Fit and proper test
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Asep Adi Saputra menuturkan bahwa fit and proper test untuk Idham dilaksanakan pekan ini.
"Insya Allah setelah peresmian alat kelangkapan dewan ini, minggu depan (pekan ini) itu juga akan dilaksanakan fit and proper test," kata Asep.
Fit and proper test akan dilakukan setelah dibentuknya Komisi III DPR rencananya diresmikan pekan ini.
Setelah itu, barulah Komjen Idham Aziz dapat dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai Kapolri.
"Berdasarkan mekanisme yang ada di DPR, baru minggu depan (minggu ini) alat kelengkapan dewan akan diresmikan," kata Asep.
Siapa Idham?
Jenderal bintang tiga yang lahir di Kendari, Sulawesi Tenggara, pada 1963 ini merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 1988.
Saat ini, Idham menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri. Ia mulai menjabat sebagai Kabareskrim sejak Januari 2019.
Seperti Tito, Idham juga dikenal berpengalaman di bidang reserse dan antiteror. Diketahui, ia pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Densus 88 Antiteror Polri pada 2010.
Idham diketahui sudah sering kali bekerja sama dengan Tito, salah satunya ketika mereka melumpuhkan teroris bom Bali, Dr Azahari dan komplotannya di Batu, Jawa Timur, pada 9 November 2005.
Baca juga: Waketum Gerindra: Idham Aziz Kompeten, Memenuhi Syarat Jadi Kapolri
Dengan pengalaman di bidang terorisme, gaya kepemimpinannya diprediksi tak lepas dari pendekatan Densus 88.
Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menilai, dalam memimpin institusi Polri nantinya, Idham cenderung menggunakan pendekatan ala Densus 88 yang lebih condong ke arah penindakan dibanding pencegahan.
"Pak Idham ini juga mempunyai background dari Densus 88. Bayangan saya ke depan ini, style kepemimpinan Polri juga masih menggunakan Densus 88 yang lebih menekankan pada penindakan daripada pencegahan," kata Bambang ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (24/10/2019).
Mengenai fit and proper test dan keraguan terhadapnya, Idham hanya minta didoakan. "Minta doanya," kata dia, Minggu (27/10/2019).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.