Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Minta Pansel Capim Tak Reaktif dengan Masukan Publik

Kompas.com - 26/08/2019, 20:54 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK atau Pansel Capim KPK tidak reaktif dengan masukan dari publik.

"KPK mengajak dan berharap pada Pansel agar tidak reaktif dan resisten dengan masukan publik," ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah dalam keterangannya, Senin (26/8/2019).

Febri mengatakan, Pansel KPK cukup membuktikan integritas dan kinerjanya saja dengan bekerja semaksimal mungkin dalam memilih calon pimpinan KPK yang kredibel dan berintegritas.

Baca juga: Ini Alasan Pansel Tunjuk Luhut dan Meutia Jadi Panelis Seleksi Capim KPK

Menurut dia, kritik dalam pelaksanaan tugas publik merupakan hal yang wajar dan semestinya dapat diterima dengan bijak.

"KPK juga sering dikritik oleh masyarakat, tapi itu kami letakkan sebagai masukan dan saran yang harus diterima dan didalami," kata Febri.

"Karena kami paham, KPK adalah milik publik, milik masyarakat Indonesia," ujar dia.

Febri melanjutkan, kritik merupakan upaya yang luar biasa dari masyarakat untuk menjaga KPK.

"Dan hal itu berimbas pada kritik yang keras pada Pansel Capim KPK setelah melihat 20 nama yang lolos di tahap profile assessment kemarin," ucap Febri.

"Kami memandang itu adalah bentuk kecintaan publik terhadap KPK dan harapan publik pada Pansel KPK," kata dia.

Baca juga: Banyak Dikritik, Pansel KPK Berharap Bisa Diskusi dengan Jokowi

Pada Senin (26/8/2019), Pansel Capim KPK menggelar tes kesehatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat bagi 20 orang Capim KPK yang lolos tahapan profile assessment.

Selanjutnya, pada Selasa (27/9/2019), Pansel Capim KPK juga akan menghadapi tes wawancara dan uji publik hingga tanggal 29 Agustus 2019 di Kementerian Sekretariat Negara.

Ke-20 orang yang lolos capim KPK tersebut berasal dari berbagai latar belakang, antara lain KPK (2 orang), anggota Polri (4 orang), akademisi/dosen (3 orang), jaksa (4 orang), auditor (1 orang), PNS (2 orang), advokat (1 orang), hakim (1 orang), pensiunan jaksa (1 orang), dan lain-lain 2 orang.

Pansel Capim KPK sendiri mendapat banyak sorotan karena telah meloloskan para capim yang dianggap memiliki rekam jejak yang buruk.

Salah satunya, yang disampaikan oleh Indonesia Corruption Watch (ICW) yang mempertanyakan indikator yang digunakan Pansel KPK dalam meloloskan ke-20 nama capim KPK itu.

Ini termasuk juga dari Koalisi Kawal Calon Pimpinan KPK yang menduga adanya risiko konflik kepentingan sejumlah anggota Pansel Capim KPK.

Baca juga: Jumat, Pansel Umumkan 10 Capim KPK untuk Diserahkan ke Jokowi

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com