Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saut Sebut Komitmen Pemberantasan Korupsi di Indonesia Tak Konsisten

Kompas.com - 08/12/2019, 20:05 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang berpendapat bahwa komitmen pemberantasan korupsi di Indonesia tidak konsisten.

Hal itu disampaikan Saut berkaitan dengan peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia yang akan jatuh pada Senin (9/12/2019) esok.

"Kalau kembali pada komitmen kita, komitemennya tidak kosisten. Pikiran, tindakan, tidak cocok," ujar Saut saat berbicara dalam diskusi 'Cross Check bertajuk Hentikan Diskon Hukuman Korupsi' di kawasan Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (8/12/2019).

Baca juga: Wapres Sebut Pemberantasan Korupsi Jalan Terus Meski Tanpa Perppu KPK

Saut mengatakan bahwa salah satu komitmen yang telah dijalankan adalah penandatanganan beberapa komitmen antikorupsi. Mulai dari komitmen internasional hingga Jakarta Principal.

"Kalau di dunia internasional, Jakarta Principal itu kayak 'nonjok' kita. Eh, kamu giat antikorupsi, bagaimana pemerintahanya?" kata dia.

Baca juga: Mahfud MD: Kita Masih Punya Kesempatan Perkuat Pemberantasan Korupsi

Di tengah tidak konsistennya pemberantasan korupsi ini, Saut juga menyoroti UU KPK yang direvisi oleh DPR dan pemerintah, beberapa waktu lalu.

Oleh karena itu, dalam kondisi Indonesia saat ini, ia masih mendorong agar peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) KPK tetap dikeluarkan.

"Makanya saya mengatakan, ya sudah perppu dikeluarkan saja. Jadi kalau mau komitmen internasional, indeks korupsi kita, ditambah UU sekarang, ya ini yang baiklah (pelaksanaannya)," kata dia. 

 

Kompas TV

Banjir yang melanda 6 desa sejak Jumat (6/12/2019) malam di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat berangsur surut. Namun genangan air masih terlihat di beberapa lokasi.

Dampak banjir yang cukup terasa adalah jembatan penghubung antar-desa mengalami penurunan badan jembatan seperti yang terjadi di Desa Nibung. Akibatnya kendaraan roda dua ataupun roda empat dengan badan kendaraan yang berbadan rendah kesulitan untuk melewati jembatan antar desa ini lantaran jembatan tergenangi air. Dengan menggunakan peralatan seadanya warga bergotong royong mengangkat kendaraan roda dua yang melintas baik dari arah ibu kota Sambas maupun sebaliknya.

Sebelumnya banjir di 6 desa Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat disebabkan hujan deras selama 2 hari meluapnya sungai liku dan dampak air laut pasang. Banjir terparah terjadi di Desa Nibung dengan ketinggian air mencapai 110 sentimeter.

Warga yang terdampak banjir ada yang bertahan di rumah. Sementara sebagian lainnya mengungsi di rumah kerabat. Koordinasi terus dilakukan pemkab dan BPBD untuk menangani banjir Kecamatan Paloh ini.

#Sambas #Banjir #KalimantanBarat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Yakin 'Presidential Club' Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin "Presidential Club" Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com