Kemajemukan Indonesia tidak bisa disikapi dengan pemikiran sempit dan fanatisme, pandangan yang menganggap di luar kelompoknya adalah salah.
Dalam menguraikan peristiwa dan fakta sejarah, KH Maimun Zubair banyak memberikan sejumlah perspektif, misalnya terkait dengan kekhalifahan Islam.
Menurutnya, saat ini khilafah sudah tidak ada dan telah digantikan oleh nasionalisme.
Meski sejarah kekhalifahan pernah mencapai masa kejayaannya, tetapi sejarah harus dikontekstualisasikan. Artinya harus menyesuaikan dengan kondisi saat ini.
Lebih lanjut, dalam berbagai acara menyangkut kebangsaan, KH Maimun Zubair sering dijumpai di dalamnya.
Baca juga: Sosok Kiai Maimun Zubair di Mata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin
Bahkan pada Multaqo Alim Ulama yang dihadiri oleh sekitar 1500 ulama, KH Maimun Zubair menjadi inisiator acara itu bersama dengan Habib Lutfi bin Yahya.
Kabar mengenai meninggalnya KH Maimun Zubair pun mengundang duka dari berbagai kalangan. Hal ini dikarenakan sosok KH Maimun Zubair memiliki tempat sendiri di mata beberapa tokoh di Indonesia.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengungkapkan rasa kehilangannya yang mendalam.
"Kita sungguh sangat kehilangan beliau. Beliau adalah orang tua kita, guru kita, pembimbing kita, panutan kita. Tapi saya ingin mengajak semua umat Islam Indonesia, khususnya para muridnya, pengikutnya, anak-anaknya, untuk mengikhlaskan kepergian beliau," ujar Lukman dalam video yang diterima KOMPAS.com dari Kementerian Agama, Selasa (6/8/2019).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.