JAKARTA, KOMPAS.com - Majelis Sinode Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) mengimbau jemaatnya meniadakan sementara kegiatan rutin hingga awal April 2020, kecuali pemberkatan pernikahan dan ibadah pemakaman.
Imbauan itu disampaikan usai adanya jemaat GPIB yang positif terjangkit virus corona.
Para pasien merupakan peserta Persidangan Sinode Tahunan GPIB 2020 di Bogor, pada 26-29 Februari 2020.
Baca juga: GPIB Sebut 4 Jemaatnya Positif Covid-19, Dirawat di RS dan Kondisinya Stabil
GPIB Majelis Sinode mengungkapkan hal tersebut melalui surat edaran bernomor 9493/III-20/MS.XX tertanggal 19 Maret 2020, yang telah dikonfirmasi oleh Penatua Sheila A. Salomo.
"Bagi jemaat-jemaat yang memiliki fasilitas pendukung, dapat melaksanakan ibadah secara live streaming," tulis GPIB, seperti dikutip dalam surat imbauan yang didapatkan Kompas.com, Jumat (20/3/2020).
"Kecuali dua ibadah yang mendesak, seperti pemberkatan perkawinan dan ibadah pemakaman, dapat dilakukan tatap muka secara terbatas dan berjarak sesuai prinsip social distancing," tulisnya.
Kemudian, GPIB mengimbau seluruh peserta acara tersebut untuk melakukan tes kesehatan.
Baca juga: Majelis Sinode Tegaskan Pasien Positif Corona yang Meninggal di Solo Tak Terkait GPIB
Bagi peserta yang mengalami gejala terinfeksi virus corona, diminta agar segera memeriksakan diri ke rumah sakit.
Untuk mencegah penyebaran virus corona, jemaat juga diimbau melakukan penyemprotan kompleks gereja dengan cairan disinfektan.
GPIB mengaku terus berkoordinasi dengan pemda dan pemerintah pusat terkait perkembangan usai acara tersebut.
"Saat ini Majelis Sinode GPIB terus berkomunikasi dan berkordinasi dengan Pemerintah Daerah dan Nasional/Pusat untuk mengikuti dan melaporkan perkembangan internal GPIB pasca PST Bogor 2020," tulis GPIB.
Baca juga: Klarifikasi GPIB soal Jemaatnya yang Meninggal Usai Hadiri Acara di Bogor
Menurut GPIB, terdapat empat jemaatnya yang mengikuti acara tersebut dan positif dinyatakan virus corona. Keempatnya kini dalam kondisi stabil dan dirawat di rumah sakit.
Selain itu, terdapat dua jemaat GPIB yang saat ini dirawat di ruang isolasi sebuah rumah sakit. Namun, pihak GPIB belum mendapatkan penjelasan rinci dari rumah sakit apakah keduanya telah terjangkit Covid-19 atau tidak.
Lalu, GPIB mengungkapkan, terdapat empat jemaatnya yang meninggal dunia beberapa hari setelah mengikuti acara itu.
Baca juga: Pasien Positif Covid-19 di Lampung Pernah Ikut Seminar GPIB di Bogor
Dari empat orang tersebut, hanya dua orang yang sempat mengikuti pemeriksaan virus corona (Covid-19).
"Pihak rumah sakit menyampaikan, pasien yang satu terkena penyakit infeksi menular. Sementara untuk pasien satu lagi kami mendapatkan informasi dari pihak terkait bahwa pasien tersebut tidak terinfeksi Covid-19," kata Majelis dalam surat edaran itu.
Diketahui sejumlah kasus positif Covid-19 berasal dari salah satu acara keagamaan di Bogor, Jawa Barat.
Misalnya, pasien positif virus corona di Lampung diketahui pernah mengikuti perkumpulan jemaat di Bogor. Pasien positif di Kota Batam juga diketahui pernah mengikuti acara yang sama di Bogor.
Kepada Kompas.com, seorang anggota jemaat GPIB memang mengaku khawatir dan meminta peserta acara di Bogor itu untuk melakukan karantina diri.
Apalagi, ada informasi mengenai beberapa orang yang meninggal setelah menjadi peserta acara di Bogor.
Sebelumnya, Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemerintah Kota Bogor mengatakan bahwa tiga pendeta yang meninggal dunia setelah Persidangan Sinode Tahunan 2020 GPIB itu disebabkan penyakit lain.
Informasi itu didapatkan Pemkot Bogor dari panitia.
Dilansir dari Antara, Pemkot Bogor mendapat penjelasan bahwa satu orang meninggal karena penyakit demam berdarah.
Ada juga yang meninggal karena usia tua. Kemudian, ada yang dirawat di rumah sakit tapi bukan di ruang isolasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.