Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Keterangan Novel dan Miryam S Haryani dalam Sidang Markus Nari

Kompas.com - 09/10/2019, 18:58 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan anggota Komisi II DPR, Miryam S Haryani dan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan menyampaikan keterangan yang berbeda di persidangan mantan anggota Komisi II DPR, Markus Nari.

Novel dan Miryam diperiksa untuk Markus, terdakwa kasus dugaan merintangi proses pemeriksaan dalam persidangan kasus korupsi pengadaan proyek kartu tanda penduduk (KTP) berbasis elektronik atau e-KTP.

Pada awalnya, Miryam mengaku ditekan penyidik saat ia diperiksa jadi saksi dalam perkara e-KTP dengan tersangka saat itu, mantan pejabat Kementerian Dalam Negeri, Irman dan Sugiharto.

"Waktu itu saya mencabut BAP saya terus ditanya hakim kenapa dicabut? Terus saya jawab, saya ditekan dalam proses penyidikan, ada penekanan," kata Miryam di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (9/10/2019).

Baca juga: Jaksa Cecar Miryam S Haryani Terkait Pertemuan dengan Markus Nari

Miryam memaparkan, salah satu penyidik yang menekan dirinya dalam pemeriksaan di KPK adalah Novel.

"Ada penekanan terhadap diri saya, sejak awal oleh Pak Novel. Saya sudah terangkan waktu itu di pengadilan saat bersaksi," ujar Miryam.

Namun, dalam persidangan Markus, Novel membantah telah menekan Miryam dalam pemeriksaan di KPK. Menurut Novel, penyidik yang sering memeriksa Miryam adalah Irwan Susanto.

"Pertama kali yang periksa bukan saya, saya penyidikan dalam e-KTP saya koordinator penyidikan. Yang meriksa seingat saya itu tim saya bernama Irwan Susanto, tapi seingat saya pemeriksaan yang keempat saya yang memeriksa ibu Miryam," kata Novel.

Novel menyampaikan, pada saat pemeriksaan keempat, ia dipanggil oleh rekannya karena Miryam ingin bertemu.

Rekannya sesama penyidik juga menyampaikan bahwa Miryam mampu menyampaikan keterangan apa adanya dan terbuka.

Miryam, lanjut Novel, menyampaikan banyak hal secara rinci terkait kasus e-KTP saat itu.

Selain itu, menurut Novel, Miryam justru yang mengaku khawatir dirinya diancam pihak lain. Sebagai penyidik, Novel menanyakan apakah Miryam perlu perlindungan saksi.

"Tapi karena beliau sebagai anggota DPR dan punya protokol barang kali beliau menolak. Dan apabila nanti ada membutuhkan, beliau menyampaikan kembali," kata dia.

Namun, Miryam kembali membantah keterangan Novel di persidangan Markus itu.

"Saya tidak pernah panggil Pak Novel, di penyidikan itu, apa kapasitas saya? Kan KPK yang memanggil saya sebagai saksi, terus ujug-ujug, saya mau cari Pak Novel dong. Helooo, apa kapasitas saya?" kata Miryam.

Baca juga: Novel Baswedan dan Miryam S Haryani Jadi Saksi dalam Sidang Markus Nari

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com