mikail Azizi Baswedan, Kaisar Hakam Baswedan, dan Ismail Hakim Baswedan).

Tepat di belakang Anies dan keluarga, Sandiaga Uno datang beserta dengan istrinya, Nur Asia, dan anaknya, Amyra Atheefa Uno.

Suasana persatuan juga makin muncul setelah Pengurus Gerakan Nasional Pembela Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) ikut bersilaturahmi dengan Presiden Jokowi di Istana Negara.

Ketua GNPF MUI Bachtiar Nasir M. Kapitra Ampera Yusuf Muhammad Martak, Muhammad Lutfi Hakim Habib Muchsin, Zaitun Rasmin, dan Deni bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka setelah Presiden mengadakan open house bagi masyarakat.

Seperti diketahui, GNPF MUI menggerakkan massa untuk ikut dalam "Aksi Bela Islam" yang pertama digelar pada tanggal 14 Oktober 2016.

Selanjutnya, muncul rangkaian Aksi Bela Islam pada tanggal 4 November 2016 yang lebih dikenal dengan aksi 411, pada tanggal 2 Desember 2016 atau 212, lalu aksi 313, dan aksi 28 Maret 2017.

Aksi tersebut dilatarbelakangi tuntutan mereka dalam sidang penodaan agama yang dilakukan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Bukan hanya para petinggi atau kubu yang berseteru yang menjalin silaturhaim dengan Presiden. Masyarakat biasa juga dapat bersalaman dengan Presiden setelah mengantre di Sekretariat Negara.

Masyarakat umum ada bersilaturahim dengan mengenakan sarung dan sandal meski tidak sedikit yang mengenakan gamis.

Mereka yang sudah selesai bersalaman dapat menikmati sajian istana, mulai dari siomay, bakso, bakwan malang, hingga kue-kue kering di depan Wisma Negara.

Tidak hanya itu, Presiden juga menyediakan bingkisan berupa beras, gula, teh, dan minyak goreng ditambah roti dalam bungkusan merah putih yang dibagikan di depan Gedung II Setneg.

Bagi mereka yang bersabar, Biro Pers Kepresidenan juga mencetak foto saat warga bersalaman dan warga dapat mendapatkan foto itu secara cuma-cuma.

Hal yang menarik, tidak hanya Presiden yang memberikan bingkisan, tetapi ada juga masyarakat yang memberikan bingkisan kepada Presiden, yakni amplop berisi surat dan CD lagu.

Setahun kemudian, Idul Fitri 1439 Hijriah yang jatuh pada tanggal 15 Juni 2018, Presiden Jokowi dan keluarga melangsungkan shalat Idul Fitri di lapangan Astrid, Kebun Raya Bogor.

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Didin Saefuddin Buchori yang bertindak sebagai imam dan khatib dalam salat tersebut.

Dalam ceramah agama dengan tema "Meraih Kemuliaan Hidup Setelah Ramadhan" Didin menyatakan bahwa mengusahakan kesejahteraan adalah kewajiban bagi kaum Muslim.

"Kita bisa berbagi dengan sesama saudara yang kebetulan tidak seberuntung kita. Kita santuni mereka, kita angkat mereka ke taraf yang lebih baik dan kita jadikan mereka bagian dari diri kita. Itulah inti puasa Ramadan yang kita lakukan dengan jalan demikian maka terbukalah pintu-pintu takwa yang menjadi tujuan puasa Ramadan," kata Didin.

Presiden Joko Widodo juga kembali menggelar open house di Istana Kepresidenan RI, Bogor.

Tampak masyarakat di sekitar Bogor datang untuk bersilaturahim. Bahkan, mereka datang dengan tidak mengenakan pakaian bagus. Ada yang mengenakan kaus, celana panjang dan sandal jepit.

Salah seorang masyarakat yang tampil dengan sandalan adalah Ajum Jumhadi, penarik becak yang biasa mangkal di depan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Paledang, Bogor.

