Sejak dilantik kembali sebagai Kepala KSP, Jumat 25 Oktober 2019, Moeldoko langsung merancang perekrutan pegawai KSP.
Sebab, KSP lama otomatis bubar mengikuti berakhirnya masa jabatan kepala negara.
Salah seorang yang turut berkecimpung dalam perancangan perekrutan itu mengatakan, hal yang dikedepankan Moeldoko hanya satu.
Moeldoko ingin seleksi dilakukan berbasis kompetensi.
Baca juga: Staf KSP Teken Pakta Integritas, Moeldoko: Yang Tak Sepakat Cari Kerjaan Lain
Mantan Panglima TNI tersebut tidak ingin kesalahan lama terulang.
Kekhawatiran itu merujuk pada eks pimpinan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Harry Prasetyo yang pernah menjabat Tenaga Ahli Utama Kedeputian III Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-Isu Ekonomi Strategis di KSP.
Belakangan, Harry dicokok penyidik Kejaksaan Agung lantaran terlibat skandal korupsi ketika menjabat di Jiwasraya.
Pihak KSP mengaku kecolongan atas masuknya orang bermasalah tersebut.
"Makanya, asesmen dilakukan pihak ketiga agar netral. Hasil dari asesmen itu langsung dicek sendiri oleh Pak Moel. Oh ini bagus, masuk. Oh ini enggak, buang. Seribet itu," kata dia.
Baca juga: Eks Direktur Jiwasraya Sempat Kerja di KSP, Moeldoko Akui Kecolongan
Bahkan, informasi yang didapatkan Kompas.com menyebutkan, Moeldoko sampai menggunakan jejaring intelijennya untuk mengecek latar belakang orang per orang yang masuk ke dalam KSP.
Khususnya bagi mereka yang duduk di jabatan strategis.