Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Berdirinya Partai dan Ormas Eks Kader Golkar dan PKS

Kompas.com - 01/08/2019, 16:16 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

3. Partai Nasdem

Saat masih menjadi kader Partai Golkar sebagai Ketua Pembina, Surya Paloh juga mendirikan organisasi masyarakat bernama Nasional Demokrat.

Baca juga: Nasdem Takkan Jadi Partai Politik

Ormas tersebut kemudian resmi menjadi partai pada 26 Juli 2011. Partai Golkar tak menerima dualisme tersebut dan memberi ultimatum.

Surya pun memilih keluar dari Partai Golkar setelah puluhan tahun menjadi kadernya dan fokus mengelola Nasdem.

Baca juga: Surya Paloh Tak Nyaman dengan Hary Tanoe?

Selain kecewa dengan sistem partai beringin, pengunduran dirinya tersebut merupakan kumulasi dan suatu anti-klimaks, karena ide-ide yang dia usung tidak memperoleh ruang di Partai Golkar.

Selain itu, Surya menilai Partai Golkar tidak mampu berinteraksi dengan satu keinginan yang timbul dalam masyarakat sehingga angka pemilihnya terus merosot.

4. Partai Perindo

Berdirinya Partai Perindo dideklarasikan pada 7 Februari 2015. Partai ini didirikan oleh Hary Tanoesoedibjo, pengusaha dan pemilik MNC Group yang bergerak di bidang media.

Meski banyak terjun di bidang usaha, ia juga pernah menjejaki karir di partai politik.

Diketahui, Hary pernah bergabung dalam Partai NasDem dan Partai Hanura.

Ketum Perindo Hary Tanoesoedibjo bersama Presiden Joko Widodo di beranda Istana Presiden Bogor, Sabtu (28/7/2018).KOMPAS.com/Fabian Januarius Kuwado Ketum Perindo Hary Tanoesoedibjo bersama Presiden Joko Widodo di beranda Istana Presiden Bogor, Sabtu (28/7/2018).

Baca juga: Setelah Gagal di Nasdem dan Hanura, Hary Tanoe Deklarasikan Partai Perindo

Hary Tanoe resmi bergabung dengan Nasdem pada Oktober 2011.

Di Nasdem, Hary menduduki posisi sebagai Ketua Dewan Pakar dan Wakil Ketua Majelis Nasional.

Selang setahun, Hary memutuskan cabut dari Nasdem karena "perang dingin" dengan Surya Paloh.

Ia pun pindah ke Partai Hanura dan menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Partai.

Baca juga: Menkumham: Perindo Gunakan Badan Hukum Partai Lain, kemudian Ganti Nama

Ia sempat berpasangan dengan Wiranto sebagai bakal calon presiden dan wakil presiden pada 2014.

Namun, pencalonan mereka kandas dan Hary pun mundur dari Hanura.

Terlebih lagi karena perbedaan pandangan politik dengan Hanura yang merapat ke kubu Jokowi di Pilpres 2014.

5. Partai Berkarya

Dilihat dari lambangnya, terlihat jelas bahwa Partai Berkarya merupakan pecahan dari Partai Golkar.

Keduanya memiliki lambang yang mirip, yakni pohon beringin.

Partai ini didirikan pada 15 Juli 2016 dan disahkan pada Oktober 2016.

Baca juga: Partai Berkarya Usung Tommy Soeharto Maju di Pilpres 2019

Halaman:


Terkini Lainnya

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com