Namun, pihak yang berkecimpung dalam perekrutan itu enggan mengonfirmasinya. Ia menyebutkan, jika memang benar ada, biarlah kerja intelijen tidak diketahui publik.
Deputi IV KSP Juri Ardiantoro menambahkan, usai melalui asesmen ketat, seluruh orang yang diterima diwajibkan menandatangani pakta integritas.
"Jadi, meskipun tim asesmen sudah menilai bahwa seseorang telah memenuhi syarat dari sisi kompetensi dan pengalaman, itu belum cukup," ujar Juri saat dijumpai di kantornya, Rabu.
"Kami ini merepresentasikan wajah Istana. Makanya, orang yang bekerja di sini harus punya integritas tinggi. Oleh sebab itu kami semua harus menandatangani pakta integritas," kata dia.
Baca juga: Soal Wakil Kepala KSP, Wapres Sebut jika Ada Kebutuhan, Struktur Digemukkan
Moeldoko juga menerapkan etos kerja tinggi terhadap seluruh pegawai KSP. Ia melakukan evaluasi per enam bulan.
Dengan cara itu, setiap pegawai KSP dituntut untuk bekerja tepat dan efektif supaya tetap mendapatkan kepercayaan.
"Jadi kerja di sini punya standar tinggi. Bukan hanya soal integritas, tapi juga kompetensi dan kemampuan untuk bekerja efektif dalam waktu yang cepat. Jadi mengikuti tuntutan kerja tinggi," ujar mantan Komisioner KPU tersebut.
Baca juga: Harry Prasetyo, Tersangka Skandal Jiwasraya yang Pernah Berkantor di KSP
Meski demikian, terdapat beberapa jabatan strategis di KSP yang masih kosong.
Beberapa jabatan yang dimaksud, yakni Deputi I dan Deputi II. Bahkan, kursi wakil KSP juga belum diisi.
"Tapi tenang. Deputi I sudah ada, tinggal diisi. Deputi II ini yang masih dicari ya," ujar Moeldoko saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu.
Baca juga: Jokowi Terbitkan Perpres Soal Wakil Kepala KSP, PKS: Hati-hati Gunakan Hak
Sementara, soal kosongnya kursi wakil KSP, Moeldoko enggan berbicara banyak.
Saat ditanya apakah ada tarik menarik dengan kelompok politik lain terkait kosongnya kursi wakil KSP ini, Moeldoko tidak menjawab.
Ia hanya mengatakan, "Wakil KSP belum, belum tahu".
Baca juga: Jokowi Diminta Jelaskan Alasan Keberadaan Wakil Kepala KSP