Meskipun pada masa awal Moeldoko pernah menyebutkan bahwa KSP membuka peluang untuk kader parpol dan relawan untuk masuk, nyatanya hal yang sama juga berlaku bagi orang berlatar belakang lainnya.
"Karena pada prinsipnya, yang bekerja di sini, tenaga-tenaga profesional itu, adalah orang-orang yang berasal dari mana saja. Termasuk relawan dan parpol," ujar Juri.
"Tapi standar utama, ukuran utama untuk bekerja di sini, bukan itu. Sumbernya bisa dari mana saja. Yang penting standardnya tadi, dia punya integritas dan kompetensi yang dibutuhkan yang diukur melalui proses asesmen ketat," kata dia.
Baca juga: KSP Siap Tampung Relawan dan Kader Parpol, Moeldoko: Kami Pilih yang Profesional
Meski tidak menyebut rinci, nyatanya hanya sekitar 30 persen dari seluruh pegawai KSP yang berlatar belakang parpol dan relawan.
Salah satu informasi yang Kompas.com dapatkan, beberapa partai politik yang tak lolos ambang batas parlemen mengajukan sejumlah nama kadernya untuk masuk ke KSP.
Ada yang mengajukan lima orang, ada pula yang enam orang. Namun, seluruhnya tak lolos proses asesmen.
Baca juga: Jadi Pro Kontra, Apa Tugas Wakil Kepala KSP?
Meski demikian, Juri tidak mau berbicara spesifik mengenai informasi itu.
"Pokoknya banyak yang ditolaklah dari parpol dan relawan. Ya itu karena kompetensinya tidak masuk, itu saja," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.