"Ini pertama bertemu Presiden, pertama masuk Istana Presiden, saya hanya ingin mengucapkan selamat Idul Fitri saja," kata Ajum Jumhadi yang datang bersama dengan rekan-rekannya yang juga menarik becak.

Ujang, petani asal Sukabumi juga mengaku datang karena ingin bersilaturahmi dengan Presiden. Ia mengaku datang berjalan kaki, dua hari dua malam.

"Datang sendiri, tadi salaman langsung, Ya, minal aidin saja. Berangkat pada hari Rabu, jalan kaki menuju Bogor karena untuk mengirit ongkoslah. Setelah ini, ya, pulang ke Sukabumi lagi, jalan kaki lagi, enggak ada ongkos saya," kata Ujang.

Seusai bertemu, bersalaman dan berfoto dengan Presiden Jokowi, Ajum, Ujang dan rekan-rekannya mendapat santapan makan siang berupa lontong sayur dan opor di bawah tenda hijau yang sengaja dipasang di halaman belakang Istana Bogor.

Mereka pun mendapat oleh-oleh paket sembako saat melangkah keluar gerbang Istana.

Ajum dan Ujang bersalaman tidak jauh dari posisi antre para pejabat negara maupun tokoh-tokoh politik.

Tampak Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo, Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali, Ketua DPD Oesman Sapta Odang, Ketua BPK Moermahadi S. Djanegara, dan lainnya.

Selanjutnya, pada Idul Fitri 1440 Hijriah, Presiden Jokowi dan keluarga melakukan kembali shalat Idul Fitri di Masjid Istiqlal, Jakarta, 5 Juni 2019.

Imam shalat sekaligus khatib, yakni Guru Besar Ilmu Hadis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Said Agil Husin Al Munawar.

Dalam khotbah Idul Fitri dengan tema "Menebar Maaf Membangun Kebersamaan", Said menyampaikan bulan Ramadhah merupakan bulan penempaan bagi umat Muslim untuk menahan diri dan mengendalikan diri dari tipu daya setan yang dapat merusak tata harmoni masyarakat dan takwa kepada Allah SWT.

Open House Meriah 2019

Karena Idul Fitri 2019 dekat dengan waktu pengumuman hasil rekapitulasi pemilihan umum yang dimenangkan Presiden Joko Widodo, open house kali ini diselenggarakan lebih meriah daripada biasanya, masyarakat yang hadir membeludak.

Sebelumnya, Presiden dan Ibu Negara bersilaturahmi dengan para pejabat negara serta duta besar dimulai pukul 09.00 WIB hingga 09.30 WIB yang juga didatangi Wakil Presiden terpilih (saat itu) Kiai Haji Ma'ruf Amin datang bersama istrinya, Wury Estu Handayani.

Masyarakat yang datang awalnya berkempul di Jalan Silang Monas Barat Laut, tepat di depan Istana Merdeka.

Sudah ada tenda dan panggung serta makanan ringan yang disiapkan oleh Sekretariat Kepresidenan untuk warga.

Dari sana mereka memasuki halaman Gedung Sekretariat Negara, kemudian mengantre di tenda di halaman Istana Negara untuk masuk ke Istana Negara.

Namun, pada pukul 10.55 WIB baru sekitar 100 warga yang bersalaman dengan Presiden dan Ibu Negara, padahal di tiga tenda tempat menunggu lainnya ratusan warga yang menanti masuk, sementara Presiden Jokowi dan keluarga sudah dijadwalkan berangkat ke Solo, Jawa Tengah.

Akhirnya Presiden Jokowi memutuskan untuk mendatangi setiap tenda yang masih dipenuhi warga di tiga tenda tersebut. Ibu Negara Iriana yang tadinya ikut bersalaman di Istana Negara akhirnya memilih untuk kembali ke Istana karena warga terus mengerumun.

Padahal, matahari saat itu sedang terik-teriknya.

