Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Jokowi Tak Usah Minta Maaf, Kabinet Itu Hak Prerogatif

Kompas.com - 29/10/2019, 18:44 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno berpendapat, Presiden Joko Widodo tidak semestinya meminta maaf kepada kelompok-kelompok yang tidak mendapatkan kursi di Kabinet Indonesia Maju.

Sebab, komposisi menteri dan wakilnya sepenuhnya adalah hak prerogatif presiden.

Jika presiden meminta maaf, justru memperkuat dugaan publik tentang adanya bagi-bagi kursi menteri di kabinet.

"Mestinya Jokowi tidak usah minta maaf, karena komposisi menteri hak prerogatifnya yang tidak bisa diintervensi siapapun," kata Adi kepada Kompas.com, Selasa (28/10/2019).

"Permintaan maaf ini justru menebalkan keyakinan publik bahwa postur kabinet sekarang ini adalah bagian dari kompromi dan akomodasi politik," lanjut dia.

Baca juga: Wasekjen PPP Sebut PKPI, Hanura dan PBB Kecewa Tak Dapat Jatah Menteri

Adi menilai, permintaan maaf itu adalah bentuk perasaan tak enak hati Jokowi kepada Hanura.
Sebab, Hanura menjadi satu dari sedikit kelompok pendukung Jokowi yang tak mendapat tempat di kabinet.

Kelompok lain yang tidak mendapatkan jatah kursi menteri adalah Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) pimpinan Diaz Hendropriyono serta sejumlah organisasi masyarakat.

Adi mengatakan, jika memang Jokowi ingin meminta maaf pada pendukungnya yang tak mendapat kursi kabinet, seharusnya ia juga minta maaf kepada PKPI dan beberapa ormas.

"Mestinya presiden juga minta maaf ke PKPI dan ormas pendukung lain yang agresif memenangkan Jokowi pilpres lalu," ujarnya.

Baca juga: 3 Milenial di Kabinet Indonesia Maju: Nadiem, Jerry, dan Angela Tanoesoedibjo

Presiden Joko Widodo sebelumnya meminta maaf jika ada pendukungnya yang tidak terakomodasi untuk masuk ke dalam Kabinet Indonesia Maju.

Hal itu disampaikan Jokowi saat membuka Musyawarah Besar X Pemuda Pancasila di Jakarta, Sabtu (26/10/2019).

Turut hadir dalam acara itu kader Pemuda Pancasila yang juga Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO).

OSO membawa Partai Hanura mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019 lalu.

Namun, Jokowi belum memberi jatah kursi untuk kader Hanura, baik sebagai menteri, pejabat setingkat menteri, atau wakil. 

 

Kompas TV Presiden Jokowi resmi melantik menteri untuk Kabinet Indonesia Maju 2019-2024. Latar belakang menteri dari pengusaha, penyelenggara negara, dan politikus. Berikut setidaknya 5 menteri terkaya di kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin. Menteri terkaya pertama kemungkinan besar Menteri BUMN Erick Thohir. Disebut "mungkin" karena belum ada laporan akurat tentang jumlah kekayaannya. ET setidaknya mengantongi uang Rp6,2 triliun dari kepemilikan dan hasil menjual saham di klub olahraga sepanjang 2013-2016. Ini belum termasuk kekayaan dari bisnis lain, seperti bidang media massa. Kekayaan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyentuh angka Rp1,95 triliun. Data ini berdasarkan LHKPN yang disetorkan Prabowo pada tahun 2018. Kekayaan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim ditaksir Rp1,4 triliun. Data berdasarkan laporan Globe Asia pada 2018. Kala itu, Nadiem masuk dalam 150 daftar orang terkaya di Indonesia. Kekayaan Menteri Pariwisata dan Ekonimi Kreatif Wishnutama capai Rp1,45 triliun. Data ini berdasarkan laporan dari networthroll.com. Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memiliki harta Rp660 miliar. Luhut terakhir kali melaporkan harta kekayaan pada 19 Juni 2015. Kala itu, Luhut menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan. #MenteriTerkaya #MenteriJokowi #KabinetIndonesiMaju
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan 'Bargain'

Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan "Bargain"

Nasional
Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Nasional
KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

Nasional
Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai

Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai

Nasional
Timwas Haji DPR RI Minta Kemenag Pastikan Ketersediaan Air dan Prioritaskan Lansia Selama Puncak Haji

Timwas Haji DPR RI Minta Kemenag Pastikan Ketersediaan Air dan Prioritaskan Lansia Selama Puncak Haji

Nasional
Timwas Haji DPR Minta Oknum Travel Haji yang Rugikan Jemaah Diberi Sanksi Tegas

Timwas Haji DPR Minta Oknum Travel Haji yang Rugikan Jemaah Diberi Sanksi Tegas

Nasional
Kontroversi Usulan Bansos untuk 'Korban' Judi Online

Kontroversi Usulan Bansos untuk "Korban" Judi Online

Nasional
Tenda Haji Jemaah Indonesia di Arafah Sempit, Kemenag Diminta Beri Penjelasan

Tenda Haji Jemaah Indonesia di Arafah Sempit, Kemenag Diminta Beri Penjelasan

Nasional
MUI Minta Satgas Judi Online Bertindak Tanpa Pandang Bulu

MUI Minta Satgas Judi Online Bertindak Tanpa Pandang Bulu

Nasional
Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Nasional
MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

Nasional
[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK 'Gentle'

[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK "Gentle"

Nasional
Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Nasional
Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com