Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petinggi PT HTK Akui Ada Memo Internal soal Pencairan Fee Bowo Sidik

Kompas.com - 28/08/2019, 18:40 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - General Manager of Finance PT Humpuss Transportasi Kimia (HTK) Mashud Masdjono mengakui ada memo internal untuk mengurus pencairan fee ke anggota Komisi VI DPR Bowo Sidik Pangarso.

Hal itu diungkapkan Mashud saat bersaksi untuk Bowo, terdakwa kasus dugaan suap terkait kesepakatan kerja sama pekerjaan pengangkutan dan atau sewa kapal antara PT Pupuk Indonesia Logistik (PILOG) dan PT HTK.

"Ada memo internal dari Bu Asty (Marketing Manager PT HTK), di situ ada permintaan uang, di situ dijelaskan," kata Mashud di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (28/8/2019).

Baca juga: Penyuap Bowo Sidik Pangarso Divonis 1 Tahun 6 Bulan Penjara

Menurut Mashud, fee tersebut berupa jasa commercial fee untuk PT Inersia Ampak Engineers (IAE), perusahaan yang dimiliki Bowo Sidik. Perusahaan itu dikelola oleh orang kepercayaan Bowo, Indung Andriani.

"Untuk maksud Inersia itu untuk Pak Bowo?" tanya jaksa KPK Ikhsan Fernandi.

"Iya dibilang itu. Dikasih tahu sama Asty," kata Mashud.

Di luar kesepakatan dalam bentuk perjanjian, sebelumnya Mashud juga mengakui bahwa Asty pernah meminta adanya advance fee untuk Bowo dengan nilai total Rp 1 miliar.

"Ada permintaan advance fee untuk Pak Bowo," kata dia.

Kemudian, dalam memo internal, Asty juga meminta commercial fee untuk pemilik PT Tiga Macan, Steven Wang.

Baca juga: Miliaran Rupiah Suap dan Gratifikasi Bowo Sidik untuk Nyaleg...

Steven merupakan pihak yang menyarankan Asty untuk menemui dan berkonsultasi dengan Bowo. Steven memandang Bowo selaku Wakil Ketua Komisi VI DPR memiliki akses ke PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC).

"Saya enggak tahu kaitannya dengan Steven. Yang pasti ada memonya saja dengan melampirkan perjanjiannya," ungkap Mashud.

"Jadi sesuai alurnya, setelah dapat persetujuan direksi, keuangan proses, kemudian kasir memberikan uang ke Bu Asty," tambah Mashud.

Kemudian, Mashud mengonfirmasi ada memo dari Asty untuk menyiapkan 14.700 dollar AS untuk Dirut PT PILOG saat itu, Ahmadi Hasan.

"Sebelumnya di chat Bu Asty ada permintaan 'donat' tapi karena saya artikan itu uang, itu saya menolak, itu enggak ada kontraknya. Faktanya, Bu Asty lompat ke kasir minta uang, itu dari keterangan sebelumnya dari Bu Asty dan Bu Desi (staf keuangan PT HTK) di BAP juga itu ada 14.700 (dollar AS) ya," katanya.

Baca juga: Dirut Pupuk Indonesia Anggap Bowo Sidik Teman Dekat Pejabat PT HTK

Dalam kasus ini, Bowo Sidik Pangarso didakwa menerima suap sebesar 163.733 dollar Amerika Serikat (AS) atau setara sekitar Rp 2,3 miliar dan uang tunai Rp 311,02 juta secara bertahap.

Suap itu diberikan oleh Marketing Manager PT HTK Asty Winasti atas sepengetahuan Direktur PT HTK Taufik Agustono.

Pemberian uang itu dimaksudkan agar Bowo membantu PT HTK mendapatkan kerja sama pekerjaan pengangkutan dan atau sewa kapal dengan PT PILOG. Perjanjian itu terkait distribusi amonia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com