JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan kekhawatirannya pada konflik yang terus terjadi di tubuh Partai Golkar.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini meminta kader yang kecewa tak membentuk partai baru.
Keretakan partai akibat sakit hati yang berujung mendirikan partai baru seolah menjadi kebiasaan lama di partai Golkar.
Baca juga: Jusuf Kalla Minta yang Kecewa di Golkar Tak Bentuk Partai Baru
Semestinya, kata Kalla, kecintaan dengan partai harus ditunjukkan dengan mencari jalan tengah yang baik.
"Hanya dengan cara demokratis, orang tak akan pecah. Orang akan puas untuk tidak menang-menangan apabila demokrasi suatu partai demokratis. Intinya adalah bagaimana kelola partai dengan demokratis," kata Kalla, Rabu (31/7/2019).
Pernyataan Kalla tersebut mengingatkan perpecahan di tubuh partai beringin, yang tak jarang terjadi.
Baca juga: Ketum PAN: Kalau Ada yang Tidak Suka Garbi, Itu Aneh
Beberapa kader partainya bahkan mendirikan partai-partai baru.
Partai Gerindra dibentuk Prabowo Subianto, Partai Hanura didirikan Wiranto, dan Partai Nasdem dibesut Surya Paloh yang ketiganya pernah menjadi bagian dari Golkar.
Berikut adalah cerita singkat soal pecahan-pecahan partai yang punya alasan sendiri mengapa memisahkan diri dari "induknya"
1. Partai Gerindra
Prabowo Subianto pernah mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Golkar pada Konvensi Capres Golkar 2004.
Meski lolos sampai putaran akhir, akhirnya mimpi Prabowo kandas di tengah jalan karena kalah suara.
Baca juga: Prabowo Subianto dan Upayanya Empat Kali Maju dalam Pilpres...
Beberapa tahun setelahnya, Prabowo memilih hengkang dari Golkar dan mendirikan Partai Gerindra, tepatnya pada 6 Februari 2008.
Alasannya, ia merasa kurang maksimal mengeluarkan gagasannya dan juga tak tahan berada di Golkar yang selalu berorientasi dengan uang.
Ia mendirikan partai bersama adiknya, Hashim Djojohadikusumo, Fadli Zon yang merupakan mantan aktivis, serta mantan Deputi V Badan Intelijen Negara Bidang Penggalangan Muchdi Purwoprandjono dan tokoh lainnya.
2. Partai Hanura
Partai Hanura dirintis Wiranto semasa masih menjadi kader Partai Golkar pada Novemver 2006.
Kemudian, pada Desember 2006, Wiranto menyerahkan surat pengunduran dirinya dari Partai Golkar.
Baca juga: Saat Wiranto Bernostalgia di Acara Golkar
Saat masih menjadi kader, Wiranto pernah memenangkan Konvensi Calon Presiden Partai Golkar pada 2004.
Ia mengalahkan Akbar Tandjung yang saat itu menjabat Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar.
Kemudian, Wiranto diusung menjadi capres dari Golkar bersama Salahuddin Wahid tapi kalah suara pada putaran pertama.