Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Pengadilan, Terdakwa Penyuap Direktur PT Krakatau Steel Minta Maaf ke Orangtua

Kompas.com - 09/08/2019, 03:55 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Tjokro Bersaudara, Kurniawan Eddy Tjokro, alias Yudi Tjokro minta maaf kepada ayah dan ibunya karena terjerat kasus dugaan suap pengadaan barang dan jasa di PT Krakatau Steel.

"Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada orang tua saya. Papa, Mama, Yudi minta maaf. Karena di hari tuanya secara tidak saya sadari mereka menjadi susah akibat kelalaian dan kecerobohan saya telah merepotkan dan menyulitkan mereka," kata Yudi saat membaca nota pembelaan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (8/8/2019).

Ia juga menyesal lantaran memenuhi permintaan penghubungnya di Krakatau Steel, Karunia Alexander Muskitta memberi uang sebesar Rp 55,5 juta.

Baca juga: Bantu Akses ke Pejabat Krakatau Steel, Saksi Mengaku Dapat Fee dari Dirut Grand Kartech

Yang sebagian pemberiannya, diserahkan Alexander sebagai kado pernikahan putri Direktur Produksi dan Teknologi PT Krakatau Steel Wisnu Kuncoro. Alexander menyerahkan uang Rp 20 juta ke Wisnu di sebuah kafe di kawasan Bintaro.

Dalam fakta persidangan, Alexander mengaku uang itu bersumber dari Yudi dan terdakwa lainnya, Direktur Utama Grand Kartech Kenneth Sutardja.

Yudi memenuhi permintaan itu hanya didasarkan kepeduliannya ke Alexander sebagai seorang teman. Alexander dinilainya juga telah membantu perusahaannya menawarkan produk-produk Tjokro Bersaudara ke Krakatau Steel.

Baca juga: Kasus Suap Krakatau Steel, Dirut Tjokro Bersaudara Dituntut 1 Tahun 8 Bulan Penjara

Menurut Yudi, pemberian uang untuk Wisnu tak dimaksudkan agar perusahaannya mendapatkan pekerjaan proyek.

"Ternyata tindakan saya kali ini adalah sebuah keliruan dan malah mencelakakan yang mengakibatkan penderitaan bukan hanya kepada saya melainkan juga kepada anak dan istri saya, orang tua, serta karyawan-karyawan saya," ujar dia.

Tersangka kasus suap pengadaan barang dan jasa di PT Krakatau Steel (Persero) Wisnu Kuncoro (kanan) berjalan usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Jumat (19/7/2019). Wisnu menjalani pemeriksaan lanjutan terkait suap dari Presiden Direktur PT Grand Kartech Kenneth Sutardja dan Bos Tjokro Group Kurniawan Eddy Tjokro alias Yudi Tjokro untuk proyek pengadaan kontainer dan boiler atau ketel uap di PT Krakatau Steel Tahun 2019 senilai Rp24 miliar dan Rp2,4 miliar. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/ama. ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA Tersangka kasus suap pengadaan barang dan jasa di PT Krakatau Steel (Persero) Wisnu Kuncoro (kanan) berjalan usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Jumat (19/7/2019). Wisnu menjalani pemeriksaan lanjutan terkait suap dari Presiden Direktur PT Grand Kartech Kenneth Sutardja dan Bos Tjokro Group Kurniawan Eddy Tjokro alias Yudi Tjokro untuk proyek pengadaan kontainer dan boiler atau ketel uap di PT Krakatau Steel Tahun 2019 senilai Rp24 miliar dan Rp2,4 miliar. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/ama.
"Saya sangat menyesal telah melakukan perbuatan yang ternyata saat ini baru saya ketahui dikategorikan sebagai suatu perbuatan yang melawan hukum, dan saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi," sambung Yudi.

Dalam kasus ini, Yudi Tjokro dituntut 1 tahun 8 bulan penjara dan denda Rp 100 juta subsider 6 bulan kurungan oleh jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Yudi dianggap terbukti menyuap Direktur Produksi dan Teknologi PT Krakatau Steel Wisnu Kuncoro sebesar Rp 55,5 juta melalui Karunia Alexander Muskitta.

Baca juga: Dirut Grand Kartech Anggap Penghubungnya ke Krakatau Steel Bawa Musibah

Pemberian uang itu dengan maksud agar Wisnu memberikan persetujuan pengadaan pembuatan dan pemasangan 2 unit spare bucket wheel stacker/reclaimer primary yard dan harbors stockyard.

Keseluruhan proyek di Krakatau Steel itu bernilai Rp 13 miliar. Menurut jaksa, PT Tjokro Bersaudara telah bekerja sama dengan Krakatau Steel sejak 1984.

Pada 2010, Yudi meminta bantuan Alexander untuk mendapatkan proyek di Krakatau Steel. Alexander kemudian mendorong agar Tjokro Bersaudara dapat menjadi pelaksana proyek di Krakatau Steel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com