Sekitar 20 menit bersalaman dengan warga di tenda kedua, Presiden yang terus dijaga oleh Paspampres mendatangi tenda di sisi barat laut Monas menggunakan mobil golf.

Di lokasi itu sekitar 2.000 warga juga sudah menantikan Presiden sehingga ia naik ke atas panggung untuk menyapa warga.

"Pertama-tama saya ingin mengucapkan selamat Idul Fitri 1 Syawal 1440 Hijriah. Mohon maaf lahir dan batin. Minal aidzin walfaidzin saya mohon maaf karena yang di Istana yang ngantre juga masih banyak, yang di sni jauh lebih banyak sehingga saya lebih baik datang ke sini, benar?" kata Presiden dari atas panggung.

Massa pun makin merengsek ke atas panggung.

"Karena sebentar lagi saya juga harus pulang kampung. Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ibu yang sudah rela datang ke sini dan sekali lagi mohon maaf saya tidak bisa datang satu per satu," kata Presiden lagi.

Warga pun menyambut pernyataan Presiden dengan tepuk tangan dan teriakan.

"Ya, begini saja, fotonya bareng-bareng saja saya ke situ. Itu yang bisa saya sampaikan, terima kasih," ungkap Presiden.

Presiden pun berfoto bersama dengan warga dari atas panggung.

Di Tengah Pandemi

Namun, pada Idul Fitri 1441 Hijriah, 24 Mei 2020, hanya salawat syahdu dilantuntukan pegawai Istana Kepresidenan RI, Bogor, Herawan selaku bilal yang menyambut kedatangan Presiden Jokowi, Ibu Negara Iriana dan Kaesang Pangarep.

Sementara itu, Kaesang mengenakan kemeja putih lengan panjang, sarung batik dan kopiah hitam, serta tak lupa menggunakan masker hitam

Beberapa perangkat melekat juga ikut menunaikan Shalat Id, antara lain Komandan Grup A Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) Kolonel Inf. Achiruddin, Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden Erlin Suastini, Asisten Ajudan Presiden Lettu Inf. Mat Sony Masturi, dan Pengawal Pribadi Presiden Lettu Inf. Windra Sanur yang seluruhnya mengenakan masker.

Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Baitussalam Istana Kepresidenan RI, Bogor, Muhammadun memimpin salat tersebut.

Dalam khotbahnya yang bertema "Idulfitri Momentum Hijrah", Muhammadun menyampaikan Idul Fitri adalah momentum untuk menghapus segala dosa dan kesalahan, serta momentum untuk hijrah menuju kebaikan.

"Jika sebelum Ramadhan, kita saling bermusuhan, saling menghina satu sama lain, banyak melakukan kesalahan, setelah Idul Fitri ini, mari kita komitmen untuk memperbaiki diri, saling rukun, saling bermaafan, saling bersatu, dan saling mempererat persaudaraan,” kata Muhammadun.

Presiden Jokowi juga sempat menyampaikan pesan Idul Fitri kepada masyarakat lewat video sehari sebelum Lebaran.

"Bapak, Ibu, Saudara-saudara sekalian, hari raya Idul Fitri kali ini kita rayakan dengan cara yang berbeda karena menuntut pengorbanan kita semua tidak dapat mudik dan silaturahmi seperti biasanya," ujar Jokowi dalam video tersebut.

"Saya merasakan hal ini sangatlah berat, tapi keselamatan handai tolan dan sanak saudara tentu lebih penting dan harus menjadi prioritas kita semua. Saya yakin, bersama-sama kita bangsa Indonesia akan mampu melewati ujian berat ini," lanjut dia.

Memang perayaan Idul Fitri kali ini dirayakan dengan kesabaran dan ketenangan guna memenangi virus corona yang tak kasatmata. Untuk itu, dibutuhkan kerja sama dari semua pihak.

https://nasional.kompas.com/read/2020/05/25/14263591/perayaan-lebaran-jokowi-dari-tahun-ke-tahun

Terkini Lainnya

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke